harlemstyleAvatar border
TS
harlemstyle
Sinergi Negatif/Positif Antara Penggemar Dengan Idola
Setiap orang pasti membutuhkan panutan. Panutan yang diharapkan memberi inspirasi atau pengaruh dalam hidupnya. Tentu saja pengaruh yang diharapkan adalah jenis pengaruh yang positif. Mengidolakan seorang figur publik (entah itu penyanyi, aktor/aktris, tukang sulap, pelawak, tukang sihir, dll) adalah sudah sangat umum terjadi dalam kehidupan manusia. Bahkan sejak zaman Romawi Kuno ketika banyak kaum perempuan yang mengidolakan ratu Cleopatra yang memiliki kecantikan yang mampu membuat pria lintas kalangan dan usia bertekuk lutut. Pada masa berikutnya terjadi juga sebuah rasa kagum yang bersifat fanatisme, dimana fanatisme ini mampu membuat sang penggemar kehilangan akal sehatnya. Hal ini pernah terjadi lewat kasus pembunuhan John Lennon oleh penggemar fanatiknya. Antara penggemar dengan sang idola memang pasti saling bersinergi. Sang idola bersemangat untuk terus berkarya demi kepuasan para penggemarnya. Sementara sang penggemar secara langsung maupun tidak langsung terpengaruh oleh karakter dan karya sang idola.

Hal yang berhubungan dengan sinergi ini menjadi menarik perhatian saya saat saya menulis sebuah artikel tentang superstar muda Indonesia : Agnes Monica. Tiba-tiba saya kaget menemukan kenyataan bahwa kejadian yang mungkin sama buruknya dengan kejadian yang menimpa John Lennon bisa saja terjadi di Indonesia. Jika pada kasus John Lennon, adalah sang idola yang menjadi korban, maka pada kasus Agnes Monica justru artis lain (yang dianggap sebagai pesaing Agnes) yang menjadi korban. Ke-tidak mampu-an Agnes Monica untuk go internasional (setidaknya hingga saat ini) dilampiaskan dengan cara menjelek-jelekkan artis lain yang sudah terbukti go internasional yaitu Anggun. Yang lebih parah adalah menyebut Anggun bisa go internasional karena menikah dengan orang asing dan mengorbankan kewarganegaraan-nya. Bahkan tidak jarang memberi tuduhan keji dan tidak manusiawi yang sudah menjurus kepada fitnah yang rasanya tidak pantas untuk saya perjelas dalam tulisan ini. Begitulah jika fanatisme tidak disertai dengan wawasan dan mentalitas yang baik. Mereka mungkin tidak pernah tau bahwa Anggun bukan satu-satunya artis Indonesia yang menikah dengan orang asing, tetapi justru Anggun satu-satunya artis Indonesia yang berhasil go internasional hingga saat ini. Mereka juga tidak tau bahwa Anggun merilis album internasional pertamanya saat berusia 23 tahun (usia yang lebih muda dari usia Agnes saat ini) dan saat itu Anggun masih memegang paspor dan KTP Indonesia.

Anggun bukan satu-satunya artis yang dianggap sebagai ‘duri dalam daging’ yang menjadi penghalang langkah Agnes Monica untuk go internasional. Di sebuah forum umum bernama Detik Forum, penyanyi Sherina juga menjadi salah satu ‘korban’ dengan personal attack yang juga tak kalah kejam hanya karena Sherina dianggap lebih mampu mendapat kontrak iklan kelas kakap dibanding level kontrak iklan Agnes.

Portal Twitter tak ketinggalan menjadi medium amukan penggemar fanatik dan militan Agnes. Tercatat Dira Sugandhi pernah dibuat sedemikian kesal hanya karena menyampaikan sebuah tweet yang menurut para penggemar Agnes dianggap sebagai sindiran kepada Agnes, padahal Dira tidak pernah sekalipun menyebut nama Agnes. Melly Goeslaw adalah artis yang kemudian mendapat giliran menjadi objek kebrutalan penggemar Agnes. Lagi-lagi Melly dianggap menyindir Agnes hanya gara-gara Melly memuji album baru milik Anggun yang berjudul Echoes.

Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa fans Agnes bisa sebrutal ini? Bahkan band sekaliber Slank dan musisi legendaris Iwan Fals yang bisa dikatakan punya jutaan penggemar fanatik tidak pernah terdengar menghujat band lain yang dianggap sebagai saingan Slank atau Iwan Fals. Yang menjadi pertanyaan penting adalah apakah Agnes tidak mampu atau tidak punya kompetensi dalam memberi pengaruh positif kepada para penggemarnya untuk bisa bertingkah laku dan bertutur kata yang lebih beradab ketika membicarakan artis lain yang mereka anggap ’saingan’ Agnes?

Agnes dikenal sebagai penyanyi bertalenta besar, cerdas dan berpendidikan. Tetapi entah kenapa hal-hal positif tersebut justru tidak ter-sinergi kedalam diri sebagian besar para penggemarnya.

Sangat mengerikan mengingat kejadian ketika nama Agnes dicoret dari daftar nominasi JIMA (J-Pop International Music) Award, maka penggemar Agnes berbondong-bondong memberondong website JIMA (yang berbasis di Jepang) dengan segala macam protes dalam cacian. Yang paling memprihatinkan adalah salah satu penggemar yang mensyukuri tsunami yang melanda Jepang hanya karena nama Agnes tidak lagi masuk dalam daftar nominasi.

Tak ketinggalan ketika rumor duet dengan Michael Bolton yang didengung-dengungkan Agnes dengan gegap gempita dan ternyata tidak masuk dalam album materi album Gems milik Michael Bolton, lagi-lagi penggemar Agnes menyerbu website Michael Bolton. Dengan kemampuan bahasa Inggris seadanya, mereka mempertanyakan tidak masuknya duet dengan Agnes ke dalam materi album Michael Bolton yang beredar secara internasional tersebut, seolah-olah duet dengan Agnes tersebut adalah jualan utama album milik Michael Bolton yang rencananya beredar dikawasan Amerika dan Eropa itu. Karena mulai gerah, salah satu penggemar Michael Bolton sampai merasa perlu meminta para penggemar Agnes menghentikan aksi konyol mereka dengan mengatakan bahwa Agnes belum setenar atau sehebat yang mereka gembar-gemborkan melalui komentar yang mereka sampaikan lewat website tersebut. Mengingat Agnes bukan siapa-siapa di industri musik Amerika dan Eropa, jadi secara logika Michael Bolton tidak merasa punya kewajiban untuk menganggap duet dengan Agnes sebagai sesuatu yang penting untuk menjadi materi album Gems.

Inilah yang menjadi inti dari tulisan saya ini bahwa alangkah bijaksananya jika seorang figur publik memantau sebesar apa pengaruh dari sosok dan karya mereka terhadap penggemarnya. Figur publik yang cerdas adalah figur publik yang menyadari bahwa dia bukan hanya sekedar berkarya (lalu kemudian tinggal menunggu pujian dan keuntungan materi), tetapi juga seharusnya memiliki tanggung jawab moral dimana segala tindak tanduknya secara langsung maupun tidak langsung bisa saja mempengaruhi hidup para penggemarnya : bisa memberi pengaruh yang buruk, bisa juga memberi pengaruh yang baik. Untuk kasus Agnes, sepertinya justru pengaruh negatif yang lebih dominan. Sepertinya Agnes harus belajar bahwa motivasi surgawi yang selama ini dia Hallo-Hallo Bandung-kan ke para penggemarnya seperti Dream, Believe, Make It Happen (yang sepertinya terinspirasi dari slogan khas milik Anggun) dan Impossible Is Nothing (yang dulu adalah tagline dari iklan brand Adidas) tidak cukup hanya sekedar wacana, tetapi juga harus tercermin dari sikap dan tingkah lagu. Bahwa optimisme tanpa sikap yang beradab adalah kesombongan dan kesombongan akan selalu berakhir dengan kehancuran. Seperti melihat teroris perakit bom yang jelas-jelas memiliki pendidikan yang cukup untuk bisa mengerti mengenai tegnologi merakit bahan peledak, tetapi justru tidak disertai dengan ahlak yang baik karena cenderung bertujuan membunuh orang lain.

Mudah-mudahan interaksi Agnes (dan juga sosok figur publik lain) dengan para penggemarnya bukan hanya sekedar pamer hal-hal sepele dan tidak berbobot, tetapi ada baiknya diselingi dengan pesan persuasif yang positif. Misalnya, bagaimana caranya menjadi penggemar yang elegan, penggemar yang ikut andil membangun brand image sang idola menjadi lebih baik lagi atau bahkan penggemar yang mampu membuat sang idola merasa bangga dan merasa beruntung memiliki mereka. Bukan malah sebaliknya, tindak tanduk penggemar menjadi preseden dan representasi buruk pada sang idola. Disinilah makna sebenarnya dari sinergi antara penggemar dengan sang idola yang seharusnya mampu menghasilkan kwalitas dan nilai hidup yang lebih baik bagi kedua belah pihak.

http://hiburan.kompasiana.com/musik/...la-382182.html
0
2.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan