- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kota Sawahlunto, Kota Tambang Nan Eksotis yang Nyaris Menjadi "Kota Hantu"
TS
greenfro
Kota Sawahlunto, Kota Tambang Nan Eksotis yang Nyaris Menjadi "Kota Hantu"
Kota Sawahlunto, Kota Tambang Nan Eksotis yang Nyaris Menjadi "Kota Hantu"
Berikut beberapa Ulasan Mengenai Kota SawahLunto
Yup Sekian Ulasan tentang Kota SawahLunto, lebih lengkap AGANdan SISTA bisa Mengunjungi website resmi Kota SawahLunto disana ada beberapa tempat PARIWISATA unggulan daerah tersebut. Terimakasih, bertemu lain kali di thread ane yang lain gan sista.
"CINTAI PARIWISATA INDONESIA, DAN KENAL LEBIH DEKAT"
Sumber :
1. Wikipedia & DetikFinance
2. Website Kota SawahLunto : http://www.sawahluntokota.go.id/
3. Web ane gan : www.idwirausaha.com
Quote:
Selamat Datang, Agan dan SISTA kali ini ane akan mengulas sedikit tentang salah satu Kota di Indonesia, yg ke eksotikannya terkenal di seluruh negeri. Kota yang indah yang dulunya ternyata pernah hampir dan Nyaris menjadi "KOTA HANTU"
Spoiler for Gambar SawahLunto1:
Spoiler for Gambar SawahLunto 2:
Quote:
Kota Sawahlunto di Sumatera Barat kini dikenal sebagai kota kaya bahan tambang dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Namun pada 2003, kota ini sempat dinilai sebagai kota hantu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno saat acara persemian Rusunawa Sawahlunto di Kota Sawahlunto Sumatera Barat, Rabu (24/4/2013). "Tahun 2003 saat saya masih di DPR, ketua komisi energi selalu membahas bakal menjadinya Sawahlunto menjadi kota hantu, tidak adanya penghuni," kata Irwan.
Irwan beralasan, kondisi ini terjadi karena BUMN pertambangan yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ditarik dari kota Sawahlunto, sehingga tak lagi beroperasi. Hal tersebut berujung pada perkembangan kota tersebut, karena sebagian masyarakat menggantungkan pekerjaan di BUMN tersebut.
"Tidak berpenghuni, karena waktu itu PT BA (Bukit Asam) sudah ditarik, tidak ada lagi pekerjaan untuk masyarakat, karena. Waktu itu diputuskan PT BA menghentikan operasinya di sini," katanya.
Namun, pada tahun yang sama, dia mengapresiasi kepemimpinan Walikota Sawahlunto yang membalikkan keadaan. Hingga saat ini, Sawahlunto menunjukkan pertumbuhan yang terus membaik.
"Tapi saya mengapresiasi pak Wali (Walikota) membalikkan kota hantu tadi yang dikhawatirkan menjadi berpenghuni. Dan membuat Kota Sawahlunto angka kemiskinannya 2%, terendah se-Indonesia, di bawah Denpasar," jelasnya.
"Begitu banyak terobosan yang dilakukan" tutupnya.
sumber : detik..com
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno saat acara persemian Rusunawa Sawahlunto di Kota Sawahlunto Sumatera Barat, Rabu (24/4/2013). "Tahun 2003 saat saya masih di DPR, ketua komisi energi selalu membahas bakal menjadinya Sawahlunto menjadi kota hantu, tidak adanya penghuni," kata Irwan.
Irwan beralasan, kondisi ini terjadi karena BUMN pertambangan yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ditarik dari kota Sawahlunto, sehingga tak lagi beroperasi. Hal tersebut berujung pada perkembangan kota tersebut, karena sebagian masyarakat menggantungkan pekerjaan di BUMN tersebut.
"Tidak berpenghuni, karena waktu itu PT BA (Bukit Asam) sudah ditarik, tidak ada lagi pekerjaan untuk masyarakat, karena. Waktu itu diputuskan PT BA menghentikan operasinya di sini," katanya.
Namun, pada tahun yang sama, dia mengapresiasi kepemimpinan Walikota Sawahlunto yang membalikkan keadaan. Hingga saat ini, Sawahlunto menunjukkan pertumbuhan yang terus membaik.
"Tapi saya mengapresiasi pak Wali (Walikota) membalikkan kota hantu tadi yang dikhawatirkan menjadi berpenghuni. Dan membuat Kota Sawahlunto angka kemiskinannya 2%, terendah se-Indonesia, di bawah Denpasar," jelasnya.
"Begitu banyak terobosan yang dilakukan" tutupnya.
sumber : detik..com
Berikut beberapa Ulasan Mengenai Kota SawahLunto
Quote:
Kota Sawahlunto adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh 3 kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia-Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.
Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya".
Nama Sawahlunto menurut legenda yang ada berasal dari kata "sawah" dan "lunto". Jauh sebelum kedatangan Belanda, di kawasan ini terdapat sawah-sawah yang ditumbuhi oleh pepohonan yang belum diketahui namanya. Jika ada yang menanyakan nama pohon tersebut, akan dijawab alun tau yang lama-kelamaan berubah tutur menjadi "lunto", sebutan dalam bahasa Minangkabau yang berarti "tidak tahu".
Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892. Seiring dengan itu, kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih mengandalkan narapaidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia-Belanda mulai membangun jalur kereta api menuju Kota Padang untuk memudahkan pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api mulai dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sawahlunto merupakan kota dengan angka kemiskinan kedua terendah di Indonesia, setelah kota Denpasar, Bali. Sawahlunto juga termasuk kota dengan pendapatan per kapita kedua tertinggi di Sumatera Barat,dimana mata pencarian penduduk sebagian besar ditopang oleh sektor pertambangan dan jasa. Selain itu, sektor lain seperti pertanian dan peternakan juga masih diminati masyarakat. Bahkan beberapa kawasan sedang dikembangkan untuk menjadi daerah sentral industri kerajinan dan makanan kecil.
Selama seratus tahun lebih, batu bara telah dieksploitasi mencapai sekitar 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun masa depan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih belum jelas, sebab cadangan yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam. Sedangkan dapat tidaknya eksploitasi tersebut sangat bergantung kepada penguasaan teknologi dan permintaan pasar. Selain itu, penyelenggaraan pertambangan batu bara juga sedang mengalami reorientsi oleh berkembangnya semangat desentralisasi atau tuntuntan otonomi daerah yang membangkitkan keinginan masyarakat setempat untuk melakukan penambangan sendiri.
Penemuan cadangan batu bara di kota Sawahlunto telah mendorong pemerintah Hindia-Belanda membangun jalur kereta api menuju kota Padang dalam mendistribusikan batu bara. Pembangunan ini dimulai pada tahun 1889 dan selesai pada tahun 1896. Jalur kereta api ini selain menghubungkan kota Padang dengan kota Sawahlunto, juga mencapai kota-kota lain seperti kota Solok, kota Pariaman, kota Bukittinggi, kota Padang Panjang, dan kota Payakumbuh. Namun akibat menurunnya produksi batu bara sejak tahun 2000, kegiatan pengangkutan batu bara dengan kereta api berhenti total.
Jarak kota Padang ke Sawahlunto adalah sekitar 95 km dan dapat ditempuh baik dengan bus maupun kendaraan pribadi. Dapat pula diakses dengan kereta api yang beroperasi pada hari tertentu dari kota Padang Panjang.
Kota Sawahlunto memiliki banyak bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian bangunan telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai cagar budaya dan objek wisata, salah satunya adalah Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Bangunan tua lainnya adalah Kantor PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin yang dibangun pada tahun 1916. Bangunan ini memiliki menara pada bagian tengah dan di sekitarnya terdapat taman yang dikenal sebagai Taman Segitiga.
Selain itu, dapur umum yang sebelumnya dapat memproduksi makanan setiap waktu untuk ribuan pekerja paksa dan stasiun kereta api sebagai tempat dilakukannya aktivitas pengangkutan batu bara dijadikan museum pada tahun 2005. Masing-masing dinamakan Museum Gudang Ransum dan Museum Kereta Api Sawahlunto. Sedangkan bangunan pusat pembangkit listrik yang didirikan pada tahun 1894, sejak tahun 1952 dijadikan masjid dengan nama Masjid Agung Nurul Islam atau dikenal sebagai Masjid Agung Sawahlunto. Masjid ini memiliki satu kubah besar di tengah yang dikelilingi oleh empat kubah dengan ukuran yang lebih kecil, dan memiliki menara yang tingginya mencapai 80 meter.
Kegiatan tambang batu bara di kota Sawahlunto juga meninggalkan sejumlah bangunan lain seperti Silo. Silo berfungsi sebagai penimbun batu bara yang telah dibersihkan dan siap diangkut ke pelabuhan Teluk Bayur. Silo masih berdiri kokoh di tengah kota, kendati tidak berfungsi apa-apa. Selain itu, sirene pada Silo masih berbunyi setiap pukul 07.00, 13.00, dan 16.00 waktu setempat, dimana pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, sirene di Silo ini menandakan jam kerja Orang Rantai atau narapidana yang dijadikan kuli pengambil batu bara.
Objek wisata unggulan yang ada di kota ini adalah atraksi wisata tambang, dimana pengunjung dapat melakukan napak tilas pada areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Objek wisata ini dinamai Lubang Suro yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, Mbah Suro. Tidak jauh dari objek wisata Lubang Suro, didirikan Gedung Info Box yang menyediakan berbagai informasi dan dokumentasi tentang sejarah pertambangan batu bara di kota Sawahlunto.
Kota ini juga memiliki objek wisata lain seperti kebun binatang yang memiliki luas sekitar 40 hektare dan Resort Wisata Kandi dengan luas 393,4 hektare. Ada 3 danau yang terbentuk dari bekas galian penambangan batu bara di Resort Wisata Kandi, yaitu Danau Kandi, Danau Tanah Hitam, dan Danau Tandikek. Selain itu, juga terdapat wahana rekreasi keluarga yang dikenal dengan nama Waterboom Sawahlunto.
Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya".
Nama Sawahlunto menurut legenda yang ada berasal dari kata "sawah" dan "lunto". Jauh sebelum kedatangan Belanda, di kawasan ini terdapat sawah-sawah yang ditumbuhi oleh pepohonan yang belum diketahui namanya. Jika ada yang menanyakan nama pohon tersebut, akan dijawab alun tau yang lama-kelamaan berubah tutur menjadi "lunto", sebutan dalam bahasa Minangkabau yang berarti "tidak tahu".
Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892. Seiring dengan itu, kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di Sawahlunto masih mengandalkan narapaidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia-Belanda mulai membangun jalur kereta api menuju Kota Padang untuk memudahkan pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api mulai dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Sawahlunto merupakan kota dengan angka kemiskinan kedua terendah di Indonesia, setelah kota Denpasar, Bali. Sawahlunto juga termasuk kota dengan pendapatan per kapita kedua tertinggi di Sumatera Barat,dimana mata pencarian penduduk sebagian besar ditopang oleh sektor pertambangan dan jasa. Selain itu, sektor lain seperti pertanian dan peternakan juga masih diminati masyarakat. Bahkan beberapa kawasan sedang dikembangkan untuk menjadi daerah sentral industri kerajinan dan makanan kecil.
Selama seratus tahun lebih, batu bara telah dieksploitasi mencapai sekitar 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun masa depan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih belum jelas, sebab cadangan yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam. Sedangkan dapat tidaknya eksploitasi tersebut sangat bergantung kepada penguasaan teknologi dan permintaan pasar. Selain itu, penyelenggaraan pertambangan batu bara juga sedang mengalami reorientsi oleh berkembangnya semangat desentralisasi atau tuntuntan otonomi daerah yang membangkitkan keinginan masyarakat setempat untuk melakukan penambangan sendiri.
Penemuan cadangan batu bara di kota Sawahlunto telah mendorong pemerintah Hindia-Belanda membangun jalur kereta api menuju kota Padang dalam mendistribusikan batu bara. Pembangunan ini dimulai pada tahun 1889 dan selesai pada tahun 1896. Jalur kereta api ini selain menghubungkan kota Padang dengan kota Sawahlunto, juga mencapai kota-kota lain seperti kota Solok, kota Pariaman, kota Bukittinggi, kota Padang Panjang, dan kota Payakumbuh. Namun akibat menurunnya produksi batu bara sejak tahun 2000, kegiatan pengangkutan batu bara dengan kereta api berhenti total.
Jarak kota Padang ke Sawahlunto adalah sekitar 95 km dan dapat ditempuh baik dengan bus maupun kendaraan pribadi. Dapat pula diakses dengan kereta api yang beroperasi pada hari tertentu dari kota Padang Panjang.
Kota Sawahlunto memiliki banyak bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian bangunan telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai cagar budaya dan objek wisata, salah satunya adalah Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Bangunan tua lainnya adalah Kantor PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin yang dibangun pada tahun 1916. Bangunan ini memiliki menara pada bagian tengah dan di sekitarnya terdapat taman yang dikenal sebagai Taman Segitiga.
Selain itu, dapur umum yang sebelumnya dapat memproduksi makanan setiap waktu untuk ribuan pekerja paksa dan stasiun kereta api sebagai tempat dilakukannya aktivitas pengangkutan batu bara dijadikan museum pada tahun 2005. Masing-masing dinamakan Museum Gudang Ransum dan Museum Kereta Api Sawahlunto. Sedangkan bangunan pusat pembangkit listrik yang didirikan pada tahun 1894, sejak tahun 1952 dijadikan masjid dengan nama Masjid Agung Nurul Islam atau dikenal sebagai Masjid Agung Sawahlunto. Masjid ini memiliki satu kubah besar di tengah yang dikelilingi oleh empat kubah dengan ukuran yang lebih kecil, dan memiliki menara yang tingginya mencapai 80 meter.
Kegiatan tambang batu bara di kota Sawahlunto juga meninggalkan sejumlah bangunan lain seperti Silo. Silo berfungsi sebagai penimbun batu bara yang telah dibersihkan dan siap diangkut ke pelabuhan Teluk Bayur. Silo masih berdiri kokoh di tengah kota, kendati tidak berfungsi apa-apa. Selain itu, sirene pada Silo masih berbunyi setiap pukul 07.00, 13.00, dan 16.00 waktu setempat, dimana pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, sirene di Silo ini menandakan jam kerja Orang Rantai atau narapidana yang dijadikan kuli pengambil batu bara.
Objek wisata unggulan yang ada di kota ini adalah atraksi wisata tambang, dimana pengunjung dapat melakukan napak tilas pada areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Objek wisata ini dinamai Lubang Suro yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, Mbah Suro. Tidak jauh dari objek wisata Lubang Suro, didirikan Gedung Info Box yang menyediakan berbagai informasi dan dokumentasi tentang sejarah pertambangan batu bara di kota Sawahlunto.
Kota ini juga memiliki objek wisata lain seperti kebun binatang yang memiliki luas sekitar 40 hektare dan Resort Wisata Kandi dengan luas 393,4 hektare. Ada 3 danau yang terbentuk dari bekas galian penambangan batu bara di Resort Wisata Kandi, yaitu Danau Kandi, Danau Tanah Hitam, dan Danau Tandikek. Selain itu, juga terdapat wahana rekreasi keluarga yang dikenal dengan nama Waterboom Sawahlunto.
Yup Sekian Ulasan tentang Kota SawahLunto, lebih lengkap AGANdan SISTA bisa Mengunjungi website resmi Kota SawahLunto disana ada beberapa tempat PARIWISATA unggulan daerah tersebut. Terimakasih, bertemu lain kali di thread ane yang lain gan sista.
"CINTAI PARIWISATA INDONESIA, DAN KENAL LEBIH DEKAT"
Sumber :
1. Wikipedia & DetikFinance
2. Website Kota SawahLunto : http://www.sawahluntokota.go.id/
3. Web ane gan : www.idwirausaha.com
0
2.9K
Kutip
14
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan