Meski bangsa Indonesia bisa memproduksi beberapa komoditas ini, tetapi impor terhadap komoditas tersebut tidak terelakkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance, Kamis (20/2/2013) tercatat sejumlah komoditas impor ini. Berikut 5 komoditas yang mampu diproduksi di Indonesia tetapi masih juga diimpor:
Sepanjang tahun 2012, impor beras mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 945,6 juta. Negara terbesar yang memasok beras ke tanah air adalah Vietnam dengan total 1,1 juta ton senilai US$ 564,9 juta.
Selain itu, Thailand yang telah mengimpor 315,4 ribu ton dengan nilai US$ 186,2 juta sepanjang tahun 2012. Kemudian, India dengan total beras impor 259 ribu ton dengan nilai US$ 122,2 juta, Pakistan 133,1 ribu ton dengan nilai US$ 52,5 juta, China sebanyak 3.099 ton dengan nilai US$ 11,2 juta dan negara lainnya.
Sepanjang tahun 2012, impor singkong tercatat 13,3 ribu ton atau senilai US$ 3,4 juta. Hanya tiga negara yang diketahui aktif melakukan ekspor ke Indonesia di tahun lalu.
Thailand memasukkan singkon ke tanah air sebanyak 6.185 ton dengan nilai US$ 1,6 juta, China sebanyak 5.057 ton dengan nilai US$ 1,3 juta, dan Vietnam sebanyak 2.048 ton dengan nilai US$ 519 ribu.
Sepanjang tahun 2012, RI telah mengimpor garam sebanyak 2,2 juta ton dengan nilai yang mencapai US$ 108 juta. Negara pemasok garam utama adalah Australia dengan berat garam impor sebanyak 1,6 juta ton dengan nilai US$ 80,9 juta.
Selain itu, India juga memasukkan garam impornya sebanyak 566 ribu ton dengan nilai US$ 25,4 juta, Selandia Baru sebanyak 1.574 ton dengan nilai US$ 596 ribu, China sebanyak 5.981 ton dengan nilai US$ 475 ribu, dan Jerman sebanyak 429 ton dengan nilai US$ 362 ribu.
Meski batik terkenal sebagai kain tradisional asli Indonesia, tetapi keberadaannya di tanah air tidak sepenuhnya merupakan karya anak bangsa. Terdapat sejumlah kain batik dan produk jadi batik yang berasal dari China.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat sebanyak 1.037 ton produk batik yang masuk dari China ke Indonesia dengan nilai US$ 30 juta, atau sekitar Rp 285 miliar sepanjang 2012 lalu.
Impor terbesar adalah untuk jenis kain tenun dicetak batik yaitu sebanyak 677,4 ton dengan nilai US$ 23,3 juta, dan kain tenun yang dicetak dengan proses batik sebanyak 199,2 ton dengan nilai US$ 1,8 juta pada 2012 lalu.
Masuknya impor produk batik ini terbesar terjadi pada Juli 2012 yaitu sebanyak 106,7 ton dengan nilai US$ 3,6 juta, dan pada Desember 2012 sebanyak 87,4 ton dengan nilai US$ 3 juta.
Selain jenis kain batik, ada juga beberapa bentuk barang jadi seperti jaket, blazer, celana, baju untuk perempuan dan laki-laki, serta sapu tangan, syal, scarve, dan dasi dari proses batik.
Tahun 2012 lalu ada 789,5 ribu ton buah impor masuk ke Indonesia. Ternyata nilai nominal buah yang diimpor tersebut mencapai US$ 848,6 juta atau sekitar Rp 8,1 triliun.
Ada 10 komoditas buah utama yang menjadi favorit masyarakat. Nilai impor 10 buah ini mencapai US$ 813 juta atau Rp 7,7 triliun dengan jumlah 764,2 ribu ton.
Sepuluh komoditas buah impor yang utama adalah jeruk Mandarin atau Shantang yang masuk ke Indonesia sebanyak 179,4 ribu ton dengan nilai US$ 176,6 juta tahun lalu.
Negara terbesar pengimpor jenis jeruk ini adalah China dengan jumlah impor sebanyak 162 ribu ton dengan nilai US$ 162 juta hingga Desember 2012. Kemudian Australia, dengan total nilai impor sebanyak 4.852 ton dengan nilai US$ 4,5 juta.
Selain negara tersebut, terdapat negara lain yang mengimpor jeruk Shantang ini ke Indonesia seperti Pakistan, Argentina, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Spanyol, Taiwan, Thailand, Uruguay, dan lain-lain.
Kemudian, apel yang sepanjang tahun lalu telah diimpor sebanyak 184 ribu ton dengan nilai US$ 170,5 juta. Negara pengimpor apel terbesar adalah China dengan total impor 127 ribu ton dengan nilai US$ 119,3 juta sepanjang tahun ini. Kemudian, Amerika Serikat dengan jumlah 49 ribu ton dengan nilai US$ 41 juta. Ada juga apel asal Selandia Baru, negeri Kangguru, Australia, Afrika Selatan, Perancis, Singapura, Myanmar, Korea Selatan, dan Italia.
Buah impor lengkeng, sepanjang tahun ini telah masuk sekitar 120 ribu ton dengan nilai US$ 138,5 juta, anggur total impornya 59,5 ribu ton dengan nilai US$ 122,9 juta, buah pir yang diimpor sebanyak 131,1 ribu ton dengan nilai US$ 105 juta.
Lalu, durian sebanyak 20 ribu ton dengan nilai US$ 29 juta, kurma sebanyak 22,6 ribu ton dengan nilai US$ 26,3 juta, jeruk impor totalnya 32,5 ribu ton dengan nilai US$ 26,1 juta, buah naga 13 ribu ton dengan nilai US$ 11 juta, dan kiwi dengan total impor 3.474 ton dengan nilai US$ 7,5 juta.
[URL="http://finance.detik..com/read/2013/02/21/075525/2175661/4/1/ironis-indonesia-masih-impor-5-produk-ini991101mainnews#bigpic"]SUMBER TERPERCAYA[/URL]