wa2n43Avatar border
TS
wa2n43
Saat WNI dari Luar Negeri Keluhkan Mahalnya Tarif Hotel Karantina..

Saat WNI dari Luar Negeri Keluhkan Mahalnya Tarif Hotel Karantina...

Kompas.com,
22 Desember 2021, 05:29 WIB





Komentar
Aturan Terbaru Karantina Perjalanan Internasional Terbaru
Lihat Foto
Editor: Ihsanuddin
JAKARTA, KOMPAS.com -


Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari luar negeri kini harus menjalani karantina kesehatan selama 10 atau 14 hari, tergantung negara asal. Ditambahnya durasi karantina ini tak lain untuk mencegah masuknya varian baru virus corona Covid-19.

Bertambahnya durasi karantina tentu saja membuat tarif untuk karantina di hotel menjadi membengkak.

Sementara fasilitas karantina gratis di Wisma Atlet Pademangan, Rusun Nagrak, dan Rusun Pasar Rumput hanya dikhususkan bagi tiga kategori WNI, yakni pekerja migran, pelajar, serta ASN yang baru selesai melakukan perjalanan dinas.

Sisanya, harus menjalani karantina berbayar di hotel-hotel yang telah ditetapkan pemerintah.

Baca juga: Mengintip Tarif Hotel Karantina di Jakarta, Ada yang Sampai Rp 54 Juta

Wisatawan Dihukum karena Minta Karantina Gratis



Baru-baru ini, seorang WNI yang baru saja berwisata ke luar negeri mengeluhkan mahalnya biaya karantina di hotel yang ditawarkan oleh petugas di Bandara International Soekarno-Hatta.

Lewat rekaman video yang kemudian viral, perempuan itu mengaku ditawari karantina di hotel dengan biaya mencapai Rp 19 juta.

"Itu hotel Rp 19 juta (untuk) satu orang, gila. Bener-bener nih mafianya luar biasa. Tolong diviralkan ya abang-abang, mpok-mpok, kakak-kakak, adik-adik, biar pemerintah melek deh," kata perempuan itu.



Ia pun mengaku tak sanggup membayar biaya sebesar itu dan ngotot meminta fasilitas karantina gratis di Wisma Atlet. Petugas pun akhirnya membolehkan perempuan itu karantina di Wisma Atlet.

Namun ia mendapat hukuman dengan ditempatkan di antrean paling belakang saat proses pemindahan para penumpang pesawat ke lokasi karantina.

"Saya (berikan) punishment-nya terhadap dia yang memviralkan karena dia tidak mau (dikarantina di) hotel," ujar Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono.

Dengan demikian, perempuan yang sudah menunggu karantina kesehatan sejak Jumat (17/12/2021) malam itu baru berangkat ke lokasi karantina pada Sabtu siang atau sore.


Sindiran Luhut

Banyaknya wisatawan yang sanggup jalan-jalan ke luar negeri namun menolak karantina di hotel berbayar ini sebelumnya juga sempat disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut yang juga Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa dan Bali itu menekankan akan menindaktegas kepada masyarakat yang enggan menjalani karantina di hotel-hotel yang ditunjuk oleh pemerintah.

Terlebih diketahui, orang-orang yang harus menjalani masa karantina tersebut malah mampu menggelontorkan uangnya untuk berbelanja di luar negeri.

"Banyak yang belanja ke luar negeri, shopping, tetapi tidak mau dikarantina di hotel. Padahal dia bisa. Dia minta dikarantina di Wisma Atlet karena gratis. Ini kami akan mengambil tindakan orang-orang yang seperti ini," kata Luhut dalam keterangan pers terkait evaluasi PPKM secara virtual, Senin (20/12/2021).

Baca juga: Luhut Sentil WNI, Bisa Shopping ke Luar Negeri, Maunya Karantina Gratis di Wisma Atlet, Kami Akan Tindak Orang-orang Ini



Luhut memaparkan, untuk mengantisipasi melonjaknya pelaku perjalanan luar negeri yang tiba di Indonesia, pemerintah akan kembali menyiapkan tempat karantina tambahan. Hal ini untuk menjaga agar kondisi kepulangan mereka tetap kondusif dan sesuai protokol yang ada.

Tak Semuanya Wisatawan

Meski demikian, tak semua WNI yang pulang dari luar negeri merupakan wisatawan yang punya budget besar untuk karantina di hotel berbayar.

Riza Nasser misalnya, pergi ke Malaysia untuk menengok istri dan anaknya yang sudah dua tahun tak ia temui. Ia tidak termasuk tiga kategori WNI yang bisa karantina gratis di Wisma Atlet.

Namun di sisi lain ia juga pergi ke luar negeri bukan dalam rangka liburan sehingga tak mempunyai budget fantastis untuk karantina di hotel.

Riza menceritakan, ia kembali ke Indonesia pada 8 Desember lalu, tiba di bandara menjelang tengah malam setelah transit di Singapura.

”Petugas memeriksa dokumen, kemudian merekomendasikan karantina di hotel selama 10 hari dengan biaya Rp 8,2 juta. Saya tak sanggup, saya minta dapat fasilitas karantina yang lebih murah,” tuturnya seperti dikutip dari Kompas.id.



Petugas pemeriksa dokumen menyarankan ia meminta karantina di RSDC Wisma Atlet dengan diskresi Satgas Covid-19. Hasil lobinya kepada seorang petugas membuahkan hasil. Ia dibolehkan untuk masuk antrean bersama warga yang akan diantar ke Wisma Atlet.

Pukul 02.00 dini hari mereka didata satu per satu sebelum naik ke bus yang tidak ada penjarakan antarbangku. Bus ternyata tidak ke Wisma Atlet.

Mereka tiba di Rusun Pasar Rumput pukul 07.00 dan mengantre hingga pukul 14.00 sebelum masuk ke dalam.

Tarif Hotel Karantina di Jakarta

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, masyarakat yang baru kembali ke Indonesia bisa melihat hotel resmi yang menyediakan layanan karantina di laman [url]https://quarantinehotelsjakarta.com.[/url]

"Semua daftar hotel dimasukkan dalam web D-Hots, ada harganya di situ. Tadi kami minta PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) menampilkan berapa sisa kamar yang ada," kata Wiku kepada media, Senin (20/12/2021), dikutip dari Kompas TV.


Tarif hotel yang terpampang di laman tersebut bervariasi berdasarkan lama masa karantina dan klasifikasi hotel. Berikut rinciannya:

Tarif Hotel Karantina 9 malam 10 hari

Bintang 2: Rp6.750.000-Rp7.240.000
Bintang 3: Rp7.740.000-Rp9.175.000
Bintang 4: Rp9.225.000-Rp11.425.000
Bintang 5: Rp12.425.000-Rp16.000.000
Luxury: Rp17.000.000-Rp21.000.000

Tarif hotel karantina 13 malam 14 hari

Bintang 2: Rp9.050.000-Rp9.900.000
Bintang 3: Rp10.400.000-Rp11.525.000
Bintang 4: Rp12.525.000-Rp14.965.000
Bintang 5: Rp16.965.000-Rp21.500.000
Luxury: Rp23.500.000-Rp26.500.000

Tarif sudah termasuk makan 3 kali sehari, laundry 5 pakaian per hari, transportasi dari bandara ke hotel, biaya tenaga kesehatan dan tes PCR 2 kali.


https://megapolitan.kompas.com/read/...LWg0MQ..#page2


hotel bintang 3 tarif 300k klo 10d cuman 3jt
tambah pcr palingan 4 jt...

itu jadi 9 jt.....

mafia mang berkuasa di 62

anu.ku.l
pein666
candidat.master
candidat.master dan 31 lainnya memberi reputasi
28
10.9K
259
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
billynsAvatar border
billyns
#14
hotel hitungnya AC & lampu kamar nyala 24 jam, air untuk BAB, BAK, mandi, dst. dapat fasilitas laundry, makan 3x snack 2x, biaya desinfeksi, room service, internet, dst dst. bagusnya hotel2 melati juga dikerahkan kalau mau murah plus yang mau puasa tiap hari, lumayan kurangi jatah 1x makan 1x snack.
rate hotel bisa murah itu pas promo & perhitungkan orang di kamar cuma 8-10 jam aja.
bulumata.tanpak
kaiharis
rigavervian
rigavervian dan 6 lainnya memberi reputasi
5
Tutup