FukLoLAvatar border
TS
FukLoL
Lembur 11Jam = "Membunuhmu"
Persaingan bisnis dan dunia kerja yang makin kompetitif membuat banyak karyawan sering kerja lembur. Hati-hati, lembur lebih dari 11 jam itu bisa mematikan karena berisiko terkena serangan jantung hingga 67 persen.

"Dalam jangka panjang, Anda takkan mendapatkan output yang lebih banyak jika bekerja selama 11 jam dibandingkan saat Anda menghabiskan waktu 8 jam
di kantor. Ini merupakan temuan yang paling menyedihkan bagi para pekerja, apalagi kondisi ini memberi risiko komplikasi kesehatan yang mematikan bagi para pekerja," ujar Profesor Jacques Snyman, eksekutif klinis program Zurreal4employers dari Agility Channel, sebuah lembaga yang bergerak di bidang manajemen SDM.

Sebuah studi terbaru dari University College London menemukan bahwa orang-orang yang menghabiskan waktu lebih dari 11 jam untuk bekerja berisiko terkena serangan jantung hingga 67 persen.

Studi ini diperkuat oleh Finnish Institute of Occupational Health yang menemukan bahwa seseorang yang bekerja lebih dari 11 jam berisiko dua kali lebih mungkin terserang depresi berat. Dengan kemungkinan 2,5 lebih tinggi menderita setidaknya satu episode depresi yang merugikan setelah enam tahun.

Menurut Snyman, perusahaan dan pekerja juga harus sama-sama menyadari bahwa peningkatan input takkan pernah menghasilkan output yang sama besarnya.

Durasi kerja terbaik menurutnya adalah 2-6 jam per hari. Jika dipaksakan, maka mulai jam ke-9, kinerja Anda akan menipis dan produktivitas menjadi turun, belum termasuk letih dan lelah seiring dengan berjalannya waktu.

Penelitian ini sangat dibutuhkan karena mengindikasikan seberapa serius dan meluasnya tren kerja seperti ini. Beberapa negara baru saja dinobatkan memiliki penduduk paling gila kerja (workaholic) di dunia oleh Ipsos Global dan Reuters pada tahun 2011. Ke-10 negara paling gila kerja itu adalah: Jepang, China, Swedia, India, Brazil, Kanada, Amerika Serikat, Korea Selatan, Afrika Selatan, Australia.

"Dengan semakin banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang dan potensinya memunculkan komplikasi kesehatan yang mematikan, tentu saja setiap perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kesehatan para pekerjanya," ujar Snyman.

Menurut Snyman, orang yang 'menderita' workaholic itu harus diidentifikasi lebih awal dan kondisinya dikelola melalui program penjaminan kesehatan pekerja secara personal dan terintegrasi.

"Biasanya, pekerja semacam ini lebih cenderung mengabaikan gejala peringatan kesehatan yang jelas-jelas muncul di hadapannya agar bisa menghindari absen kerja dan kurang berkenan mencari bantuan medis. Mereka juga percaya bahwa masalah ini akan hilang dengan sendirinya," pungkasnya.


SAYANGI KELUARGA DAN KESEHATANMU emoticon-Angel

Sumber: Health24
0
2.3K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan