karmilaAvatar border
TS
karmila
Iklim & Pasar RI: Positip kata KADIN Inggris; INTEL pun Bertumpu pada Pasar Indonesia
Kamar Dagang Inggris Nilai Indonesia Positif
29. November 2012, 13:39:20 SGT

Kamar Dagang Inggris di Indonesia meluncurkan Business Confidence Index yang menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan perusahaan Inggris di Indonesia di tengah berbagai kesulitan menjalankan usaha. Dalam survei itu, yang digelar tidak lama setelah AS melakukan upaya serupa, lebih dari 80% responden korporasi mengungkap outlook bisnis yang secara keseluruhan positif. Hanya 8% dari total responden yang memberikan outlook negatif. “Perusahaan Inggris punya pandangan positif atas iklim usaha di Indonesia pada 2013,” demikian Haslam Preeston, ketua Kamar Dagang Inggris, dalam siaran pers. “Namun, masih ada tantangan besar, termasuk dalam hal ketidakpastian aturan, birokrasi yang tidak efisien, lambannya pembangunan infrastruktur, dan masalah buruh.”

Survei itu ditujukan kepada para eksekutif dari 36 perusahaan Inggris yang beroperasi di tanah air dan dilakukan pada saat modal asing tengah mengalir pesat. Indonesia mencatat rekor penanaman modal asing sebesar nyaris $20 miliar, atau sekitar Rp 192 triliun pada 2011. Tahun ini, angka itu diperkirakan akan menembus $24 miliar. Di awal 2012, pemerintah menargetkan akan menarik modal asing sebesar $30 miliar pada tahun depan. Namun, menurut para pengamat, investor baru masih enggan menanamkan modalnya di Indonesia setelah pemerintah merevisi aturan bagi perusahaan tambang asing. Selain itu, ada ketidakpastian di sektor keuangan dengan belum diumumkannya aturan baru tentang kepemilikan bank. Aksi buruh yang baru-baru ini berlangsung pun menambah pelik keadaan.

Kendati demikian, para investor Inggris mengatakan risiko yang dihadapi di tanah air setimpal dengan hasil yang mereka dapatkan. Sekitar 86% responden memperkirakan pendapatan perusahaan meningkat dalam waktu dekan. Dua per tiga responden juga berencana merealisasikan rencana menambah investasi dan belanja. Indeks itu dirilis setelah AS mengumumkan survei yang lebih mendalam pada Agustus lalu. Dalam jajak pendapat Amerika itu, diketahui 80% responden berencana untuk melakukan ekspansi, dengan prediksi laba positif untuk tahun ini maupun 2013. Survei yang diadakan oleh Kamar Dagang AS di Singapura itu menggaet eksekutif senior dari 31 perusahaan AS sebagai responden.

Dalam survei AS, posisi Indonesia melorot ke peringkat kedua setelah Vietnam sebagai lokasi ekspansi paling populer pada 2012 (Indonesia selalu ada di puncak daftar sejak 2009-2011). Korupsi masih jadi masalah paling utama untuk kali keenam dalam delapan tahun. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Chatib Basri, mengakui transparansi atas regulasi masih jadi masalah. “Saya sadar saya tidak bisa mengubah aturan. Akan butuh waktu sangat lama,” ujarnya. Sebaliknya, salah satu prioritasnya adalah memperbaiki kualitas layanan di BKPM, termasuk cara mempresentasikan dan mengomunikasikan informasi.
http://indo.wsj.com/posts/2012/11/29...nesia-positif/

Intel Bertumpu Pada Pasar Indonesia
28. November 2012, 9:13:12 SGT

JAKARTA – Intel kini mengandalkan penjualan komputer pribadi dan laptop kepada jutaan pembeli pemula atau first-time buyer di Indonesia untuk mendongkrak keuntungannya. Segmen ini juga diharapkan mampu menutup kerugian yang hilang di pasar negara maju, yang ramai beralih ke tablet. Penjualan komputer dan laptop dengan chip Intel diprediksi akan meroket di Indonesia, seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat yang memungkinkan mereka membeli komputer. Intel tengah mengalami kesulitan di pasar negara maju. Pembeli di sana lebih berminat terhadap smartphone dan tablet, yang tidak bertumpu pada prosesor Intel. Penjualan global perusahaan raksasa chip tersebut merosot drastis sehingga Intel terpaksa mengurangi produksi kuartal ini.

Kendati demikian, penjualan Intel di Indonesia diprediksi naik lebih dari 20% ketimbang tahun lalu, demikian menurut Uday Marty, direktur pelaksana Intel Asia Tenggara di Singapura. Kepada The Wall Street Journal, Uday mengatakan, dengan jumlah pemilik komputer masih kurang dari 10% jumlah penduduk, masih banyak ruang bagi Intel untuk berkembang di Indonesia. “Indonesia berpopulasi 240 juta orang dan lebih dari 50% warganya berusia di bawah 30 tahun,yang berarti mereka berpotensi membeli komputer begitu mampu,” ujar Uday. Ia menambahkan, meski ekonomi dunia cenderung suram, pertumbuhan ekonomi Indonesia berkembang hingga dua digit.

Penjualan komputer di Indonesia dapat menjadi andalan bagi Intel yang tengah berjuang meningkatkan pendapatannya. Intel telah kehilangan pelanggan di negara-negara Barat sejak Apple merilis iPhone pada 2007 lalu. Komputer pribadi atau PC telah tergantikan oleh telepon seluler dan tablet, baik dari segi angka penjualan maupun sebagai fokus inovasi perangkat keras dan lunak. Permintaan akan chip PC terus merosot meski Intel berhasil menguasai pangsa lebih dari 80% di segmen itu. Penggunaan teknologinya di ponsel dan tablet juga terbatas. Dalam perangkat-perangkat itu, sebagian besar perusahaan menggunakan chip lisensi perusahaan teknologi Inggris, ARM Holdings PLC.

Menurut Sudev Bangah, manajer perusahaan data teknologi International Data Corporation (IDC) di Indonesia, penjualan komputer dapat meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya komputer. Meski demikian IDC memprediksi pertumbuhan pengiriman komputer di Indonesia tahun ini akan datar saja. “Ekonomi di Indonesia masih sangat tradisional, sehingga banyak usaha yang tidak membutuhkan komputer. Hal ini akan berubah di tahun-tahun mendatang,” ujar Sudev. Sudev menambahkan, warga sadar komputer di Indonesia masih kurang dari 7%, bandingkan dengan 41% di Malaysia, 13% di Filipina, 22% di Thailand dan 15% di Vietnam. Di Indonesia, chip produksi Intel biasanya dibenamkan ke dalam laptop atau PC super murah. Para pembeli pemula lebih memilih komputer seharga Rp2-3 juta. Untuk mendongkrak penjualan di negeri ini, Intel menjadi sponsor pameran komputer di wilayah terpencil. Mereka mendirikan tenda atau bahkan menggunakan mobil demi mengajari cara mengoperasikan komputer agar usaha dan kehidupan rakyat menjadi lebih baik.

Menurut Santhosh Viswanathan, kepala Intel Indonesia Corp, ada begitu banyak pembeli pemula dengan tingkat penetrasi pasar rata-rata kurang dari 10%. Sementara itu, angka di kota-kota kecil lebih rendah lagi. “Di kota tier 2 dan tier 3, para pembeli lebih menimbang nilainya.” Pameran yang digelar Intel itu ditujukan untuk menunjukkan manfaat berbisnis dengan menggunakan komputer. Contohnya, mereka menjelaskan kepada para pembuat mebel rotan untuk membuat laman mereka sendiri. Mereka juga mengajarkan pengusaha tekstil menggunakan komputer untuk merancang pola batik tradisional yang rumit. Demi memudahkan pembelian komputer, Intel mendorong perusahaan pembiayaan motor setempat menawarkan kredit komputer kepada para peminjam. Intel juga membujuk sejumlah produsen untuk mendesain laptop dengan layar lebih mungil yang lebih murah dan lebih mudah dibawa-bawa.

Untuk menolong pengguna komputer baru mengakses aplikasi penting, Intel bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi nasional untuk menyertakan beberapa aplikasi sebagai bagian dari modem nirkabel. Aplikasi itu telah langsung terpasang, dan berguna bagi para pemula yang tidak mengerti cara mengunduh aplikasi dari Internet. Agar penjualan meningkat, menurut para analis, Indonesia membutuhkan komputer murah dan mudah dioperasikan. Masalahnya adalah Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan koneksi terlambat serta tarif Internet termahal di Asia Tenggara. Intel mencoba menyiasati masalah ini dengan cara bekerja sama dengan produsen komputer dalam menyediakan akses broadband murah dalam setiap paket pembelian.

Sementara itu, angka penjualan yang lebih tinggi di segmen komputer kualitas rendahan tidak banyak menopang penjualan Intel di lapisan bawah karena produk-produk itu menggunakan chip yang lebih murah dan kurang menuai laba. Tapi, pengguna Internet Indonesia ingin lebih banyak lagi terkoneksi dengan Internet. Indonesia termasuk salah satu pengguna Facebook dan Twitter teraktif di dunia yang kebanyakan diakses lewat smartphone murah. Seiring dengan naiknya tingkat pendapatan, permintaan akan komputer dan konektivitas yang lebih bertenaga juga kian tinggi. “Smartphone telah memungkinkan setiap orang mencecap kecanggihan teknologi dan mereka ingin lebih,” ujar Marty dari Intel. “Indonesia adalah permata kami.”
http://indo.wsj.com/posts/2012/11/28...sar-indonesia/

-----------------------

Ini bukti bahwa upah minimum Jakarta yang sekitar US230 dollar/month atau sekitar 178 euro permonth pada 2013 nanti, masih sangat rendah dan murahlah. Keuntungan MNC's yang cari makan di Indonesia itu, mereka memperoleh keuntungan berlipat-lipat dibanding ongkos buruh yang dia bayarkan, apalagi di Indonesia, urusan bayar pajak bisa kongkalikong dengan petugas pajak. Makanya banyak sekali MNC's yang cari makan disini, pada nunggak pajaknya sehingga menambah betahnya MNS's penunggak pajak itu untuk tetap tinggal di Indonesia, meski upah buruh terus naik
0
1.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan