atqiyasutediAvatar border
TS
atqiyasutedi
cerpen ane gan :Haura (BIDADARI) part 1
Semalam aku tidur kurang nyenyak, padahal badanku terasa lelah sekali selepas pulang dari kantor. Namun sewaktu tubuh ini sampai di atas ranjang sepertinya mata sukar sekali untuk terpejam. Seperti ada yg "kurang". Bila ditanya apa yg kurang? Akupun tidak tahu...

Pukul setengah lima pagi. Jam wekerku berdering memecahkan keheningan udara pagi di dalam rumah. Akupun terbangun seperti hari-hari biasanya. Sehabis mandi aku menyempatkan diri untuk tadarus Alquran. Baru dapat beberapa lembar aku tadarus, suara adzan subuh berkumandang. Aku melihat jam dinding ternyata sudah pukul lima pagi. Waktunya shalat subuh memang sudah datang.

Sehabis shlat subuh 2 rokaat, akupun berdoa. Berkeluh kesah tentang kehidupan yg telah aku lewati, dan berharap segala sesuatu yg akan aqu lewati-baik yg bersifat buruk ataupun sebaliknya- dapat aku jalani dngan keikhlasan dan rasa syukur. Bukankah Allah senang pada manusia yg selalu berdoa kepadaNya? Batinku berkata-kata. Aku yakin itu, dan keyakinan seseorang kepada Tuhannya akan selalu membawa kepada kebaikan-kebaikan yg nyata di dalam hidup ini.

Sebetulnya aku masih mengantuk. Ingin sekali rasanya tidur kembali setelah shlat subuh. Taph jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Abi (bapak) tengah memanaskan motor untuk pergi belanja ke pasar ciputat bersama Umi (ibu), dan Umi tengah menyiapkan sarapan pagi. Nasi goreng. Sarapan yg selalu menggugah selera makanku. Apalagi kalau nasi gorengnya memakai tambahan emping melinjo. Wooow.. Pasti nikmat sekali. Tiada lagi yg bisa membuat nasi goreng yg lezat dirumah ini selain umiku tersayang (hehehe). Maklumlah aku berkata seperti ini, karena aku bujangan dan anak bontot yg masih tinggal dngn orang tua. Segala sesuatunya masih perlu bantuan orang tua. Anak mami dan papi. Ledek teman-teman kepadaku.

Menunggu sarapan selesai dimasak. Aku, seperti hari biasanya akan menyetel tv. Menyetel program yg menyiarkan penyegaran ruhani. Keluargaku memang menyukai program-program seperti ini. Kata Abi
" program ruhani bukan saja menambah pengetahuan kita mengenai agama..namun lebih menjurus pada hal 'mengingatkan' dan mempertajam keimanan seseorang..seperti filosofi pisau.. Pisau akan tumpul dan berkarat apabila tidak pernah diasah" ungkap beliau.

Aku setuju dengan pendapat Abi yg satu ini. Namun kebanyakan anak-anak muda sekarang,bila dijelaskan mengenai hal itu, terutama mengenai filosofi pisau, banyak yg berargumen seperti ini.
" pisaunya..pisau apa dulu.. Kalau pisaunya terbuatnya dari besi atau lempengan seng mungkin akan tumpul dan berkarat.. Tapi saya-kan pakai pisau stainless yg tidak bakalan tumpul dan berkarat" itu imbuh mereka.

Terserahlah, kalau mereka begitu. Yg penting sudah diberitahu. Namun aku juga berharap Abi yg merupakan salah seorang ustad dikampungku, akan menemukan filosofi-filosofi lain, tuk menjelaskan kepada anak-anak muda yg kritis dan kreatif dalam mengutak-atik kata ini. Sehingga anak-anak muda itu mudah memahami dan menyadari arti dari sebuah iman.

"taufik...sarapan dulu..Bi..sarapan dulu.." kata Umiku yg baik hati dari dapur.

"iya.." jawab aku dan Abi serempak. Kami lalu berjalan menuju meja makan yg berada diruang dapur.

Diatas meja makan sudah tersaji tiga piring berisi nasi goreng, satu toples berisi emping melinjo kesukaanku, dua gelas teh manis hangat untuk aku dan Umi, dan secangkir kopi yg masih mengebul uap panasnya untuk Abi.

"loh..habibah (kekasihku)..." Abi memanggil Umi dngn panggilan mesranya "kok kopi Abi gelas kopinya menggunakan cangkir sih?"
tanya abi seperti menggerutu.

Hal ini dikarenakan, Abi biasanya kalau ngopi memakai gelas besar.

"Iya, sekarang Abi kalau ngopi harus menggunakan gelas cangkir saja" kata Umi dngn lembut. "Umi takut kalau penyakit gula Abi kambuh..seperti minggu kemarin" Umi menjelaskan dngan hati-hati.

"ooow.. Gitu alasanya" Abi mengangguk-angguk sambil melirik genit ke Umi "habibah..." kata Abi manja " merhatiin banget kesehatan suaminya nich..Abi jadi tambah sayang sama Umi..hehehe " aku melihat Abi mencubit pinggang Umi dngn mesra. Dan Umi jadi kikuk, karena aku memerhatikan mereka.

"ih, abi..dilihatin taufik tuh" kata Umi malu.
Waduh aqu harus improvisasi nich, jngn sampai aqu terkena getahnya. Namun...

"hei, fik, kapan ente kimpoi?" kata Abi kepadaku.

Tuh kena juga aku getahnya.

"huss! Abi gmn sich?..si taufik aja belum nikah.. Kok sudah ditanya kapan kimpoi..?" kata umi.

"maksud Abi..kapan anak qta yg bontot ini bakal nikah, Mi" kata Abi meralat.

"Iya fik..kapan kamu nikah?" Umi jadi ikut-ikutan bertanya "Umi ingin nimang-nimang cucu dari kamu..kakak-kakak kamu saja sudah menikah, dan memiliki anak. Sedangkan kamu..."

"Umi sabar saja.. " potongku , mencoba meyakinkan beliau..

"jodoh itu ditangan Allah,MI..mungkin taufik belum ketemu jodoh kali.." kataku

"tapi jangan khawatir..taufik nanti pasti nikah dech, Bi, mi.. Sekarang qta makan dulu aja yah.. Opik takut telat brangkat kantor nich.." bujukku.

Pertanyaan-pertanyaan Abi dan Umi seperti inilah yg selalu aku hindari. Umurku yg sudah dua puluh delapan tahun memang sudah matang secara fisik untuk menuju ke jenjang pernikahan. Namun entah mengapa aku masih ragu untuk melaksanakan sunnah Rasul yg satu ini.

"fik.." kata Abi "maaf nich yah..Abi cuma pengen mengingatkan, kalau nikah itu sunnah Rasul, loh fik.."

"iya fik..memang apalagi yg kamu tunggu?..Umur kamu ya sudah mencukupi.. Pendidikan ya sudah tinggi..pekerjaan ya sudah punya..tabungan untuk menikah ya sudah ada..rumah, meskipun masih kredit ya sudah memiliki..malahan kamu kosongkan dan tinggal bersama Umi..sayang rumah itu fik kalau dibiarkan kosong tanpa ada sebuah keluarga yg menempati..memangnya apa sich yg masih kamu tunggu untuk menikah" umi memberondongku dngn berjuta-juta pertanyaan.

"kemarin ustad Arifin dan Ustadah khairunnisa datang kerumah,fik.." kata abi "mereka berniat menjodohkan anak wanita mereka, Fatimah untuk kamu lamar..gimana tanggapan kamu?"

lamar fatimah? Batinku
Akan sangat bahagia sekali bila seorang lelaki mendapatkan jodoh seorang wanita seperti fatimah. Selain cantik, fatimah juga pintar mengaji dan hafidz Alquran. Fatimah juga wanita yg berbakti kepada kedua orang tuanya, dan merupakan calon istri idaman bagi setiap suami.

Kalau ustad Arifin dan istrinya datang untuk menjodohkan anak wanitanya untuk aku lamar adalah suatu kehormatan bagiku. Karena ustad Arifin adalah guru mengajiku dan telah aku anggap sebagai imam yg selalu menjdi panutan. Tapi, fatimah hanya aku anggap sebagai adikku sendiri, dan aku mencintai fatimah hanya sekedar rasa sayang seorang kakak kepada adiknya. Tidak lebih!.

"fik.." Umi menyambung "umi juga cuma ingin mengingatkan..bukankah kita adalah Umat nabi Muhammad SAW?" kata umi dengan nada tidak ingin mengguruiku.

"iya, Mi.." jawabku dngan datar.

"kata nabi.." Umi melanjutkan "apabila seorang lelaki sudah mampu untuk menikah maka menikahlah untuk menjauhkan diri dari perbuatan zina.."

"betul itu fik, perkataan umi.." potong Abi.

Aduh..bagaimana ini? Bagaimana kalau seseorang berada didalam posisiku? Posisi yg ingin dijodohkan orang tuanya ini? Bagaimana perasaan seorang itu bila-seperti terus-'dipaksa' untuk cepat menikah? Bagaimana perasaan seseorang itu bila dijodohkan untuk anak ustadnya yg solehah namun seseorang itu hanya menganggap wanita yg dijodohkan itu hanya sebagai seorang adik?

"iya Bi..MI.. Nanti taufik fikirkan dan istikharahkan dulu deh.."
kataku memberikan harapan.
Selama ini, bila Abi dan Umi ingin menjodohkanku aku selalu langsung menolak dngan beragam alasan.

"naaaaa..begitu dong.." abi gembira mendengarku "itu baru anak Abi.."
Abi menepuk-nepuk punggungku, sehingga aku yg sedang makan tersedak dan terbatuk-batuk. Nasi goreng yang aku makan berhamburan keluar dari mulutku.

"abi gmn sich" kata umi.
Umi langsung memberi air kepadaku.

"eh..afwan(maaf)..afwan" Abi mengelus-elus punggungku "Abi terlalu senang,Mi, dngar taufik berkata seperti itu.."

"dasar nich si Abi.." kata Umi sambil membersihkan bajuku yang terkena nasi goreng
"lihat fik, Abimu baru mendengar kamu berkata seperti itu saja sudah senang sekali..apalagi kalau kamu duduk dipelaminan..":-D

Di dalam perjalanan, ketika menaiki angkot dari depan gang rumahku didaerah kampung sawah baru menuju ciputat, hatiku terasa gamang. Bermacam-macam pertanyaan yg tadi mengisi otakku mengenai perjodohan kembali datang. Membuatku gelisah dan tidak nyaman. Perasaan ini akan membuatku tidak berkonsetrasi dalam berkerja nanti. Karena aku akan terus memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu.

Ketika sampai di ciputat, aku melirik jam tanganku. Baru pukul setengah tujuh pagi. Sedangkan jarak antara ciputat kekantorku hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Dan aktifitas kantor baru dimulai aktif bekerja pada pukul sembilan pagi. Masih ada waktu sekitar dua jam. Kesempatan ini tidak boleh disia-sia:-D

Aku tidak langsung berjalan menuju bus patas 21 jurusan ciputat-blok m yg akan membawaku ke kantor tempat aku bekerja. Aku malah melangkahkan kakiku menuju masjid Agung ciputat.
0
2.1K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan