Komodor Yosaphat Sudarso, Deputi Kepala Staf Angkatan Laut ini gugur dalam pertempuran di Laut Aru. KRI Macan Tutul yang dinaikinya tenggelam dihajar meriam kapal Belanda.
Saat itu konfrontasi antara Indonesia dan Belanda dalam memperebutkan Irian Barat sedang panas-panasnya. TNI menggelar operasi rahasia untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian. Para sukarelawan yang sudah dilatih kemiliteran ini diterbangkan Hercules TNI AU ke Kepulauan Maluku kemudian pindah naik motor torpedo boat (MTB) milik TNI AL.
MTB sejatinya bukan kapal pengangkut pasukan. Namun karena kecepatannya, kapal ini dipilih. Walau namanya torpedo boat, ternyata saat itu kapal-kapal buatan Jerman itu belum memiliki torpedo.
Ada empat MTB yang diberangkatkan dari Tanjung Priok. Namun salah satunya tak bisa melanjutkan perjalanan. Hanya KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau yang meneruskan misi ini.
Saat itu Yos Sudarso adalah orang nomor dua di TNI AL. Sebagai perwira tinggi, hal yang aneh dia ikut dalam kapal dan mengikuti operasi rahasia dengan risiko kematian tinggi. Tapi demi solidaritas pada anak buah dan keinginan untuk mengibarkan merah putih di Irian, Yos turut dalam misi itu.
Senin 15 Januari 1962 malam, iring-iringan tiga KRI tercium patroli udara Belanda di atas laut Aru. Pesawat Neptune Belanda segera mengontak tiga kapal perang Hr. Ms. Evertsen Hr. Ms. Kortenaer dan Hr. Ms. Utrecht.
Suara tembakan meriam segera memenuhi lautan. Secara persenjataan, tiga kapal Belanda dan dibantu pengintaian udara bukan tandingan tiga KRI.
KRI Macan tutul yang ditumpangi Yos maju menuju kapal Belanda. Dia mengambil alih komando pertempuran. Macan Tutul sengaja menjadi umpan agar KRI Harimau dan Macan Kumbang bisa meloloskan diri.
Tembakan meriam Belanda membakar Macan Tutul. Sebelum tenggelam, Komodor Yos Sudarso berkata di radio. "Kobarkan terus semangat pertempuran!"
Beberapa menit kemudian kapal yang ditumpanginya tenggelam. Perwira gagah berani ini gugur di Perairan Aru. Dua KRI lainnya berhasil lolos dan menyelamatkan diri ke perairan dangkal.
Untuk menghormati para pahlawan ini setiap tanggal 15 Januari, TNI AL memperingati Hari Darma Samudera.