1. Memainkan Pedal Gas di Lampu Lalu lintas
Banyak pengendara mobil mungkin mengganggap ketika berhenti di lampu lalu lintas seperti menunggu bendera start di sirkuit balap.

Mereka suka sekali memainkan pedal gas ketika menunggu lampu hijau menyala.

Ketika berada di dalam mobil berpendingin udara, pengemudi mobil tidak merasakan dampak perbuatannya.

Namun bagi pengendara motor di belakang mobil, akan merasakan ketidaknyamanan karena harus menghirup lebih banyak asap kenalpot mobil.

Tips bagi pengendara mobil, cukup perhatikan ketika lampu lalu lintas menyala kuning, baru masukkan gigi persneling untuk siap melaju. Sekarang sudah banyak lampu lalu lintas dilengkapi dengan angka hitung mundur.

2. Menutup Celah di Jalan Macet
Di jalanan ibukota yang kian macet, pengemudi motor seringkali hanya bisa memanfaatkan celah antar mobil untuk bisa terus berjalan maju.

Sangat menjengkelkan jika kemudian ada pengemudi mobil, yang entah sengaja atau tidak, kemudian menutup celah tersebut. Motor menjadi terhambat, sedangkan jalan atau celah di depan mobil tersebut masih terbuka untuk dilalui motor.

Celah juga terjadi antara dua mobil depan dan belakang ketika berhenti di lampu lalu lintas.

Kadang pengendara motor harus berjalan zig-zag untuk terus bisa berjalan maju. Ketika pengemudi mobil memajukan kendaraannya maka tertutuplah celah tersebut membuat antrian panjang pengendara motor yang jengkel terjebak disamping mobil.

3. Buang Sampah atau Abu Rokok Sembarangan
Sering terjadi pengemudi dan penumpang mobil merokok serta membuang abu rokoknya sembarangan ketika mobil melaju. Ia sangat tidak sensitif dan peduli jika abu rokok tersebut beterbangan ke arah pengemudi motor di belakang mobil.

Selain abu rokok, penulis pernah melihat tisu, kulit kacang bahkan kulit rambutan dibuang begitu saja dari jendela mobil.

Penulis pernah mengendarai motor di belakang minibus yang pengemudi dan ketiga penumpangnya merokok bersamaan.

Mereka bergantian membuang abu rokok keluar jendela mobil. Karena jalan sempit dan dua arah, motor tidak bisa segera mendahului mobil tersebut. Maka untuk beberapa saat, helm, jaket dan celanapun menjadi seperti asbak tempat penampungan abu rokok yang beterbangan.

4. Mengambil Jalur Pengendara Motor Ketika Mendahului
Ketika mendahului kendaraan lain, pengemudi mobil sering mengabaikan pengendara motor yang melaju dari arah berlawanan.

Meski jalan sempit dua arah dan ada motor melaju dari depan, tetap saja mobil memaksa untuk mendahului. Akibatnya motor yang “terpaksa” mengalah hingga turun ke bahu jalan.

Kadang bukan hanya motor dari arah depan, motor yang berjalan searah pun sering kena pepet mobil. Demi keselamatan, akhirnya motor yang harus mengalah memperlambat laju kendaraan jika tidak ingin terlempat ke bahu jalan.

5. Melaju kencang di Jalan Tergenang Air
Ketika datang musim hujan, banyak terjadi genangan air di jalan raya. Banyak pengemudi mobil tidak memperlambat laju kendaraan ketika melewati genangan air tersebut.

Memang hal itu tidak mengganggu pengemudi mobil atau penumpang di dalam mobil. Tapi korbannya adalah para pengendara motor di samping mobil.

Seringkali ia terkena cipratan air dari mobil yang melaju kencang. Banyak pejalan kaki di trotoar pun yang menjadi korban.

6. Menutup Jalan Motor Ketika keluar dari Kantor
Jam pulang kantor adalah jam-jam yang paling macet di ibukota. Di jalan-jalan protokol, keadaan ini diperparah dengan banyaknya mobil yang baru keluar dari gedung perkantoran.

Sudah jalan macet, pengemudi mobil memaksa untuk terus memajukan mobil. Hingga moncong mobil menghambat celah jalan paling kiri yang tersisa untuk motor.

Semula celah tersebut masih bisa dilalui oleh motor. Ketika ada mobil baru keluar dari gedung perkantoran dan memaksa masuk ke jalanan yang sudah macet, maka moncong mobilpun menutup jalan motor.

Pemandangan yang sering terjadi adalah sebelum mobil banyak motor menumpuk dengan pengemudi yang tidak sabar, sedangkan setelah mobil celah panjang terbuka untuk pengendara motor.

Artikel ini dikirimkan oleh Handoko N. Soetrisno, bermukim di Bekasi, Jawa Barat.