Sumber Gambar

Masuk surga memang menjadi keinginan beberapa orang. Terlepas dari ada atau tidaknya surga, TS sendiri kalau ditawarkan masuk surga ya pasti langsung mau. Siapa yang tidak mau kenikmatan tanpa batas? Meski begitu, tetap jadikan hal-hal realistis dan sudah pasti ada sebagai target dalam kehidupan kita ke depannya.

Salah satu jalan yang ditempuh orang beragama untuk masuk surga adalah dengan beribadah dan beramal baik. Banyak orang tua-orang tua yang memproyeksikan anaknya sebagai penghuni surga nantinya sehingga diberikan pendidikan agama yang mumpuni sehingga tahu ajaran Islam dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satunya dengan memasukkan anak ke pesantren. Iya bener sih, di pesantren diajarkan banyak ajaran agama Islam dan ibadah yang tentu membuka peluang anak untuk masuk surga. Tapi pastikan ajaran masuk surga yang diberikan benar dan tidak melenceng. Jangan seperti ajaran masuk surga yang diberikan oleh 2 pimpinan ponpes asal NTB berikut ini.


Sumber Gambar

Beberapa waktu lalu kasus ini sempat menjadi pembicaraan, usai 2 pemimpin ponpes ini rudapaksa 41 santriwati dengan usia kisaran 15-17 tahun. Hal ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun dan mencapai angka 41 pada tahun 2023 ini. Apa alasannya? Ya, alasannya adalah karena supaya bisa masuk surga. Ajaran yang sangat wow kan.

Akibat kejadian ini, banyak netizen dan portal berita yang menyebut kasus ini dengan nama “pengajian seks.” Mungkin karena banyaknya santriwati yang menjadi korban dan anehnya baru terungkap sekarang. Dan setelah diselidiki, rupanya pesantren tersebut illegal. Kini kedua pelaku telah diamankan dan terancam penjara 5-15 tahun penjara.

Ya, dari kasus ini dan ratusan kasus lainnya yang sudah lalu mengenai pencabulan di ponpes, semoga para orang tua bisa lebih hati-hati untul memasukkan anak perempuannya ke ponpes. Tidak, anak laki-laki juga. Karena orang bejat zaman sekarang tidak mengenal gender. Kadang laki-laki pun disikat juga, jadi hati-hati saja deh.


Sumber Gambar

Kalau opini TS ya, terserah mau setuju atau tidak. Cari ponpes yang membolehkan untuk pegang HP. Kenapa? Tidak adanya akses komunikasi ke santri kadang menjadi celah untuk para pelaku untuk berbuat semena-mena pada santri mereka. Karena para santri dianggap tak punya tempat untuk mengadu ke orang luar pesantren.

Jadi untuk MUI, mungkin sudah waktunya supaya larangan memegang HP di pesantren ini ditiadakan. Untuk semua pesantren di Indonesia. Eh, tapi katanya MUI sendiri belum kasih tanggapan ya perihal kasus ini. Oalah, maklumi saja ya. Mungkin MUI lagi sibuk bikin strategi untuk kepung bandara. Buat persiapan, Coldplay band pendukung LGBT mau datang soalnya November nanti.


Sumber Gambar

Kalau dari berita yang ada sih, kelakuan bejat ini sudah dilakukan selama 10 tahun lebih yaitu sejak 2012. Dan jumlah 41 santriwati itu belum dihitung lagi, per orang berapa kali. Nah, bisa jadikan satu orang pernah mengalami lebih dari satu kali. Kalau ditelusuri ini bisa jadi hal yang semakin memberatkan pelaku saat proses hukum nanti.

Tanpa mengurangi rasa hormat, tapi kalau kita berpikir dengan akal sehat maka kita akan tahu kalau orang-orang di pesantren entah itu kyai, syekh, ustad atau habib pun tetap manusia biasa. Jadi jangan mau disentuh sembarangan dengan embel-embel sayang atau membawa berkah. Bullshit, bro! Gunakan akal kalian dan jangan gampang percaya.



Menurut kalian, apakah Pondok Pesantren masih menjadi tempat aman untuk menuntut ilmu?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi