Berawal dari scene musik indie di Jakarta yang sedang terasuki aliran rock Britania yang sarat pengaruh band semacam Radiohead, Muse atau Coldplay di awal era tahun 2000an. Sekelompok pemuda dari kawasan Lebak Bulus mulai merambah dari panggung ke panggung membawakan lagu-lagu dari band-band tersebut.
Kematangan di panggung mereka peroleh melalui pengalaman bertahun-tahun itu dituangkan dalam sebuah album perdana yang dikerjakan dengan penuh totalitas, memadukan pengalaman dan kreatifitas untuk menghasilkan karya-karya yang memiliki ciri khas tersendiri di kancah musik Indonesia yang didominasi lagu-lagu pop monoton. Karena itulah, `Black Star` berupaya memberikan sesuatu yang lain dalam sentuhan musik alternatif beraroma Britania.
Dengan formasi terakhir, yaitu: Emir (vokal), Alul (gitar), Yudi (gitar), Q-nos (bas), Ine (kibor) dan Roby (drum), mereka merilis album bekerja sama dengan Fiasco Records. Proses rekaman album perdana mereka sendiri membutuhkan waktu sekitar 3 tahun, mulai dari menyiapkan materi, meramu aransemen dan komposisi hingga ke penataan proses rekaman. Hasilnya, sebuah album dengan nuansa gelap dengan ciri khas warna suara dan gaya bernyanyi Emir yang unik dan berbeda dari vokalis band Indonesia pada umumnya.
Album `Black Star` sendiri berkisar seputar penyakit yang berjangkit di masyarakat. Entah itu penyakit biologis, psikologis ataupun sosial. "Kami ingin mengangkat tema-tema yang jarang disentuh oleh band-band lain,” tutur Emir. Singel pertama dari album ini berjudul “Abnormal Aku” mendapat sambutan cukup baik di kalangan pecinta musik indie Indonesia. Single yang menceritakan seorang penderita disleksia ini mengalun sendu dengan nuansa gelap namun terdengar manis di telinga berkat balutan pop yang diusung `Black Star`. Seacara tidak langsung kita diingatkan untuk membangun empati terhadap sesama, bahwa manusia tak luput dari ‘kekurangan’. “Sebenarnya di dunia ini tidak ada orang yang normal, karena setiap manusia berbeda. Setiap orang punya keunikan tersendiri.” kata Alul, gitaris `Black Star`. Album yang tidak familiar, topik yang tidak familiar, musik yang tidak familiar, tapi mereka yakin dengan album ini. Black Star! Dan biarlah Sang Bintang Hitam ini berteriak lantang tentang semua penyakit dan kesakitan mereka!
Tahun 2011 ini, mereka sempat merilis singel "Waste" untuk kompilasi We Are All Palestinian, sebuah proyek amal untuk korban perang di Palestina dari LSM Voice of Palestina (VoP), dan singel "Never Leave", rilis 9 September 2011, untuk kompilasi amal "Not By Yourself" dari label CanvasEye Music (Amerika Serikat) untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang beberapa waktu yang lalu. Pada 2016, mereka merilis album "Luar Angkasa" bersama Demajors Independent Music Industry (DIMI).
Luar Angkasa (2016) - Demajors Independent Music Industry
International compilation:
NBY2012: Not By Yourself (2012) available on Amazon.com
Spoiler for Winner of BEST OVERALL MALE ACT VIMA 2013:
Emir, the lead singer for the experimental-pop act, Blackstar from Indonesia has been chosen as the Best Overall Male act for VIMA 2013 music awards.
The bands graceful melodies and Emir’s unique vocals that echo similar shades to a Radiohead-Travis hybrid, stood out amongst the nominees of the category. In 2nd place was a former VIMA award winner, the Malaysian based, Nigerian hip-hopper, Young Stunna. 3rd place went to Shaneil Devaser of Malaysia.
Emir will be in attendance at the awards night on February 24th,2013 to receive his crystal award. Both Young Stunna and Shaneil Devaser will receive a special recognition cert that will be sent after the awards show. (Bite My Music)
Spoiler for Trax Magazine:
Spoiler for Booking contact:
Gugun - +62 878-8955-5656 (WA/SMS)
Mahdesi - 089636712583 LINE @justblackstar
Spoiler for Komik 'Kostum: Seratoes Ploes Aspirasi' karya Haryadhi terbitan Gramedia: