ini kisah ane dapet dari seorang ustad. jadi begini ceritanya.

Menjelang pemilukada, para calon kepala daerah berusaha lahir batin supaya terpilih. termasuk juga upaya batin seperti berdoa dan minta didoakan. termasuklah Tn. A, seorang calon gubernur di Provinsi S.

Pada H-1 pemilihan, Tn. A berkunjung ke sebuah pesantren. perlu diketahu, pesantren ini merupakan pesantren yang tidak hanya terkenal di tingkat nasional saja tapi juga hingga ke negeri jiran. maksud Tn. A berkunjung ialah untuk menemui Kyai R, pemimpin pesantren itu untuk minta doa agar terpilih. Kyai R menyanggupinya, apalagi Tn. A mempunyai hubungan baik dengan sang kyai dan para pengurusnya.

malam sebelum pemilihan, Kyai R dan para jamaahnya pun berkumpul untuk mendoakan Tn. A agar menang pemilukada. tiba-tiba, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, datanglah Tn. B ke pesantren itu. Tn. B ialah saingan Tn. A dalam pemilukada. Tn. B datang ke pesantren itu juga dengan niat yang sama dengan Tn. A. begitu melihat kyai dan jamaahnya sedang sibuk berdoa, Tn. B nimbrung saja mengikuti rangkaian doa mereka tanpa mengetahui bahwa niat para jamaah berdoa untuk kemenangan Tn. A. dengan kata lain, Tn. B ikut berdoa untuk kemenangan Tn. A. Lucunya lagi, begitu proses doa selesai dilakukan, Tn. B langsung pergi begitu saja tanpa menemui Kyai R. Dia pikir hajatnya terpenuhi dengan mengikuti doa dan zikir yang dipimpin oleh Kyai R.

Kyai R kaget begitu mengetahui Tn. B telah mengikuti doa. hal ini membuat para jamaah tertawa geli. sang kyai hanya geleng2 saja. seorang jamaah berkata, "sudah putuslah..."

benar saja. Hasil pemilihan gubernur provinsi S menempatkan Tn. A menjadi gubernur terpilih, sedangkan Tn. B tersingkir. konon, Tn. B sampai sekarang tidak mengetahui bahwa dia secara tidak sadar telah mendoakan kemenangan Tn. A.

hadeeh.... ada-ada aja