MerpatiPos703Avatar border
TS
MerpatiPos703
Meninggal Setelah Membintangi Iklan TCM
emoticon-Hot News emoticon-Hot News emoticon-Hot News



TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pasien kepincut dengan janji pengobatan herbal di klinik-klinik traditional chinese medicine (TCM). Selain tergoda iklan yang gencar di televisi lokal dan nasional, mereka terpikat pengobatan di TCM ini karena mendapatkan hasil yang ajaib pada hari-hari pertama terapi. (Baca juga: Awas Janji Palsu Klinik Obat Cina)

Saking percayanya dengan TCM, seorang penderita kanker payudara, Sapariah, secara sukarela menawarkan diri menjadi bintang iklan klinik Harapan Baru, Medan. Klinik itu berlokasi di Jalan K.H. Wahid Hasyim Nomor 4, Medan. Dalam sebuah draf video iklan berdurasi 1,29 menit, emoticon-Berduka (S) dia memuji TCM ini bisa menyembuhkannya. Rencananya, iklan itu ditayangkan di TVRI Medan. Namun, belum sempat ditayangkan, Sapariah meninggal.

Ulasan lengkap janji palsu klinik-klinik TCM ini diangkat dalam laporan investigasi majalah Tempo edisi terbaru, 4 Februari 2013. emoticon-Cape d... (S)Menjanjikan pengobatan herbal, klinik-klinik TCM justru secara ilegal menginfus pasien dengan obat-obatan kimia, bahkan menggunakan zat kemoterapi beracun. Steroid yang berkekuatan 200 kali morfin, bahkan digunakan klinik TCM untuk memberi efek penyembuhan ajaib pada pasien.

Ada lagi kisah Risma Tobing. Satu setengah tahun berlalu, Risma masih merasa tersayat kalau mengingat bagaimana Rasiman Sinulingga meninggal. Suaminya itu mengembuskan napas terakhir di pelukannya sehabis buang air besar berupa gumpalan darah. Itu terjadi setelah beberapa hari suaminya berobat ke TCM Harapan Baru.

Rasiman meninggal pada usia 54 tahun tatkala kaum muslim tengah merayakan Idul Fitri, dua tahun lalu. “Bukan kematiannya yang disesalkan, melainkan prosesnya yang menyakitkan,” kata Risma terbata-bata, Selasa tiga pekan lalu. Dia merasa suaminya korban malpraktek Klinik TCM Harapan Baru.


BERITA LAIN emoticon-army

Awas Janji Palsu Klinik Obat Cina



TEMPO.CO, Jakarta - Satu setengah tahun berlalu, Risma Tobing masih merasa tersayat kalau mengingat bagaimana Rasiman Sinulingga meninggal. Suaminya itu mengembuskan napas terakhir di pelukannya sehabis buang air besar berupa gumpalan darah.

Rasiman meninggal pada usia 54 tahun tatkala kaum muslim tengah merayakan Idul Fitri, dua tahun lalu. “Bukan kematiannya yang disesalkan, melainkan prosesnya yang menyakitkan,” kata Risma terbata-bata, awal Januari 2013 lalu. Dia merasa suaminya korban malpraktek Klinik Traditional Chinese Medicine (TCM) Harapan Baru di Jalan K.H. Wahid Hasyim Nomor 4, Medan.

Ulasan lengkap janji palsu klinik-klinik TCM ini diangkat dalam laporan investigasi majalah Tempo edisi terbaru, 4 Februari 2013. Menjanjikan pengobatan herbal, TCM justru secara ilegal menginfus pasien dengan obat-obatan kimia, bahkan menggunakan zat kemoterapi beracun.

Risma, warga kompleks Taman Hako Indah, Medan, itu berkisah, suaminya mulai mengeluh sakit pada akhir Juni 2011. Selain merasa dadanya sesak, pegawai PT Telkom Medan itu sering muntah-muntah.

Demi mengejar pengobatan terbaik, Risma membawa suaminya ke Penang, Malaysia. Di sana, mereka mendapat kabar buruk: Rasiman terkena kanker ginjal dan paru. “Berdasarkan pengalaman keluarga, yang terkena penyakit tersebut tidak tertolong lagi,” ujar Risma. Maka dia pun membawa suaminya pulang.

Kembali dari Penang, Risma disarankan seorang teman agar berobat herbal saja. Kebetulan waktu itu ada iklan TCM Harapan Baru di TVRI Medan. Tertarik, Risma pun bergegas. Datang sendiri ke Klinik Harapan Baru di Jalan Wahid Hasyim, dia bertemu dengan sinse yang ditemani penerjemah. Namanya Du Bin, asli Cina. Risma menjelaskan sakit suaminya, lalu Du Bin menyarankan agar segera dibawa ke sana.

“Saya langsung pulang, buru-buru, karena waktu sangat berharga. Hari pertama dibawa ke sana, pulangnya langsung segar setelah dikasih infus sekitar empat jam,” ucap Risma. Beberapa hari diinfus, Rasiman tampak kembali sehat dan lincah.

Mereka gembira. Harapan membuncah. Setelah periode pengobatan 10 hari pertama selesai, dengan yakin Rasiman melanjutkan terapi 10 hari kedua. Di luar harapan, semua rasa sakit malah kembali. Mereka memprotes, Du Bin menenangkan. Katanya itu reaksi kanker yang biasa. Nyatanya, sakit Rasiman terus memburuk: nyeri, sesak, dan mulai bernapas dari mulut, hingga dia meninggal. Sewaktu meninggal, Rasiman tengah menjalani pengobatan di rumah, menelan ramuan herbal seharga Rp 6 juta.

Risma merasa tertipu, tapi dia tidak sendirian. Banyak pasien dan keluarga bekas pasien yang juga terjerumus janji muluk klinik tradisional Cina ini.

SUMBER

SUMBER

emoticon-Turut Berduka emoticon-Turut Berduka

DARI KASKUSER emoticon-army


Quote:


Quote:
Diubah oleh MerpatiPos703 07-02-2013 03:18
0
12.2K
152
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan