Agan Agan , Jangan Lupa
Ato

VIVAlife – “Ayo dihabiskan, nanti ayamnya mati!” Kalimat ini menjadi kalimat ampuh di kala si kecil sulit makan. Namun, sebenarnya, white lies atau "bohong putih" bukanlah hal yang patut dilakukan orang tua. Kebohongan sejak dini akan mempengaruhi psikologis si kecil.

Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog anak dan remaja, kebohongan orang tua akan mudah ditiru oleh si kecil. Kalau itu memang sebuah kebaikan kenapa harus berbohong. Alasannya, seorang anak yang masih berusia belia belum dapat membedakan kebohongan yang baik dan buruk.

Kepolosan dan ketidaktahuan anak soal topik pembicaraan, membuat orang tua sering melakukan white lies. Sebab, orang tua menganggap apa yang dilakukan itu adalah benar dan untuk kebaikan si kecil.

Berikut ini adalah dampak dari orang tua yang suka berbohong kepada anaknya:

1. Si anak akan menerima pesan yang salah dan membingungkan. Hal ini akan mempengaruhi kehidupan si kecil dalam bersosialisasi.

2. Kebohongan yang terlontar dan tidak masuk akal, membuat kehidupan si kecil penuh dengan tanda tanya. Seperti saat tak menghabiskan makanan, ayamnya akan mati. Padahal, si kecil tidak pernah memiliki ayam.

3. Apa yang sering dilakukan oleh orang tua, membuat si kecil menirunya. Ia akan mulai melakukan kebohongan di saat berada di situasi yang sama. Sejak dini, seorang anak sebaiknya diajari kemampuan analitik untuk belajar mengapa begini dan mengapa begitu.


Nah, Agan2... Udah Tau kan..
Kgk Boleh Marah Ama Orang Tua karna mereka Boong..
Di setiap Mereka Boong..
Pasti ada alesannya kok ..