stiffler14Avatar border
TS
stiffler14
Killing Fields at Choeung Ek – Phnom Penh, Cambodia


Killing Fields at Choeung Ek
Phnom Penh – Cambodia

Phnom Penh merupakan kota yang istimewa. Sebagai ibukota terdapat destinasi liburan seperti arsitektur bangunan bersejarah, Royal Palace, berbagai tempat makan dan hiburan tidak ketinggalan cerita di balik Phnom Penh saat ini. Jika anda berada di Phnom Penh, salah satu tempat yang harus anda datangi adalah Killing Fields di Choeung Ek.

Bagi beberapa pelancong, perjalanan mengunjungi Choeung Ek merupakan perjalanan mengerikan sekaligus menyedihkan karena merupakan tempat dimana 1,7 juta orang – orang Kamboja dibantai dan dibinasakan. Killing Fields terletak 15 km di luar kota Phnom Penh tepatnya dibagian selatan, dapat ditempuh dalam waktu 30 – 40 menit.

Killing Fields merupakan tempat pembantaian tahanan Tuol Sleng yang sering disebut sebagai Security Prison 21 (S-21). Mayat dari korban pembantaian kemudian dibuang ke dalam kuburan masal di tanah lapang. Waktu buka dari Killing Fields Choueng Ek adalah dari pukul 07.30 pagi sampai dengan 17.30 dan harga tiket masuk sebesar US$2 (US$ 1 = 4000 Riel) per orang.

Sangat disarankan untuk mengunjungi Tuol Sleng Genocide Museum yang terletak di street 113, Boeng Keng Kang (BKK1) sebelum ke Killing Fields Choeung Ek. Karena di dalam Tuol Sleng Genocide Museum terdapat informasi yang jauh lebih mendalam dibandingkan dengan Killing Field. Kebanyakan korban pembantaian merupakan tahanan di Tuol Sleng.

Cerita mengenai pembantaian ini bermula pada rezim Khmer Rouge terjadi pembantaian besar – besaran dari tahun 1975 sampai 1979, setelah berakhirnya perang saudara Kamboja pada 1970-1975. Korban pembantaian terdiri dari masyarakat lokal dan orang asing yang dipenjara di S21 dan dibunuh di Killing Fields Choeung Ek.

Sasaran dari eksekusi pada rezim Khmer Rouge yang dipimpin oleh Pol Pot pada saat itu adalah siapa saja yang diduga memiliki hubungan dengan pemerintah atau dengan pemerintah luar negeri termasuk didalamnya adalah kaum profesional dan terpelajar seperti guru, dosen, pengacara dan lain – lain.

Selain itu etnis Vietnam, Thailand, China, Cham (muslim Kamboja), masyarakat Kristen dan pendeta agama Buddha juga termasuk target penyiksaan. Sebelum dibantai korban diperintahkan untuk menggali kuburan mereka sendiri sehingga terbentuklah kuburan massal di Killing Fields.

Seiring berjalannya waktu rezim semakin paranoid dan mulai menyalahkan orang – orang di dakam rezim mereka sendiri. Beberapa korban dari S-21 dan Choeung Ek adalah mantan Khmer Rouge. Di tahun 1979, komunis Vietnam berhasil melengserkan kekuasaan rezim Khmer Rouge.

Setelah kejatuhan rezim Khmer Rouge, ditemukan 8.895 tengkorak dan tulang belulang di Choeung Ek. Kebanyakan dari korban merupakan tahanan politik yang dipenjara di Tuol Sleng. Sebanyak 20.000 kuburan massal dianalisis oleh DC-CAM Mapping Program dan Universitas Yale, diindikasikan bahwa terdapat 1.386.734 korban.

Estimasi keseluruhan total kematian selama rezim Khmer Rouge termasuk kelaparan dan penyakit adalah 1,7 juta sampai dengan 2,5 juta jiwa dari total populasi sebesar 8 juta jiwa. Kebanyakan tengkorak tidak dapat ditemukan karena hancur akibat pembantaian menggunakan pentungan, jadi korban dibantai dengan cara dipukuli hingga meregang nyawa.

Selain menggunakan pentungan, untuk menghemat amunisi peluru, korban juga dibunuh dengan menggunakan racun, sekop atau bambu runcing. Dalam beberapa kasus banyak anak – anak dan bayi dari para orangtua yang telah dibunuh turut dibunuh juga . Pembunuhan anak – anak dan bayi ini memiliki alasan agar ketika dewasa mereka tidak akan membalas dendam atas kematian orangtua mereka.

Hanya beberapa yang dapat selamat dari pembantaian besar – besaran ini salah satunya yaitu Wartawan Kamboja, Dith Pran yang berhasil lolos dari kamp pembantaian. Setelah melarikan diri dan sampai di Amerika cerita mengenai perjalanan hidup selama berjuang meloloskan diri dan kondisi di Killing Field akhirnya menjadi film yang berjudul The Killing Fields di tahun 1984 dan memperoleh tiga Academy Award.

Peran Dith Pran dimainkan oleh salah satu survivor Kamboja yang bernama Haing S. Ngor yang memenangkan Academy Award for Best Supporting Actor. Ada baiknya sebelumnya berkunjung ke Killing Fields anda menyaksikan film ini terlebih dahulu.

Untuk menghormati para korban dibangunlah stupa Buddha yang berisi 5000 tengkorak korban pembantaian. Di Killing Field pengunjung akan dipandu oleh rekaman yang sekaligus menjadi tour guide anda dan berisi penjelasan secara mendetail serta keseluruhan mengenai kejadian di Killing Fields.

Rekaman tersebut akan anda peroleh di pintu masuk dan sudah termasuk harga tiket masuk. Tidak usah khawatir jika anda merasa haus karena sebelum pintu masuk terdapat toko yang menjual minuman dingin. Perjalanan yang akan anda tempuh di sekitar situs dan museum kecil di sana memakan waktu 1 sampai 2 jam.

Bagaimana mengetahui masyarakat yang tidak berdosa namun dicurigai memiliki hubungan dengan pemerintahan membuat kita melihat kebelakang tentang sejarah suatu bangsa yang mengorbankan banyak nyawa. Killing Field adalah salah satu tempat yang harus dikunjungi karena disanalah kita melihat suatu kebenaran dan membentuk kita untuk lebih menghormati dan menghargai kehidupan.

Mengunjungi Killing Fields akan membuat emosi berupa kesedihan muncul tetapi sekaligus menjadi suatu harapan agar kejadian menyedihkan bagi umat manusia tidak terulang lagi dimanapun.

Spoiler for Killing Fields #1:

Spoiler for Killing Fields #2:

Spoiler for Killing Fields #3:

Spoiler for Killing Fields #4:

Spoiler for Killing Fields #5:

Spoiler for Killing Fields #6:

Spoiler for Killing Fields #7:

Spoiler for Killing Fields #8:

Spoiler for Killing Fields #9:


0
2.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan