Antara Pesawat Kepresidenan dengan Angkutan Umum di Tanah Air


Pimpinan Bangsa ini boleh bangga saat memasuki kemerdekaan ke 68 pada tahun 2013, akan menikmati pesawat Air force one Indonesia atau AF1, untuk dipakai pada tugas-tugas ke Negaraan tanpa harus menggunakan pesawat komersial lagi ( Garuda) untuk dipakai pada perjalanan dalam/luar negeri oleh Presiden Republik ini.

Sekretariat Negara selaku penanggung jawab pembelian pesawat RI Air Force one ini, memberikan data-data dan kalkulasi biaya serta penghematan penggunaan uang Negara setelah mereka membeli pesawat tersebut dengan tunai/Cash dari Boeing, dan telah mendapat persetujuan dari Wakil Rakyat, tanpa ada sanggahan atau koreksi sama sekali tentang tata cara pengadaan pesawat tersebut dengan prinsip keterbukaan informasi kepada masyarakat yang mereka wakili.

Penggunaan dana APBN hampir satu (1) Trilyun untuk membeli pesawat Kepresidenan sungguh sangat menciderai keadilan, seberapa urgensinya kah pesawat khusus untuk Presiden saat ini? bukankah para ahli dan pemerhati anak bangsa sudah berulang kali memberikan masukan, agar pembelian pesawat tersebut ditunda/dibatalkan dan dananya dapat digunakan untuk kepentingan lain yang sangat mendesak. seperti pembelian angkutan massal, seperti Kreta Api maupun Kapal laut yang usianya sudah uzur sehingga sangat mendesak untuk di perbaharui, dan mengapa Presiden SBY lewat Setneg tetap ngotot untuk tetap membeli pesawat tersebut?

Dalam rubik opini harian Kompas sabtu kemarin, Oom Posikom membuat sketsa tentang berjubelnya penumpang Kereta Api, dilain pihak sang Pemimpin dengan bangganya melambaikan tangan dari udara dengan Air Force one nya, sentilan oom posikom dalam karikurator tersebut, jelas untuk mengetuk Pribadi pemimpin Bangsa saat ini bahwa pembelian pesawat RI Air Force one tersebut, sangat syarat KKN maupun Hedonisme, dilain pihak jumlah masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan mencapai 50 juta orang, jadi sudah pantaskah Pemerintahan SBY membeli pesawat khusus untuk Presiden saat ini?



Berbagai bantahan disampaikan oleh Sekretaris Menteri Sekretaris Negara, bahwa pembelian pesawat Air Force one sangat diperlukan saat ini, ya jelas dari segi kepentingan kolusi dan mengeruk uang rakyat tentu sangat penting bagi penguasa, karena mereka sesungguhnya bukanlah pemimpin yang dipilih oleh rakyat, melainkan dipilih oleh SBY untuk melayani kehidupan jetset SBY beserta kroninya. Deal pembelian Pesawat Air Force one maupun pesawat-pesawat baru untuk Garuda, diam-diam dilakukan oleh orang-orang SBY pada tahun 2007 lalu di Seattle Amerika Serikat, dan oleh karena itu hingga hari ini posisi Direktur Utama Garuda, Emir Satar akan tetap aman hingga SBY turun pada tahun 2014 mendatang.



Dana pembelian pesawat RI Air Force one hingga dana pembelian puluhan pesawat baru Garuda, bukanlah dana asli dari pemerintah, melainkan utang lewat kredit ekspor AS dan menggunakan jaminan kekayaan alam seperti Freeport dan kekayaan BUMN lainnya, dan utang ini akan menjadi tanggungan anak Bangsa ini untuk puluhan tahun kedepan, walau yang menikmati fasilitas tersebut tidak lebih dari jumlah jari tangan dan kaki.

Angkuhnya Sekretariat Negara untuk mempertahankan pembelian pesawat RI Air Force one tersebut, tentu dapat diketahui secara umum, karena tingkat orgasme Hedonisme pemimpin Bangsa saat ini, sudah mencapai puncaknya, dan yang bisa memberikan teguran bagi mereka bukanlah suara keprihatian dari pada masyarakat namun alam akan menegur entah dengan cara seperti apa, kita tidak bisa mengetahuinya.

Rakyat akan tetap mengalami kesulitan hidup, sarana angkutan umum semrawut dan amburadul, fasilitas pendidikan sangat minim, jalan antar provinsi hancur total, yang mulus hanya jalan tol, itupun telah dimiliki oleh pihak swasta dan asing, hutang Negara semakin menumpuk namun pernahkah hal itu dipikirkan pimpinan Bangsa saat ini?