Facebook Merajalela gan, Social Networking Yang Lain Bagaimana?
TS
michelrizaldi
Facebook Merajalela gan, Social Networking Yang Lain Bagaimana?
Tidak bisa dipungkiri bahwa situs jejaring sosial saat ini sedang digandrungi pengguna internet di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Situs pertemanan Facebook, dan MySpace merajai dengan jumlah pengguna di atas 200 juta. Keberadaan raksasa Facebook bahkan ikut andil mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Nah, bagaimana dengan peluang situs-situs social networking yang sudah terlanjur hadir, tapi mungkin belum sempat kita dengar keberadaannya?
Ternyata, kejayaan Facebook dan MySpace dalam merajai bisnis situs jejaring sosial bukan suatu ancaman bagi situs jejaring sosial yang berukuran lebih kecil dan mempunyai jumlah pengguna yang jauh lebih sedikit. Kekuasaan Facebook dan MySpace, meski tidak bisa dipungkiri telah memberikan pengaruh yang besar dalam gaya hidup masyarakat dunia, tetap saja belum dapat benar-benar menghilangkan keberadaan situs jejaring sosial yang lebih kecil. Kenapa bisa demikian? Mari kita bahas.
Pengguna setia dan fanatik
Spoiler for friedster:
Mungkin kita masih ingat dengan situs jejaring sosial Friendster. Beberapa tahun lalu, khususnya di Asia – termasuk Indonesia – , situs ini mampu menghipnotis pengguna-penggunanya, yang sebagian besar adalah ABG. Sampai-sampai ada kalimat “hari gini belum punya FS??!”, yang mungkin sedikit bermakna mengejek, apabila kita menemukan orang yang saat itu belum memiliki account Friendster.
Hadirnya Facebook sebagai situs pertemanan baru dengan fitur-fitur yang lebih lengkap, meredupkan sinar Friendster sebagai situs jejaring sosial terbesar di Asia. Banyak pengguna Friendster yang kemudian ‘berpaling’ ke Facebook, lalu kalimat “hari gini belum punya FS?!” berganti “FS? hari gini?!!”.
Saya pun beranggapan demikian, hingga beberapa saat yang lalu saya iseng login di account Friendster saya. Di sana saya mendapatkan account beberapa teman saya masih terupdate secara rutin. Beberapa dari teman saya itu memang dulunya rajin menyambangi account Friendsternya teman-teman yang ada di listnya, untuk sekedar menulis testimonial (comments), atau mengirim pesan.
Dari situ saya menyimpulkan bahwa kehadiran situs jejaring sosial raksasa tidak akan mampu membunuh jejaring sosial yang sudah ada sebelumnya, dikarenakan adanya pengguna-pengguna yang fanatik dan setia pada layanan yang lama mereka gunakan.
mIRC
Spoiler for mIRC:
Saya juga mengingat layanan lain, yang berusia lebih lama namun bukan situs jejaring sosial: mIRC. Pada masa jayanya, mIRC (Messenger Internet Relay Chat) adalah layanan chatting utama di internet, selain ICQ. Saya pun belajar internet awalnya melalui layanan ini. mIRC membuat penggunanya mudah berkomunikasi dengan orang lain di tempat lain, berdiskusi di channel (room), dan membuat komunitas-komunitas baru.
Kehadiran mIRC hampir bersamaan dengan kehadiran Yahoo! Messenger, layanan chatting dari Yahoo! yang lebih lengkap dan lebih keren. Lalu hadir pula layanan chatting lain, semisal GTalk (Google), Facebook Chat, dan lainnya. Namun ternyata kehadiran layanan chatting yang lebih hebat dan lebih lengkap itu tidak serta merta membunuh keberadaan MiRC. Itu karena keberadaan pengguna setianya, yang mungkin juga sudah terlanjur membentuk komunitas mereka masing-masing, tidak pernah meninggalkan layanan itu. Tidak percaya? Coba saja download program MiRC, jalankan, kemudian masuk melalui server seperti DALnet, Freenode, dll., lalu masuk ke channel-channel kota-kota besar, seperti #jakarta, #surabaya, #makassar, dll. Pasti masih bisa ditemukan nickname yang sedang online di sana.
Fokus di satu layanan
Spoiler for PILIH MANA:
Situs jejaring sosial raksasa, seperti Facebook memang mampu memenuhi banyak kebutuhan. Dengan menambahkan aplikasi-aplikasi tertentu, sepertinya pengguna dapat melakukan apa saja. Ternyata, justru kompleksitas seperti itulah yang menjadi kelemahan, dalam mematikan situs jejaring sosial yang lebih kecil.
Situs DeviantArt, misalnya, fokus pada layanan show off kreasi seni. Situs jejaring Ning, fokus pada layanan grup-grup diskusi yang lebih kecil dan intens. Atau situs jejaring sosial + mikroblogging Plurk dan Twitter, fokus pada layanan sharing dengan format singkat dan sederhana. Inilah yang membuat situs jejaring sosial kecil dapat tetap bertahan. Fokus!
Jadi jangan heran kalau sekarang hadir berbagai situs jejaring sosial yang kecil-kecil. Itu karena target yang dituju berbeda dengan situs jejaring sosial raksasa. Apalagi dengan hadirnya Content Management System (CMS), yang khusus dibuat untuk mendirikan situs jejaring sosial, seperti BuddyPress, siapa pun kini bisa membuat situs jejaring sosial sendiri. Tinggal si pengelola situsnya sendiri yang pandai-pandai menentukan, apakah ingin memenuhi semua kebutuhan, lalu bersaing dengan jejaring sosial raksasa, atau fokus pada satu layanan, untuk menggaet user yang lebih spesifik dan fanatik?
Bagaimana menurut Anda?
ATAU
0
3.2K
Kutip
21
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru