hunter.hideoutAvatar border
TS
hunter.hideout
[Dongeng] Kappa Pemanggil Hujan
dijamin no repost dah!!

Kappa Pemanggil Hujan

Dahulu kala ada Kappa yang tinggal di rawa-rawa di atas gunung. Kappa tersebut sering berbuat onar dan meresahkan penduduk. Penduduk desa sangat membencinya. Suatu ketika datanglah seorang pendeta Budha yang sedang dalam perjalanan dan melewati desa tersebut. Berberapa penduduk yang ditemuinya menceritakan tentang semua perbuatan Kappa yang sangat menyusahkan penduduk desa. Setelah mendengarkan semua itu, sang pendeta lalu pergi ke atas gunung untuk menemui Kappa yang membuat resah penduduk desa. Dengan bersusah payah mendaki gunung, akhirnya Sang Pendeta sampai di tepi rawa-rawa tempat tinggal Kappa.

“Kappa, Kappa!!” berulang kali sang pendeta memanggil Kappa sambil memukul gong kecil, namun sosoknya belum kelihatan juga. Sebenarnya Kappa sendiri mendengar panggilan sang pendeta, tapi karena ia malas menemuinya, ia pun mengacuhkannya. Tetapi, karena sang pendeta tak berhenti memanggil namanya, maka Kappa jengkel dibuatnya. Akhirnya ia keluar dari tempat persembunyiannya dan menemui Sang Pendeta.
“Ada apa sih?” tanyanya dengan jengkel.
“Kappa, aku dengar dari penduduk desa bahwa kamu sering mencuri. Apa itu benar?”
“Ya, memangnya kenapa dengan hal itu?”
“Kappa, kalau sekarang saja kamu sudah berbuat jahat. Ketika kamu mati, dan di kehidupan berikutnya mungkin kamu akan menjadi makhluk yang lebih hina daripada yang sekarang ini. Apa kamu mau?”
(menurut ajaran Budha, semua makhluk mengalami 6 dunia reinkanasi)
Sejenak Kappa pun terdiam. Memang terkadang sempat terlintas dalam pikirannya bahwa di kehidupan nanti, ia ingin dilahirkan kembali menjadi manusia. Tapi karena ia rasa itu sulit, ia pun terus-terusan menggangangu penduduk desa.
“Kalau kamu memang ingin dilahirkan kembali menjadi manusia, hentikanlah semua perbuatan jahatmu dan berbuatlah kebajikan” kata Sang Pendeta menasehatinya.
Kappa pun menyadari kekeliruannya dan berjanji akan berbuat kebajikan mulai sekarang.
“Aku ingin dilahirkan kembali menjadi seorang manusia. Karena itu aku akan berusaha berbuat kebajikan” kata Kappa dengan sedih.

Setelah mendengar pernyataan Kappa itu, hati sang pendeta pun menjadi lega. Ia pun akhirnya pergi melanjutkan perjalanannya lagi.

Berberapa musim kemudian, triba-tiba desa di kaki gunung tempat tinggal Kappa sedang dilanda kemarau yang sangat panjang. Persediaan air di sungai juga telah kering. Sawah dan ladang pun tak bisa menghasilkan apa pun lagi. Kehidupan masyarakat desa tersebut sangatlah menderita. Sudah banyak dilakukan upacara memohon hujan kepada Tuhan. Namun hujan tak kunjung turun. Melihat kesedihan penduduk desa tersebut, Kappa pun turut bersedih. Akhirnya ia turun gunung mengunjungi penduduk desa tersebut dan berharap agar ia dapat melakukan sesuatu untuk menolong mereka. Saat itu penduduk desa sedang khusuk berdoa memohon hujan. Tiba-tiba salah seorang penduduk desa melihat kehadiran Kappa dan berteriak, “ Hei, ada Kappa disini. Mungkin dialah penyebab kekeringan selama ini!”

Mendengar teriakan itu, semua penduduk desa yang sedang sujud berdoa itu pun berdiri dan memukuli Kappa dengan berbagai macam benda. Kappa pun terjatuh dengan penuh luka. Penduduk terdiam melihat dia yang sedang kesakitan. “Selama ini aku telah berbuat jahat pada kalian. Tapi tolong, untuk terakhir kalinya biarkan saya berdoa kepada Tuhan untuk memohon hujan.” Kata Kappa dengan pelan menahan rasa sakit. Akhirnya penduduk desa pun mengijinkan Kappa untuk berdoa memohon hujan bagi mereka. Agar tidak lari, maka tangan dan kakinya diikat dan dinaikkan ke atas menara doa yang tinggi. Menara doa itu biasanya dipakai oleh pemimpin agama setempat untuk memimpin doa.

“Hai, Tuhan. Aku Kappa. Dengarkanlah doaku ini. Aku tahu bahwa selama ini aku telah berbuat jahat. Tetapi di akhir hidupku ini aku ingin berbuat kebaikan. Sebagai ganti nyawaku turunkanlah hujan bagi desa ini. Agar mereka tidak lagi sengsara” teriak Kappa sambil menghadap ke arah langit. Kappa terus berdoa berhari-hari lamanya tiada henti, tetapi hujan pun tak kunjung turun. Akhirnya, melihat kegigihan Kappa yang tanpa makan dan minum terus berdoa, para penduduk desa merasa kasihan. Akhirnya bersama-sama dengan Kappa, seluruh penduduk desa ikut sujud memohon hujan kepada Tuhan.

Tiba-tiba dari langit datang sebuah kilatan petir menyambar menara doa. Bersamaan dengan itu gemuruh guntur menggelegar. Langit yang sebelumnya siang terik berubah menjadi gelap. Turunlah hujan dengan derasnya. Penduduk desa pun bersuka cita menyambut hujan itu. Berkat doa Kappa maka Tuhan menurunkan hujan bagi mereka. Akan tetapi, Kappa seketika itu meninggal. Dia telah menukarkan nyawanya dengan hujan bagi penduduk desa. Penduduk pun akhirnya menguburkan Kappa dengan terhormat di tepi rawa-rawa dekat tempat tinggalnya dulu. Mereka sangat bersyukur atas jasa si Kappa. Dan mereka berdoa agar Kappa tersebut di kehidupan berikutnya dilahirkan kembali menjadi manusia.

Judul asli cerita ini adalah Ama-goi Kappa yang berasal dari Perfektur Tuchigi, Jepang. Menurut kepercayaan masyarakat Jepang kuno, kappa adalah siluman yang sering mengganggu umat manusia.

SUMBER
dari buku dongeng gan
emoticon-Big Grin

bila berkenan monggo di rate *5 atau yg sudah ISO bagi2 yg segar dong.
emoticon-Rate 5 Star emoticon-Toast
0
1.5K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan