fesbukermania
TS
fesbukermania
[Travelista] Menjelajahi Misteri Gunung Pusuk Buhit Samosir Sumatera Utara
Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya mendaki Gunung Pusuk Buhit. Mungkin banyak orang yang belum tahu tempat apa yang saya maksudkan ini. Pusuk Buhit merupakan salah satu dari rangkaian gunung supervolcano Toba yang berada di daerah Pangururan Pulau Samosir Sumatera Utara. Menurut legenda setempat, Pusuk Buhit merupakan tempat asal mula orang batak. Jadi, nenek moyang orang Batak berasal dari Pusuk Buhit. Berikut ini merupakan cerita legenda mengenai Pusuk Buhit….



"Konon Siboru Deak Parujar turun dari langit. Dia terpaksa meninggalkan kahyangan karena tidak suka dijodohkan dengan Siraja Odap-odap. Padahal mereka berdua sama-sama keturunan dewa. Dengan alat tenun dan benangnya, Siboru Deak Parujar yakin menemukan suatu tempat persembunyian di benua bawah. Alhasil, dia tetap terpaksa minta bantuan melalui burung-suruhan Sileang-leang Mandi agar Dewata Mulajadi Nabolon berkenan mengirimkan sekepul tanah untuk ditekuk dan dijadikan tempatnya berpijak. Namun sampai beberapa kali kepul tanah itu ditekuk-tekuk, tempat pijakan itu selalu diganggu oleh Naga Padoha Niaji. Raksasa ini sama jelek dan tertariknya dengan Siraja Odap-odap melihat kecantikan Siboru Deak Parujar. Akhirnya Siboru Deak Parujar mengambil siasat dengan makan sirih. Warna sirih Siboru Deak Parujar kemudian semakin menawan Naga Padoha Niaji. Dia mau tangannya diikat asal yang membuat merah bibir itu dapat dibagi kepadanya. Namun setelah kedua tangan berkenan diikat dengan tali pandan, Siboru Deak Parujar tidak memberikan sirih itu sama sekali dan membiarkan Naga Padoha Niaji meronta-ronta sampai lelah.
Bumi yang diciptakan oleh Siboru Deak Parujar terkadang harus diguncang gempa. Gempa itulah hasil perilaku Naga Padoha Niaji. Namun ketika guncangan itu mereda Siboru Deak Parujar mulai merasa kesepian dan mencari teman untuk bercengkerama. Tanpa diduga dan mengejutkan, diapun bertemu dengan Siraja Odap-Odap dan sepakat menjadi suami-istri yang melahirkan pasangan manusia pertama di bumi dengan nama Raja Ihat dan Itam Manisia. Pasangan manusia pertama inilah yang menurunkan Siraja Batak sebagai generasi keenam dan menjadi leluhur genealogis orang Batak (http://tanobatak.wordpress.com)"


Saya berinisiatif ingin menuju ke Pusuk Buhit dari pada gunung lainnya yang berada dikawasan Sumatera Utara bukan karena ingin menaklukan ketinggian tapi saya lebih tertarik dengan misteri-misteri yang ada. Ada beberapa info yang saya baca mengatakan bahwa Pusuk Buhit termasuk dalam rangkaian gunung Supervolcano Toba yang pernah meletus kurang lebih 75000 tahun yang lalu dan hampir memusnahkan umat manusia pada saat itu. Erupsi dari letusan gunung itulah yang menyebabkan terbentuknya Danau Toba. Dan ternyata dari seluruh rangkaian gunung Supervolcano Toba yang meletus itu, diketahui hanya Gunung Pusuk Buhit yang tidak meletus. Gunung Pusuk Buhit pun masih aktif saat ini dan ada sumber yang mengatakan bahwa kemungkinan apabila Pusuk Buhit meletus maka akan mengakibatkan aktifnya rangkaian gunung-gunung yang lain dan itu sangat membahayakan. Letusan Gunung Krakatau saja diibaratkan cuma sendawa dari Supervolcano ini. Dan masih banyak lagi cerita mengenai Pusuk Buhit yang bermacam-macam.
Ok, kita langsung saja ke cerita pendakian gunung misteri yang satu ini. Dalam perjalanan kali ini saya hanya pergi berlima dengan teman-teman saya. Dimana dua orang berangkat dari kota Sibolga dan saya dengan teman lainnya berangkat dari kota Medan. Dari Medan kita menuju ke daerah Pangururan yang letaknya tepat di bawah kaki Gunung Pusuk Buhit. Dari Medan kita bisa menggunakan transportasi umum yaitu travel-travel yang berada di daerah Padang Bulan. Kita bisa mencari travel yang mempunyai trayek Medan - Pangururan dengan ongkos sekitar 65rb rupiah. Perlu kita ketahui bahwa Pulau Samosir itu bukanlah pulau sebenarnya. Jadi kita bisa menuju pulau samosir itu tidak hanya dengan menaiki kapal Feri (lewat daerah Parapat) tapi bisa juga dengan melewati jalur darat yakni melewati daerah Tele.

Hari itu begitu sangat cerah dan terasa tepat untuk melakukan perjalanan liburan. Dari Medan kami melintasi daerah pegunungan & menuju ke Berastagih. Perjalanan begitu menyenangkan karena kami bisa merasakan udara sejuk dari dalam kendaraan dan melihat pemandangan yang bagus. Setelah sedikit melewati Berastagih, travel kami singgah di salah satu rumah makan untuk makan siang. Dari Medan kami berangkat sekitar pukul setengah 9 pagi dan perjalanan sekitar 1,5 jam menuju Berastagih. Karena merasa masih kenyang maka saya memutuskan untuk tidak makan dulu di rumah makan itu. Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali hingga akhirnya travel kami melintasi komplek perumahan PLTA Renun. Dan tak jauh setelah melintasi komplek PLTA tersebut. Travel kami berbelok ke kiri dan memasuki jalanan yang cukup jelek menuju ke daerah Tele. Dalam perjalanan menuju daerah Tele setelah berbelok ke kiri tadi kami banyak menjumpai bendungan PLTA. Perjalanan dari komplek perumahan PLTA Renun menuju Tele sekitar 1,5 jam. Dan pada saat travel kami sampai di daerah Tele, saya benar-benar berdecak kagum melihat pemandangan di daerah Tele tersebut. Pemandangan begitu sangat indah sekali namun sayangnya kami naik kendaraan umum sehingga kami tak bisa berhenti. Namun, suatu saat nanti saya akan pergi ke Tele dan memuaskan diri melihat pemandangan yang luar biasa itu. Melihat daratan hijau menghampar luas dan bentuk jalan yang meliuk-liuk sungguh menyenangkan. Kemudian setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam dari Medan akhirnya kami sampai juga di daerah Pangururan dan bertemu dengan teman kami yang duluan sampai disitu. Kami lalu menuju ke salah satu cabang kantor kami di sana untuk singgah sebentar guna mempersiapkan perjalanan pendakian yang akan kami lakukan di malam harinya. Kami meletakkan barang-barang kami di kantor tersebut dan mencari rumah makan untuk makan siang. Dan sebagai catatan, kita perlu banyak bertanya dengan penduduk sekitar tempat rumah makan muslim di sana, karena mengingat daerahnya mayoritas non muslim. Namun kita tak perlu khawatir, karena di sana tidaklah sulit untuk menemukan rumah makan muslim. Kemudian kami berbelanja keperluan untuk pendakian. Kami membawa banyak air minum & cemilan serta tak lupa kami membeli senter & lilin untuk penerangan kami.



Kemudian setelah kami membeli perlengkapan untuk pendakian, kami pun membereskan perlengkapan tersebut & bersantai menikmati angin sejuk di pinggir Danau Toba. Setelah menunaikan ibadah sholat Maghrib & Isya’ kami pun berangkat di antar oleh orang kantor dengan mobil pick up menuju ke jalur pendakian Pusuk Buhit. Sebelum menuju jalur tersebut kami membeli nasi goreng untuk makan malam kami diperjalanan. Mobil pun bergerak kencang di malam itu dan kami pun bercerita di bak belakang mobil itu sambil melihat bintang-bintang & kerlap kerlip lampu yang begitu indah terlihat. Di sekitar jalan yang kami lewati, saya melihat banyak makam-makam leluhur orang batak terdahulu. Makamnya besar-besar & bentuknya menyerupai rumah adat orang batak.





"foto diambil saat siang hari"

Akhirnya, mobil pun sampai pada jalur pendakian pusuk buhit & di mana mobil sudah tidak bisa lewat lagi. Kemudian kami pun membuka bekal nasi goreng yang kami beli tadi dan memakannya sesaat setelah kami turun dari mobil dan makan ditengah cahaya remang-remang lilin yang kami nyalakan. Setelah selesai makan malam, kami pun berdoa bersama & mulai melakukan pendakian.



Jalan menuju puncak Pusuk Buhit berbatu-batu dan berkelok-kelok namun luas jalannya seperti muat untuk satu mobil atau dua kendaraan bermotor. Kita harus berhati-hati karena kanan atau kiri kita merupakan jurang yang curam & cukup berbahaya. Banyak rumput ilalang yang tinggi di kanan kiri jalan yang kami lewati. Tapi beberapa saat setelah 2,5 jam berjalan kami bisa melihat pemandangan di bawah kami berupa kerlap kerlip lampu perumahan penduduk di sekitar pinggiran Danau Toba. Dan di atas kami terhampar bintang-bintang yang bisa terlihat lebih banyak dari yang biasa saya lihat. Malam itu begitu cerah dan sangat tepat untuk melakukan pendakian & beberapa kali kami berhenti karena teman-teman saya kelelahan. Jalan yang ditempuh merupakan jalan berbatu dan menanjak sehingga membuat kita menjadi cepat letih. Di setiap tikungan yang kami lewati, terkadang kami menjumpai puntung rokok & bekas plastik makanan yang kemungkinan dibawa oleh pendaki lainnya yang datang sebelum kami. Jalanan begitu gelap dan sunyi dan samar-samar terdengar suara serangga. Senter yang kami beli tadi begitu sangat membantu perjalanan kami dan saya pun menjadi memimpin jalan paling depan sambil memegang parang untuk menebas rumput ilalang yang tinggi.





*Bersambung ke post " 1 "

nona212
nona212 memberi reputasi
1
101.5K
216
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan