- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
8 Hal yang Membuat Film Internasional Tidak Tayang di Indonesia
TS
Khriesan
8 Hal yang Membuat Film Internasional Tidak Tayang di Indonesia
Banyak dari kita yang sering bertanya menapa banyak film luar yang tidak tayang di Indonesia. Memang, secara tidak langsung banyak sekali film-film internasional yang tidak tayang di Indonesia.
Pertanyaannya: Mengapa? Dari sekian banyak sumber yang ditemui oleh kami, kami dapat merangkum beberapa alasan kenapa suatu film batal tayang, tidak tayang atau terlambat tayang di Indonesia.
Pertama kita harus membedakan antara 'pemilik film' dan 'distributor film'. Pemilik film di sini lebih kepada rumah produksi. Jadi, sebuah rumah produksi memiliki wewenang penuh untuk mengkontrol pendistribusian filmnya di seluruh dunia. Dan distributor hanya bertugas mendistribusikan film tersebut ke bioskop masing-masing negara. Apabila pemilik film tidak melihat sebuah negara merupakan pasar yang potensial untuk peredaran filmnya maka pemilik film berhak untuk tidak merilis filmnya di negara tersebut.
Beberapa film memang hanya dirilis terbatas di negara pemiliknya. Logikanya sama dengan film nasional, bila rumah produksi memutuskan film tersebut hanya dirilis di Indonesia, maka kita tidak akan menemui film nasional kita di luar negeri. Nah, begitu juga film internasional. Tidak usah jauh-jauh ke Hollywood, film India atau Thailand saja, bila mereka tidak merilis untuk internasional, maka tidak akan dirilis secara internasional.
Ibarat prinsip dasar ekonomi pasar, bila ada demand (permintaan) maka akan ada supply (pendistribusian). Terkadang kita merasa bahwa film A dan B bagus dan banyak orang menginginkan film tersebut ditayangkan di bioskop Indonesia. Mari kita membuka pikiran kita bahwa pasar di sini bukan hanya kota besar dan masyarakat kebanyakan yang menjelajah informasi film setiap hari dan rutin. Banyak film-film internasional yang sukses di luar tapi jelek di dalam. Kenapa, karena kultur masyarakat di sebuah daerah tidak bisa disamakan dengan daerah lainnya atau keingintahuan tentang sebuah film tidaklah terlalu besar sehingga menganggap menonton film hanyalah hiburan sekunder.
Contoh, mungkin kamu dan banyak pengunjung situs ini atau situs film lainnya tahu banyak soal film-film 'berat' dan populer seperti Inception, Source Code atau film 'ringan' dan populer seperti Magic Mike, Hotel Transylvania, namun kita harus sadar masih banyak penonton bioskop kita yang belum memiliki wawasan tentang film seperti kita dan justru pasar ini yang besar untuk wilayah Indonesia. Mereka lebih familiar dengan film-film berjudul 'bombastis' atau dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Di Indonesia, proses sensor memang sedikit ketat, namun terkadang sulit dimengerti. Beberapa film internasional yang mengalami kejadian gagal lulus sensor adalah The Girl with the Dragon Tatoo dan Magic Mike. Kejadian seperti ini memang tidak bisa kita tolak lagi. Lembaga Sensor Film (LSF) sebagai lembaga pemerintah yang bertugas 'menggunting' adegan-adegan yang tidak sesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia memiliki wewenang penuh atas adegan dalam film-film yang akan dikonsumsi publik.
Namun ada juga yang memang sudah lulus sensor, namun sutradara ataupun pemilik film tidak setuju dengan hasil sensor yang dilakukan di sini, sehingga, film tersebut akhirnya batal tayang.
Jatah sebuah film untuk tayang di sebuah bioskop itu berbeda-beda. Banyaknya film yang mengantri untuk rilis di bioskop kadang-kadang menjadi sebuah kendala. Dan ini adalah strategi bisnis, kita tidak bisa mengatur strategi bisnis dari pemilik film untuk kapan film tersebut dirilis. Adanya beberapa film dengan kategori blockbuster yang akan tayang juga terkadang menjadi kendala untuk film-film kelas B atau film dari studio independen. Untuk kamu ketahui, studio film independen adalah film yang tidak tergabung dalam MPAA (Motion Pictures Association of America). Studio yang tergabung dalam MPAA sendiri adalah 20th Century Fox, Paramount Pictures, Universal Pictures, Sony Pictures, Walt Disney Pictures dan Warner Bros. Pictures. Sedangkan studio independen contohnya seperti FilmDistrict, Lionsgate, Summit Entertainmen, Millenium Pictures dan masih banyak lagi.
Film B tentunya tidak ingin disandingkan dengan film blockbuster. Contohnya adalah The Flowers of War yang tanggal rilis internasionalnya hampir berbarengan dengan Contraband. Itu hanya contoh kecil dari film-film independen yang menunggu momen tepat untuk rilis. Sedangkan untuk film kelas A, memang waktu rilis dari pemilik film yang dijadikan acuan untuk kapan film tersebut dirilis di sebuah negara.
Memang tidak ada keharusan bagi distributor film dari studio independen untuk merilis atau menunda rilis atau tidak merilis film tersebut. Karena memang tidak ada keterikatan untuk kapan merilis film tersebut atau memang film tersebut memang (seperti yang kami sudah sebutkan di atas) menunggu waktu yang tepat untuk tayang di bioskop.
Sebut saja Paranorman, Rock of Ages dan yang baru-baru ini sering kami baca dari penyuka film adalah pertanyaan tentang film Argo dan Lincoln. Keempat film kategori blockbuster ini kemungkinan memang tidak (atau mungkin belum?) tayang di Indonesia. Menurut analisa kami, ada beberapa kemungkinan di sini, pemilik film tidak melihat potensi pasar di Indonesia untuk film tersebut, film tersebut terlambat promosi atau film tersebut menerima review buruk atau memang 'terjegal' proses sensor. Tentunya masih mungkin ada alasan lain kenapa sebuah film blockbuster tidak tayang di Indonesia. Dan ini masih akan kita dalami lagi.
Bagi kamu yang sering berkunjung ke situs ini mungkin masih bertanya-tanya, kenapa tanggal berubah-ubah atau kapan tanggal rilis lokal yang pasti? Untuk ini kami selalu berkolaborasi dan berkomunikasi secara intens dengan pihak bioskop untuk kepastiannya. Tanggal rilis pasti sebuah film internasional terkadang juga masih tentatif (walau kadang bioskop atau distributor sendiri sudah menginformasikannya), ini lebih disebabkan banyaknya proses teknis dan administratif yang harus diselesaikan sebelum film tersebut benar-benar siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia.
Sekarang kamu sudah tahu beberapa alasan kenapa film tidak tayang, batal tayang atau tidak sama waktu rilisnya dengan tanggal rilis internasional, sehingga ke depannya kita semua dapat terbuka wawasannya tentang proses apa yang dibutuhkan untuk merilis sebuah film internasional.
Pertanyaannya: Mengapa? Dari sekian banyak sumber yang ditemui oleh kami, kami dapat merangkum beberapa alasan kenapa suatu film batal tayang, tidak tayang atau terlambat tayang di Indonesia.
Quote:
Pemilik Film Tidak Merilis Film Tersebut di Indonesia
Pertama kita harus membedakan antara 'pemilik film' dan 'distributor film'. Pemilik film di sini lebih kepada rumah produksi. Jadi, sebuah rumah produksi memiliki wewenang penuh untuk mengkontrol pendistribusian filmnya di seluruh dunia. Dan distributor hanya bertugas mendistribusikan film tersebut ke bioskop masing-masing negara. Apabila pemilik film tidak melihat sebuah negara merupakan pasar yang potensial untuk peredaran filmnya maka pemilik film berhak untuk tidak merilis filmnya di negara tersebut.
Quote:
Dirilis Terbatas di Negara Asal Pemilik Film
Beberapa film memang hanya dirilis terbatas di negara pemiliknya. Logikanya sama dengan film nasional, bila rumah produksi memutuskan film tersebut hanya dirilis di Indonesia, maka kita tidak akan menemui film nasional kita di luar negeri. Nah, begitu juga film internasional. Tidak usah jauh-jauh ke Hollywood, film India atau Thailand saja, bila mereka tidak merilis untuk internasional, maka tidak akan dirilis secara internasional.
Quote:
Potensi Pasar Kurang Memadai
Ibarat prinsip dasar ekonomi pasar, bila ada demand (permintaan) maka akan ada supply (pendistribusian). Terkadang kita merasa bahwa film A dan B bagus dan banyak orang menginginkan film tersebut ditayangkan di bioskop Indonesia. Mari kita membuka pikiran kita bahwa pasar di sini bukan hanya kota besar dan masyarakat kebanyakan yang menjelajah informasi film setiap hari dan rutin. Banyak film-film internasional yang sukses di luar tapi jelek di dalam. Kenapa, karena kultur masyarakat di sebuah daerah tidak bisa disamakan dengan daerah lainnya atau keingintahuan tentang sebuah film tidaklah terlalu besar sehingga menganggap menonton film hanyalah hiburan sekunder.
Contoh, mungkin kamu dan banyak pengunjung situs ini atau situs film lainnya tahu banyak soal film-film 'berat' dan populer seperti Inception, Source Code atau film 'ringan' dan populer seperti Magic Mike, Hotel Transylvania, namun kita harus sadar masih banyak penonton bioskop kita yang belum memiliki wawasan tentang film seperti kita dan justru pasar ini yang besar untuk wilayah Indonesia. Mereka lebih familiar dengan film-film berjudul 'bombastis' atau dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Quote:
Terhalang Proses Sensor
Di Indonesia, proses sensor memang sedikit ketat, namun terkadang sulit dimengerti. Beberapa film internasional yang mengalami kejadian gagal lulus sensor adalah The Girl with the Dragon Tatoo dan Magic Mike. Kejadian seperti ini memang tidak bisa kita tolak lagi. Lembaga Sensor Film (LSF) sebagai lembaga pemerintah yang bertugas 'menggunting' adegan-adegan yang tidak sesuai dengan kebudayaan masyarakat Indonesia memiliki wewenang penuh atas adegan dalam film-film yang akan dikonsumsi publik.
Namun ada juga yang memang sudah lulus sensor, namun sutradara ataupun pemilik film tidak setuju dengan hasil sensor yang dilakukan di sini, sehingga, film tersebut akhirnya batal tayang.
Quote:
Jadwal Rilis Lokal Berbeda Jauh dengan Internasional
Jatah sebuah film untuk tayang di sebuah bioskop itu berbeda-beda. Banyaknya film yang mengantri untuk rilis di bioskop kadang-kadang menjadi sebuah kendala. Dan ini adalah strategi bisnis, kita tidak bisa mengatur strategi bisnis dari pemilik film untuk kapan film tersebut dirilis. Adanya beberapa film dengan kategori blockbuster yang akan tayang juga terkadang menjadi kendala untuk film-film kelas B atau film dari studio independen. Untuk kamu ketahui, studio film independen adalah film yang tidak tergabung dalam MPAA (Motion Pictures Association of America). Studio yang tergabung dalam MPAA sendiri adalah 20th Century Fox, Paramount Pictures, Universal Pictures, Sony Pictures, Walt Disney Pictures dan Warner Bros. Pictures. Sedangkan studio independen contohnya seperti FilmDistrict, Lionsgate, Summit Entertainmen, Millenium Pictures dan masih banyak lagi.
Film B tentunya tidak ingin disandingkan dengan film blockbuster. Contohnya adalah The Flowers of War yang tanggal rilis internasionalnya hampir berbarengan dengan Contraband. Itu hanya contoh kecil dari film-film independen yang menunggu momen tepat untuk rilis. Sedangkan untuk film kelas A, memang waktu rilis dari pemilik film yang dijadikan acuan untuk kapan film tersebut dirilis di sebuah negara.
Quote:
Film Independen adalah Film Tidak Terikat
Memang tidak ada keharusan bagi distributor film dari studio independen untuk merilis atau menunda rilis atau tidak merilis film tersebut. Karena memang tidak ada keterikatan untuk kapan merilis film tersebut atau memang film tersebut memang (seperti yang kami sudah sebutkan di atas) menunggu waktu yang tepat untuk tayang di bioskop.
Quote:
Film Blockbuster Tidak Tayang (?)
Sebut saja Paranorman, Rock of Ages dan yang baru-baru ini sering kami baca dari penyuka film adalah pertanyaan tentang film Argo dan Lincoln. Keempat film kategori blockbuster ini kemungkinan memang tidak (atau mungkin belum?) tayang di Indonesia. Menurut analisa kami, ada beberapa kemungkinan di sini, pemilik film tidak melihat potensi pasar di Indonesia untuk film tersebut, film tersebut terlambat promosi atau film tersebut menerima review buruk atau memang 'terjegal' proses sensor. Tentunya masih mungkin ada alasan lain kenapa sebuah film blockbuster tidak tayang di Indonesia. Dan ini masih akan kita dalami lagi.
Quote:
Tanggal Rilis Tentatif dan Berubah-ubah
Bagi kamu yang sering berkunjung ke situs ini mungkin masih bertanya-tanya, kenapa tanggal berubah-ubah atau kapan tanggal rilis lokal yang pasti? Untuk ini kami selalu berkolaborasi dan berkomunikasi secara intens dengan pihak bioskop untuk kepastiannya. Tanggal rilis pasti sebuah film internasional terkadang juga masih tentatif (walau kadang bioskop atau distributor sendiri sudah menginformasikannya), ini lebih disebabkan banyaknya proses teknis dan administratif yang harus diselesaikan sebelum film tersebut benar-benar siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia.
Sekarang kamu sudah tahu beberapa alasan kenapa film tidak tayang, batal tayang atau tidak sama waktu rilisnya dengan tanggal rilis internasional, sehingga ke depannya kita semua dapat terbuka wawasannya tentang proses apa yang dibutuhkan untuk merilis sebuah film internasional.
Quote:
Pembaca yang baik selalu meninggalkan komen yang baik
Quote:
Yang sudah ISO bagi cendolnya dong gan
Quote:
Diubah oleh Khriesan 19-12-2012 16:56
0
5.5K
Kutip
40
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan