soiponAvatar border
TS
soipon
{Pencitraan Golkar?} Akbar Tandjung: Teroris Solo Tidak Cinta Islam
Akbar Tandjung: Teroris Solo Tidak Cinta Islam
Penulis : Aditya Revianur | Jumat, 7 September 2012 | 06:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menuding para teroris yang melakukan aksi di Solo tidak memahami dan mencintai Islam. Pasalnya, tendensi yang dibangun dalam ajaran Islam adalah moderat, sedangkan para teroris pelaku teror di Solo adalah gerakan Islam yang mengedepankan kekerasan dan intoleransi.

"Umat Islam yang cinta kepada agamanya itu menghormati perbedaan, pluralisme, sehingga bisa menghindari terjadinya tindakan-tindakan yang terjadi seperti beberapa waktu lalu di Solo. Kejadian itu mengakibatkan image Islam seolah-olah dianggap sebagai gerakan yang ekstrem. Padahal, mainstream Islam itu adalah moderat," ujar Akbar Tandjung di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (6/9/2012) malam.

Akbar berharap para aparat penegak hukum untuk melakukan langkah-langkah represif maupun preventif terhadap peristiwa teror yang dilakukan setiap kelompok teroris. Akbar juga meminta pada aparat untuk mencari akar penyebab dari terorisme. Baginya, hal itu dapat menjadi batu fondasi dalam mencari solusi terhadap masalah terorisme.

Akbar Tandjung berharap banyak kepada pemuka-pemuka agama, tokoh agama Islam, dan segala komunitas Islam pendukung arus Islam mainstream yang moderat di Indonesia. "Ormas Islam ini kan yang moderat diwakili oleh NU dan Muhammadiyah. Nah, saya berharap tentang cara organisasi Islam itu dapat terus meningkatkan pemahaman Islam pada umat Muslim bahwa Islam itu cinta damai dan tidak menghendaki kekerasan seperti yang dilakukan para teroris," paparnya.

Sebelumnya, Bayu bersama Farhan, Firman, dan Muchsin diduga kuat terlibat tiga aksi teror terhadap pos polisi di Solo. Pertama, aksi penembakan di Pospam Simpang Gemblengan pada Jumat (17/8/2012). Kedua, di Bundaran Gladak, Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (18/8/2012). Kemudian yang terjadi di Pos Polisi Singosaren, Jalan Rajiman Serengan, Solo, Kamis (30/8/2012), yang menewaskan seorang anggota kepolisian Bripka Dwi Data Subekti.

Densus 88 kemudian membekuk Bayu dalam keadaan hidup di kediaman mertuanya, Wiji, di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam. Sementara dua terduga teroris lainnya, yakni Farhan dan Muchsin, tewas dalam pernyergapan oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Solo, pada hari yang sama.

Kemudian Firman baru ditangkap di Depok, Rabu (5/9/2012) lalu. Hingga kini kepolisian masih mengejar pelaku lainnya dalam teror di Solo tersebut. Teroris tersebut menurut Polri memiliki hubungan dengan kelompok jaringan Abu Sayyaf di Filipina.

Source

Rupanya salah satu "trio alpha golkar" ini mau eksis lagi dengan mengomentari kasus teroris. emoticon-Matabelo
0
1.2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan