b4djulAvatar border
TS
b4djul
Kemenangan Jokowi Buktikan Parpol Mulai di Cuekin Rakyat. Hati2 aja di 2014!

Joko Widodo menemani Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri, didampingi Taufiq Kiemas dan Puan Maharani, nyoblos di PTS 31, Kebagusan, Jakarta Selatan, Kamis (20/9/2012).


Kemenangan Jokowi Bukti Parpol Tidak Punya Pengaruh Besar
Tribunnews.com - Kamis, 20 September 2012 18:01 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Direktur Eksekutif JSI Fajar S Tamin mengatakan, kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dalam berbagai quick count, merupakan bukti partai politik tidak memiliki pengaruh yang besar dalam Pemilukada DKI Jakarta. "Kalau ditanya kenapa kekalahannya, banyak faktornya, pertama terlihat bahwa partai hampir tidak punya pengaruh cukup besar dalam pilkada," ujar Fajar usai merilis hasil quick count Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (20/9/2012).

Menurut Fajar, kegagalan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli membuktikan, dukungan banyak partai tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perolehan suara. "Terbukti, kandidat yang didukung oleh partai besar dan banyak partai, tidak banyak dampaknya," tutur Fajar. Fajar menilai, itu terjadi karena masyarakat lebih melihat kepada sosok tokoh yang diusung, sehingga keberadaan parpol tidak terlihat besar pengaruhnya. "Ternyata, personality lebih dinilai oleh publik, karena hasilnya lebih signifikan. Bila pengaruh partai lebih signifikan, maka pasti Foke-Nara akan menang," jelasnya.

Fajar juga melihat kegagalan pasangan Foke-Nara bisa jadi disebabkan mesin parpol yang tidak bekerja secara maksimal. "Tapi, orang memilih berdasarkan pribadi, bukan sesuai instruksi partai. Bisa disimpulkan, partai tidak cukup berperan," paparnya.
http://jakarta.tribunnews.com/2012/0...pengaruh-besar

PILKADA DKI: Kemenangan Jokowi Buktikan Konstituen Abaikan Parpol
Kamis, 20 September 2012 | 16:41 WIB

JAKARTA: Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama membuktikan bahwa dukungan partai politik (parpol) dan elite parpol diabaikan oleh konstituen. Peneliti LSI Burhanudin Muhtadi mengatakan dalam iklim demokrasi saat ini, masyarakat cenderung melihat figur calon dibandingkan dengan dukungan parpol. "Pilkada DKI ini memberi pelajaran berharga bagi parpol agar mereka tidak asal menyiapkan kader dalam konteks menyiapkan pemimpin," ujarnya, Kamis (20/9/2012).

Menurut Burhanudin Pilkada DKI Jakarta tergolong unik dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satunya, lanjutnya karakteristik dasar pemilih di Jakarta memang jauh lebih terdidik. "Hampir 21% pendidikan pemilih Jakarta S1. Mereka ini merasakan dan melihat hasil kinerja incumbent," jelasnya.

Kemenangan Jokowi, tegas Burhanudin, terdorong oleh suara pemilih dari kelompok menengah atas. "Kalangan yang belum menentukan pilihan saat survei awal, banyak yang memilih Jokowi di putaran kedua. Jokowi harus berterima kasih kepada undicided voters," tutupnya
http://www.bisnis.com/articles/pilka...abaikan-parpol

Kemenangan Jokowi Pesan untuk Elit Parpol
Kamis, 20 September 2012 | 16:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei dinilai bukan kemenangan partai politik pendukung pasangan tersebut. Hasil itu dinilai sebagai kemenangan warga Jakarta. "Rakyat memang sangat merindukan perubahan seperti membuat pemerintahan yang tidak korup. Inilah pesan yang ditangkap dari kemenangan Jokowi ini," kata anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra Martin Hutabarat, di Jakarta, Kamis ( 20/9/2012 ).

Martin mengatakan, meski demikian, Jokowi-Basuki harus menyadari akan menghadapi tantangan berat untuk melaksanakan harapan rakyat melakukan perubahan Jakarta seperti yang dijanjikan selama kampanye. Hasil hitung cepat itu, kata anggota Komisi III itu, juga menjadi pesan dari rakyat kepada para elit parpol bahwa rakyat menuntut kesungguhan parpol dalam melayani rakyat. "Inilah pesan yang ditangkap dari kemenangan Jokowi ini," kata Martin.

Seperti diketahui, pasangan Foke-Nara didukung banyak parpol, yakni Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan DPD I DKI Jakarta Partai Golkar, Partai Hanura, dan partai-partai non parlemen. Adapun Jokowi-Basuki tetap hanya didukung dua parpol, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.

Seperti diberitakan, hasil hitung cepat beberapa lembaga menunjukkan pasangan Jokowi-Basuki unggul dibanding pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara). Hasil hitung cepat Litbang Kompas, Jokowi-Basuki unggul dengan total suara 53,26 persen dari jumlah suara sah. Adapun pasangan Foke-Nara mengantongi 46,74 persen dari suara sah. Sedangkan hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang disiarkan TV One, Jokowi-Basuki mendapat suara sebanyak 63,68 persen dan Foke-Nara sebanyak 46,32 persen.
http://nasional.kompas.com/read/2012...uk.Elit.Parpol

----------------------

Gejala seperti ini sebenarnya sudah mulai terasa dan tampak dalam beberapa Pilkada di beberapa daerah belakangan ini. Rakyat tak mempan lagi termakan janji gombal parpol dan politisinya, termasuk 'money politics'-nya. Mereka kini berani mengambil uang saja, tapi siapa yang akan dicoblosnya, itu urusan nurani mereka sendiri-sendiri. Akibatnya, banyak serangan fajar yang gagal total memenangkan jago yang menghabiskan banyak uang. Di masa depan, rakyat hanya akan memilih figur sang Pemimpin yang menurutt mereka jujur dan bersahaja serta dekat dengan rakyat. Bukan lagi karena pertimbangan karena calon pemimpin ybs itu memiliki latar belakang sebagai tokoh dari parpol yang berkuasa, sederet panjang gelar akedemik, dinasti kekuasaan atau bahkan penduduk asli atau pendatang.
0
11.8K
184
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan