deni.kaAvatar border
TS
deni.ka
Sekilas Kisah Sampagul, Teman Seperjuangan ALS Menyusuri Jalur Sumatera-Jawa
Jika bicara soal transportasi bus di Sumatera Utara (Sumut) tentunya sangat menarik untuk dicermati, pasalnya banyak PO legendaris yang masih eksis dan masih bisa bertahan melayani penumpang ke berbagai tujuan. Jika kita berbicara bus dari Sumatera Utara, nama ALS pasti yang paling dikenal, lalu selain ALS ada Medan Jaya yang masih cukup familiar bagi sebagian orang.

Dua PO itu dikenal karena masih melayani trayek sampai pulau Jawa, khususnya Jakarta. Zaman dahulu hampir semua bus asli Sumut memiliki trayek sampai Jakarta hingga Yogyakarta. Karena kalah saing dengan pesawat terbang, maka satu per satu PO asli Sumut yang melayani rute lintas pulau mulai berguguran, menyisakan ALS dan Medan Jaya.

Bicara soal bus yang melayani rute lintas pulau, rasanya tak lengkap jika tidak membahas "Sampagul", bagi agan dan sista yang tinggal di Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Padang Sidempuan, pasti tidak asing dengan nama bus satu ini. Bisa dibilang inilah salah satu bus asli kota salak (julukan kota Padang Sidempuan) yang masih mampu bertahan.


Quote:



Tidak banyak cerita yang TS ketahui dari PO satu ini, tetapi konon kabarnya Sampagul sudah eksis sejak dekade 1970-an, bisa dibilang bus ini juga sepantaran dengan bus ALS dari segi usia. Sama seperti bus Sumut pada umumnya, Sampagul juga melayani pengiriman paket barang. Karena jika mengandalkan penumpang saja, pasti tidak akan cukup untuk setoran.

Di era 1980 sampai 1990-an Sampagul pernah punya kisah manis, dengan membuka trayek dari Medan sampai Jakarta, bahkan sampai tembus Yogyakarta. Nama sampagul diambil dari semboyan 'siala sampagul' yang jadi motto masyarakat di daerah Tapsel. Kurang lebih semboyan ini bermakna semangat, gotong-royong dan saling membantu (cmiiw). Bagi agan sista yang mengetahui soal semboyan ini, silakan nanti berkomentar di bawah.

Dari sekian peeusahaan otobus di wilayah Tapsel, hanya Sampagul yang benar-benar serius mengikuti jejak Sibualbuali dan ALS. Keduanya merupakan perintis transportasi bus di Sumatera Utara. Ketika Sibualbuali mulai meredup, maka jalur lintas Sumatera diambil alih oleh ALS, pada perkembangannya PO asli Kotanopan ini semakin berkibar dan mencapai puncaknya.

Pada puncak kejayaannya, ALS memindahkan markasnya ke Medan. Pindahnya markas besar ALS itu membawa dampak negatif untuk Padang Sidempuan dan Tapsel, ketika ALS memulai perjalanan dari Medan, hal itu membuat penumpang dari Padang Sidempuan dan Tapanuli Selatan umumnya tidak kebagian tempat di bus ALS yang sudah penuh dari Medan menuju Jakarta. Saat markas ALS pindah ke Medan, posisi Padang Sidempuan menjadi kurang starategis, dan hanya menjadi tempat singgah ALS di trayek Medan-Jakarta.


Quote:



Pada zaman dulu masyarakat Tapsel dan Padang Sidempuan mengharapkan PO Sibualbuali untuk mengisi trayek Jakarta, tapi harapan mereka sirna karena Sibualbuali justru meredup sinarya. Pilihan lain jatuh ke ALS, tapi sayangnya sejak pindah markas ke Medan, penumpang dari Tapsel dan Padang Sidempuan biasanya hanya kebagian sedikit bangku saja. Kadang mereka harus membatalkan perjalanan ke Jakart karena bangku bus ALS sudah penuh dari Medan.

Sampagul kemudian melihat celah tersebut, dan menurut artikel gunung baringinakhirnya PO asal kota salak ini mulai memberanikan diri membuka trayek Padang Sidempuan - Jakarta via Bukittinggi pada tahun 1985. Mereka juga membuka kantor pusat di Padang Sidempuan. Pada perkemnangannya mereka juga membuka trayek Medan - Jakarta.

Pembukaan trayek baru ini pun disambut antusias masyarakat di wilayah Tapsel dan juga Kotanopan (tempat asal ALS), setidaknya saat itu para penumpang masih bisa dapat jatah bangku kosong untuk pergi ke Jakarta. Sampagul waktu itu hadir untuk mengisi trayek yang tidak bisa sepenuhnya dijangkau oleh ALS.


Quote:



Sampagul waktu itu diuntungkan dan patut berterima kasih kepada ALS atas pindahnya markas (kantor pusat) mereka ke Medan, dengan begitu Sampagul bisa membuka trayek baru. Antara Sampagul dan ALS pun hubungannya tetap baik-baik saja dari dulu hingga sekarang. Saat bertemu di jalan saling melindungi dan saling memberi jalan untuk perkembangan usaha masing-masing.

Inilah salah satu hal yang TS suka dari perusahaan bus di Sumatera Utara, mereka bersaing secara sportif dan antar kru bus jarang terlibat perselisihan meski berbeda bendera perusahaan. Di mana rasa persaudaraannya masih terasa sangat kuat.


Identik dengan Warna Kuning Polos


Salah satu ciri khas Sampagul adalah memakai warna kuning polos untuk livery-nya dan warna hijau untuk tulisan nama PO di bodi bus mereka. FYI font tulisan Sampagul ini jika kita perhatikan sekilas mirip dengan font merek obat herbal terkenal, yakni t**a* a***n. Selain itu mereka juga banyak memakai chassis bus tipe lama, yakni Mercedes Benz OH 1521 (Kuler). Sampagul termasuk cukup melestarikan chassis bus lawas ini, terbukti masih banyak armada Kuler yang beroperasi.

Sementara untuk bodi, mereka banyak memakai bodi besutan karoseri Cipta Karya, juga beberapa bodi buatan Adi Putro dan Rahayu Santosa. Untuk kelas yang dilayani saat ini adalah kelas Ekonomi non AC dan kelas AC. Bus seperti Sampagul biasanya menawarkan harga tiket yang lebih murah, oleh sebab itu bus ini masih menjadi pilihan.

Pada masa jayanya, Sampagul termasuk perantau yang ulung. Selain Jakarta, PO ini juga melebarkan sayapnya menuju Jogja, Solo hingga Purwokerto. Setidaknya pada awal tahun 2000, PO Sampagul masih eksis melintas Sumatera-Jawa. Sebelum akhirnya mereka undur diri sekitar pertengahan tahun 2000.


Quote:



Bermodalkan Bus Tua


Sampagul kini hanya diisi oleh bus-bus tua, ketatnya persaingan juga membuat manajemen sulit melakukan regenerasi armada. Tak jarang armada bus Sampagul mengalami permasalahan di jalan, sehingga penumpang terpaksa dioper ke bus lain. Di tengah dinamika dunia transportasi, Sampagul masih terus berjuang mempertahankan eksistensi.

Saat ini Sampagul hanya melayani trayek lokal di pulau Sumatera, salah satu trayeknya yang unik adalah Padang Sidempuan - Pekanbaru via Bukittinggi. Uniknya karena trayek ini sedikit memutar dengan melintasi Kotanopan, Bukittinggi, lalu baru finish di Pekanbaru. Selain itu Sampagul juga melayani trayek Padang Sidempuan - Medan via Rantau Prapat/Gunung Tua. Serta satu trayek lagi adalah Padang Sidempuan - Pekanbaru via Sibuhuan. Sedikit tambahan informasi, Sampagul status badan usahanya masih berupa CV, belum berubah menjadi PT seperti regulasi pemerintah.

Sayangnya saat ini beberapa armada Sampagul kerap kali mengalami masalah di jalan, jika hal itu berlanjut kemungkinan bisa memengaruhi okupansi penumpang mereka kelak. Meskipun sulit, tapi TS harap PO satu ini masih bisa mempertahankan eksistensi dan meremajakan armadanya secara bertahap. Untuk loket Sampagul di kota Medan berada di Jl. Sisingamangaraja No.12, Harjosari II, Kec. Medan Amplas. Sementara loket di Padang Sidempuan berada di Jl. Sisingamangaraja, lokasinya dekat pusat kota, tidak jauh dari Tugu Siborang.

Apakah agan dan sista pernah mendengar nama PO ini ? Atau barang kali pernah naik bus ini, silakan nanti berkomentar di bawah emoticon-Cendol (S)


Quote:




Referensi Tulisan: gunung baringin& Medan Bisser
Sumber Foto: sudah tertera
Diubah oleh deni.ka 11-01-2022 01:22
goeltom25338186
bluephantom
otongtongki
otongtongki dan 23 lainnya memberi reputasi
24
9.1K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
gErOnImO2008Avatar border
gErOnImO2008
#11
Sampagul = Samosir Pakpahan Gultom
ALS = Asal Lao Sega
emoticon-Ngakak
jagotorpedo
deni.ka
deni.ka dan jagotorpedo memberi reputasi
2
Tutup