JIKA Sutan Bathugana mendengar, pasti bilang ngeri-ngeri syedap atas kasusnya oknum PNS di Pasuruan (Jatim) ini. Bagaimana tidak? Kusbandi, 40, pegawai Dinas Pariwisata setempat kepergok “wisata ranjang” dengan bini orang. Tentu saja suaminya ngamuk, sehingga PNS celamitan ini diarak ke kantor polisi.

Profesi sering pula menyatu menjadi sebuah perilaku. Awak kapal misalnya, ketika dia berjalan di darat akan teranguk-angguk, seperti dia saat berada di atas kapal. Begitu pula pemain bola, jika tidur kakinya suka nendang-nendang karena mimpi menggiring bola. Tapi jika karyawan Dinas Pariwisata kemudian mengadakan wisata ranjang dengan istri orang, apakah ini juga sebuah “keniscayaan”?

Niscaya atau bukan, kelakuan oknum PNS di Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan ini memang bikin malu. Rumah sudah punya, keluarga juga ada, kenapa tidur saja numpang di kamar istri orang. Apakah kamar Ny. Arini, 38, dianggapnya kamar sebuah hotel, sehingga bisa chek in kapan saja? Paling ironis, Kusbandi baru berani “chek in” manakala Pelda Sardadi, 45, suami Arini ini tak di rumah, karena tugas di Bangkalan (Madura).

Rumahtangga Sardadi – Arini memang sudah sekian lama “pisah rumah”. Bukan dalam arti negatif, tapi karena suami bertugas di Kodim Bangkalan, sementara Arini di Pasuruan juga punya aktivitas sebagai guru SD. Bisa saja istri ikut suami ke Madura, tapi kan setelah Otonomi Daerah tak mudah PNS pindah tempat. Jadi demi masa depan, Pelda Sardadi yang harus mengalah mengikuti program PJAK (Pulang Jumat kembali Ahad).

Seminggu baru ketemu istri, atau sebaliknya istri seminggu baru ketemu suami, memang sangat tidak mengenakkan. Biasanya, istri lebih bisa menahan libido. Tapi Ny. Arini ini agaknya aksioma untuk sebuah dalil. Lebih-lebih rangsangan dari pihak luar demikian kuat. Maklumlah, istri Pelda Sardadi ini cukup cantik di kelasnya, sehingga ibarat motor banyak orang yang pengin nyemplak.

Salah satunya adalah Kusbandi, pegawai Dinas Pariwisata setempat. Tahu bahwa Arini suka ditinggal pergi suami, mulailah dia intervensi dari segala penjuru. Awalnya Arini mencoba menepiskan segala serangan itu. Tapi karena dia sendiri juga sering “kedinginan” di tengah malam, akhirnya Arini bertekuk lutut dan berbuka paha juga untuk Kusbandi. Sejak itu, oknum Dinas Pariwisata ini berhasil “wisata ranjang” di kamar bersama Arini.

Awalnya mereka memang menggunakan fasilitas hotel. Tapi lama-lama jebol juga isi kantong demi “si entong’. Untuk menghemat anggaran, Arini kemudian mempersilakan Kusbandi menginap saja di rumahnya. Apa ora hebat? Di hotel manapun takkan pernah ada, seorang pemilik hotel rela memberikan pelayanan ranjang pada tamunya. Tapi untuk Kusbandi, tak hanya tidur, meniduri istri tuan rumah, ya mangga….!

Skandal ini baru terbongkar ketika Pelda Sardadi pulang di luar jadwal resmi. Belum hari Jumat, dia sudah kembali ke rumahnya di kompleks Keboncandi Permai Desa Karangsentul Kecamatan

Gondangwetan. Melihat ada sepeda motor diparkir di garasi, dia jadi curiga. Lalu diintiplah isi dalam kamar istrinya. Bajindul, di sana ditemukan lelaki tak dikenal tidur hanya dengan celana kolor saja.

Wah, pikiran Sardadi tentu saja menjadi macem-macem. Apa lagi tidurnya demikian angler (pulas), agaknya baru saja entuk-entukan. Segera saja dipanggil polisi Polres Pasuruan, dan Kusbandi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Menyitir kata Ketum PAN dulu, hidup memang harus berbuat. (DS/Gunarso TS)

sumber

Bener2 ngeri2 sedap ini. kok berani2nya selingkuhi istri tentara