- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Temporal: Harta, Tahta Dan Wanita Wanita Dari Lain Dunia
TS
delia.adel
Temporal: Harta, Tahta Dan Wanita Wanita Dari Lain Dunia
Spoiler for screenshotan google:
Quote:
WARNING!!!
All right reserved! Thread original! Dilarang mengutip, mengcopy, memperbanyak, dan atau merepost sebagian atau seluruh isi thread ini dalam bentuk apapun dan di media manapun tanpa terkecuali. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi tegas!
Quote:
"Count your age by forming happiness with friends, not just watching the years go by, without the world's rhymes, which display so many charms of life. Count your life with a smile, not with tears that never end."
Spoiler for prolog;:
Henzie adalah seorang gadis keturunan Indo-Belanda, yang mana sangat menyukai semua masakan dari dalam pulau jawa, dengn segala macam racikan bumbu dan semua penampilan yang terbungkus dengan daun, bahkan terbuat dari resep-resep aneh yang menurut keluarga besar "Van" semua makanan itu sangat tidak sehat, karena itulah, mereka membatasi diri untuk tidak membeli makanan dari luar rumahnya, apalagi mereka kini telah bermukim dan tinggal di pulau Jawa.
Quote:
"Ayah aku mau beli tiwul itu!"
"Zou niet! Makanan tersebut di buat dengan memakai celana dalam."
"Tapi, Vader ..."
"Nee nee nee...Masuk kamar!"
Untuk kesekian kalinya Henzie tidak bisa merasakan bagaimana rasanya "Tiwul" bahkan terkadang dia berkeinginan untuk mencoba kabur dari rumah dan menikmati semua kehidupan di luar rumah, terutama kulinernya, yang bahkan membuatnya berkeinginan menjadi seorang chef Indonesians'food.
Quote:
Pagi ini udara nampaknya sangat membuat seluruh penghuni rumah kepanasan, entah mengapa, padahal AC sudah terkondisi dengan baiknya di setiap ruangan, namun entah mengapa ada yang tidak biasa, namun hanya di rasakan oleh keluarga Van The Broke saja, sedangkan di dalam rumah lainnya, tidak sepanas dan segerah kediamannya, hal ini dibuktikan ketika Nyonya Meisje Van, mengantarkan bahan pangan, untuk sahabatnya bernama Linda, sebagai ucapan rasa syukurnya Kepada Allah, atas rezeki yang melimpah ruah, saat masa panen telah tiba.
Meisje mengetuk pintu rumah Linda, dia adalah sahabat sekaligus tetangganya. Rumah tersebut nampak sepi, namun begitu sejuk dan nyaman, membuatnya betah untuk berlama-lama berada di sana.
"Linda, apakah kamu berada di dalam rumah? Halooo ...." Sambil membuka pintu depan.
"Eh ada Meisje. Silahkan masuk. Wah banyak sekali yang kau bawa, apakah semuanya untukku?" Berjalan menuju Meisje dan mejamu nya dengan segelas air hangat, yang memang sudah tersedia di dekat meja untuk tamu.
"Tentu saja! Panen kami sangat baik tahun ini!" Meletakkan semua bawaannya ke atas meja. Kemudian duduk dengan nyaman.
"Seperti biasanya, kalian selalu lebih unggul."
"Tapi ...Linda, jouw huis tidak seperti rumahku! Padahal cuaca sangat sejuk. Aneh!"
"Sudah kubilang dari awal, jangan sembarang bicara di dalam rumah itu! Ada banyak penghuni dunia ghoib, leluhur Jawa, yang sangat tidak menyukai keberadaan Nederlandse afkomst."
"Tapi bukankah kau juga sama serupa kami?"
"Berbaurlah dengan pribumi, maka keluargamu akan selamat dari gangguan para leluhurnya."
"Aku tidak mempercayai adanya mistis, Linda! Oh Alsjeblieft!"
"Terserah apa katamu, Meisje!"
Sekembalinya dari rumah kediaman keluarga besar Mener Jhon, Meisje pulang ke rumah sambil memikirkan apa yang telah di sampaikan oleh Linda, sahabat sesama keturunan Belanda yang sudah lebih pribumi dengan masyarakat sekitarnya, bahkan makanan yang dikonsumsinya, sudah berupa makanan yang sudah mirip dengan yang di makan oleh masyarakat pribumi, sudah jarang di temukan sarapan "Groninger koek" ataupun "Hagelslag" yang mana sering sekali terdapat di meja semua keturunan Belanda, ketika pagi hari, yang sering dilihatnya saat berkunjung, ketika sedang membagi hasil panennya.
Di pintu depan dia bertemu anaknya yang paling tua, hendak pergi menuju tempat kuliahnya.
Meisje mengetuk pintu rumah Linda, dia adalah sahabat sekaligus tetangganya. Rumah tersebut nampak sepi, namun begitu sejuk dan nyaman, membuatnya betah untuk berlama-lama berada di sana.
Quote:
"Linda, apakah kamu berada di dalam rumah? Halooo ...." Sambil membuka pintu depan.
"Eh ada Meisje. Silahkan masuk. Wah banyak sekali yang kau bawa, apakah semuanya untukku?" Berjalan menuju Meisje dan mejamu nya dengan segelas air hangat, yang memang sudah tersedia di dekat meja untuk tamu.
"Tentu saja! Panen kami sangat baik tahun ini!" Meletakkan semua bawaannya ke atas meja. Kemudian duduk dengan nyaman.
"Seperti biasanya, kalian selalu lebih unggul."
"Tapi ...Linda, jouw huis tidak seperti rumahku! Padahal cuaca sangat sejuk. Aneh!"
"Sudah kubilang dari awal, jangan sembarang bicara di dalam rumah itu! Ada banyak penghuni dunia ghoib, leluhur Jawa, yang sangat tidak menyukai keberadaan Nederlandse afkomst."
"Tapi bukankah kau juga sama serupa kami?"
"Berbaurlah dengan pribumi, maka keluargamu akan selamat dari gangguan para leluhurnya."
"Aku tidak mempercayai adanya mistis, Linda! Oh Alsjeblieft!"
"Terserah apa katamu, Meisje!"
Sekembalinya dari rumah kediaman keluarga besar Mener Jhon, Meisje pulang ke rumah sambil memikirkan apa yang telah di sampaikan oleh Linda, sahabat sesama keturunan Belanda yang sudah lebih pribumi dengan masyarakat sekitarnya, bahkan makanan yang dikonsumsinya, sudah berupa makanan yang sudah mirip dengan yang di makan oleh masyarakat pribumi, sudah jarang di temukan sarapan "Groninger koek" ataupun "Hagelslag" yang mana sering sekali terdapat di meja semua keturunan Belanda, ketika pagi hari, yang sering dilihatnya saat berkunjung, ketika sedang membagi hasil panennya.
Di pintu depan dia bertemu anaknya yang paling tua, hendak pergi menuju tempat kuliahnya.
Spoiler for dialog::
"Hi Moeder, dari mana saja?"
"Dari rumah tante Linda. Broer Elmo sudah mau pergi kuliah kah?"
"Iya, Moeder. Oma mencarimu, cobalah untuk segera menemuinya, dia nampak nya sangat kegerahan sekali hari ini, ada apa dengan mesin pemanas di rumah kita Moeder?"
"Entahlah! Biar nanti Oom yang mengeceknya kemudian."
Mencium punggung tangan ibunya lantas bergegas pergi meninggalkan rumahnya.
Datang Henzie dengan wajahnya kusut, seperti jenuh, kesal dan tidak nyaman, menyambut dan memeluk ibunya kemudian.
"Moeder, aku kepanasan, aku mau main ke rumahnya Amile saja, di sana lebih sejuk dan dingin."
Ayahnya tiba-tiba mendatangi dan melarangnya untuk pergi dari rumah.
"Nee neee, masuk kamarmu, Henzie!"
"Vander kejam! Semuanya dilarang. Aku sangat tidak betah di tempat ini, Moeder." Merengek-rengek sambil meminta pembelaan untuk dirinya.
"Sudahlah, Nak! Sebaiknya berendam saja di kolam renang, bukankah lusa nanti kau harus mengikuti challenge di sekolahmu?"
Henzie akhirnya meninggalkan ibunya dan menuju kolam renang untuk berlatih.
*******
"Vander, apakah kau tidak merasakan keanehan hari ini? Ada misteri apakah dengan rumah kita ini?"
"Jangan berpikiran yang tidak-tidak, mungkin karena AC itu sudah tua, makanya tidak berfungsi dengan baik."
"Tapi Van ...."
Datang Robert, sepupuh dari Meisje yang biasanya memperbaiki AC di rumah nya tersebut.
"Goedemorgen, Van, Meisje!"
"Oh kau sudah datang, Robert! Lihatlah bagaimana kondisinya AC di rumahku, berikan sedikit perbaikan, agar suhunya membuat seluruh penghuni rumah merasa kenyamanan kembali."
"Jujur, Van! Sebaiknya kau mencoba mencari seseorang toverdokter, sebab setiap aku mencoba melihat AC, tidak ada kerusakan, bahkan aku merasa nyaman ketika memasuki rumahmu, entah kenapa seolah-olah kalian merasa seperti di neraka. Coba lah ke rumahnya Pak dhe Joko Sembodo Dia mungkin bisa membantu mengatasi semua masalah yang akhir-akhir ini kalian hadapi."
"Aku tidak pernah mempercayai kekuatan mistis, hal tersebut hanya penipuan, tak kasat mata itu adalah daya hayal manusia yang sudah mengalami depresiasi, hingga mengalami delusi dengan penokohan hantu ataupun sejenisnya. Aku tidak mempercayai nya sama sekali."
"Terserah jika kau tidak mempercayai nya kemudian."
Quote:
Selama sejam sudah Robert mencoba memperbaikinya, bahkan mencoba meletakan jimat miliknya untuk mencoba membuat AC bisa mereka rasakan kenyamanan.
Nampaknya ide di kepalanya itu mampu membuat AC berfungsi untuk mereka, hingga pada akhirnya Robert mencoba membicarakan masalah tersebut dengan keluarga Van The Broke, yang mana terkenal dengan sebutan "si batu" karena memang memiliki kekerasan sifat yang tidak bisa digoyahkan olah siapapun juga, termasuk istrinya.
Sesuai dengan dugaan Robert sebelumnya, ternyata Van The Broke tidak jua mempercayai apa yang dikatakan olehnya, bahkan dia menantang Robert untuk membunuhnya dengan menggunakan ilmu hitamnya, jika dia merasakan bahwasanya ilmu hitam itu ada, maka dia bersedia membayar Robert dengan begitu sangat mahalnya.
Sebenarnya Robert sedikit kesal, namun ketika Madam Aline berbicara dengan bahasanya yang sangat halus, maka dia tidak mempersoalkan kata-kata dari Van the broke, yang nampaknya sangat angkuh itu. Namun untuk selanjutnya dia tidak akan mau lagi dipanggil oleh Van, walaupun dibayar dengan sejumlah uang yang banyak sekali. Dia merasakan bahwasanya Van sudah sangat menghina nya dengan semua kalimat-kalimatnya tersebut. Namun sebelum pulang Robert mengatakan bahwasanya jimat yang telah diberikan di antara bagian teraman di dalam mesin AC, jangan sampai hilang, sebab jika hilang, maka keseluruhan ruangan akan mengalami kegerahan akibat dari panasnya matahari dari unsur-unsur misterius yang tidak bisa di netralisir oleh apapun juga, selain daripada jimat tersebut.
Seluruh keluarga memahami, hanya Van the broke yang tidak, bahkan dia hampir saja mencoba mengambil semua jimat Jimat tersebut, untuk membuktikan bahwasanya pikiran Robert adalah kesalahan fatal. Namun ponsel berbunyi dah Van harus bergegas pergi dari rumah.
Robert pulang dan bahkan tidak ingin di bayar oleh Van, ketika mereka berpapasan, ketika hendak meninggalkan rumah, akibat pekerjaannya sudah memanggil manggilnya, terjadi sedikit percekcokan, namun Opa segera melerai dan mencoba menenangkan keduanya.
Meisje mentransfer sejumlah uang ke rekening istri Robert, dengan keterangan bahwasanya uang tersebut pembayaran atas jasa Robert, untuk membuat AC di rumahnya kembali stabil.
Istri Robert segera menelepon karena terkejut dengan sejumlah uang yang dikirimkan tidak serupa biasanya.
Nampaknya ide di kepalanya itu mampu membuat AC berfungsi untuk mereka, hingga pada akhirnya Robert mencoba membicarakan masalah tersebut dengan keluarga Van The Broke, yang mana terkenal dengan sebutan "si batu" karena memang memiliki kekerasan sifat yang tidak bisa digoyahkan olah siapapun juga, termasuk istrinya.
Sesuai dengan dugaan Robert sebelumnya, ternyata Van The Broke tidak jua mempercayai apa yang dikatakan olehnya, bahkan dia menantang Robert untuk membunuhnya dengan menggunakan ilmu hitamnya, jika dia merasakan bahwasanya ilmu hitam itu ada, maka dia bersedia membayar Robert dengan begitu sangat mahalnya.
Sebenarnya Robert sedikit kesal, namun ketika Madam Aline berbicara dengan bahasanya yang sangat halus, maka dia tidak mempersoalkan kata-kata dari Van the broke, yang nampaknya sangat angkuh itu. Namun untuk selanjutnya dia tidak akan mau lagi dipanggil oleh Van, walaupun dibayar dengan sejumlah uang yang banyak sekali. Dia merasakan bahwasanya Van sudah sangat menghina nya dengan semua kalimat-kalimatnya tersebut. Namun sebelum pulang Robert mengatakan bahwasanya jimat yang telah diberikan di antara bagian teraman di dalam mesin AC, jangan sampai hilang, sebab jika hilang, maka keseluruhan ruangan akan mengalami kegerahan akibat dari panasnya matahari dari unsur-unsur misterius yang tidak bisa di netralisir oleh apapun juga, selain daripada jimat tersebut.
Seluruh keluarga memahami, hanya Van the broke yang tidak, bahkan dia hampir saja mencoba mengambil semua jimat Jimat tersebut, untuk membuktikan bahwasanya pikiran Robert adalah kesalahan fatal. Namun ponsel berbunyi dah Van harus bergegas pergi dari rumah.
Robert pulang dan bahkan tidak ingin di bayar oleh Van, ketika mereka berpapasan, ketika hendak meninggalkan rumah, akibat pekerjaannya sudah memanggil manggilnya, terjadi sedikit percekcokan, namun Opa segera melerai dan mencoba menenangkan keduanya.
Meisje mentransfer sejumlah uang ke rekening istri Robert, dengan keterangan bahwasanya uang tersebut pembayaran atas jasa Robert, untuk membuat AC di rumahnya kembali stabil.
Istri Robert segera menelepon karena terkejut dengan sejumlah uang yang dikirimkan tidak serupa biasanya.
Spoiler for dialog :
Quote:
[Kenapa mentransfer ke rekening ku, dengan sejumlah uang yang segitu banyak, Meisje?]
[Karena suamimu layak untuk mendapatkannya, dia sudah mengorbankan seluruh jimat yang dimilikinya untuk kami. Aku rasa bayaran tersebut adalah jumlah yang memang sudah pantas. Ini bukan uangku, tapi milik Oma, jika ingin mengembalikannya, maka langsung saja menuju rekeningnya.]
[Tapi ....]
[Tuttt tutttt tutttt]
Robert sampai di rumah setelah beberapa jam kemudian.
"Ada apa darling? Kenapa wajah mu begitu kusutnya. Bukankah mereka sudah membayarmu dengan begitu sangat mahalnya?"
"Verdomme, aku benci Van the broke! Kenapa ada manusia serupa itu? Sangat angkuh dan sombong, berbeda dengan ayah apalagi ibunya. Jika saja tidak memandang orang tuanya, maka sudah kubunuh dia!"
"Hai ada apa?"
"Kau bilang mereka membayarku? Sudah kutolak! Bahkan uang tersebut kulemparkan tepat ke wajahnya!"
"Hanny, aku sudah menerimanya. Bahkan sudah kupakai untuk cicilan satria milikmu itu, untuk tiga bulan ini."
"Apa katamu?" Duduk lemas di sofa.
"Selama kita menikah, kau tidak pernah memberikan aku uang yang banyak, aku tidak memiliki tabungan sama sekali, baru kali ini rekeningku memiliki sejumlah uang, bahkan bisa bertahan sampai beberapa bulan kedepannya, untuk memenuhi kebutuhan hidup keesokan harinya!"
"Memang berapa yang di transfer?"
"Sepuluh juta rupiah!"
Terbelalak mata Robert kemudian dia terdiam tanpa suara.
"Kita tidak memiliki apapun, bahkan sudah tiga tahun lamanya kita menikah. Cobalah abang lebih berusaha lebih keras lagi, ulang tahunku semakin dekat."
"Aku sudah pernah bilang sejak awal saat menikahimu, bahwasanya aku tidak memiliki apapun didunia ini, selain hanya rasa sayang untuk dirimu, waktu itu kau hanya mengatakan "so sweet" than kita menikah, jadi terimalah apa adanya saja!"
"Tapi aku ingin seperti mereka!"
"Maka seharusnya kau menikah saja dengan mereka."
Berlalu pergi namun dicegah oleh istrinya dengan memeluknya dari belakang punggung sambil berkata, "sisa uang kita jadikan modal, bagaimana jika aku berjualan sayuran matang, beberapa makanan cemilan dan aneka asinan, lalu kau yang mengelilinginya ke kampung-kampung. Agar uang yang kita dapatkan hari ini bisa bertahan dengan lama, atau bahkan bisa bertambah dengan keuntungan hasil jualan tersebut.
"Verdomme! Aku ini Nederlandse."
"Tapi seorang Nederlandse juga memiliki tanggungjawab untuk membahagiakan istrinya!"
"Baiklah, aku seorang pria! Sudah saatnya membuat istriku tersenyum dengan manis. Buatlah dagangan itu, lalu tanggungjawab ku untuk membuatnya bertukar dengan uang."
"So sweet!"
"Terima kasih telah menjadi istriku dengan sebegitu sabarnya, sayang!"
"Tapi kita harus berdoa, untuk mendapatkan restu dewi keberuntungan dan memiliki jimat kembali, agar usaha kita bisa berhasil dengan suksesnya."
"Apapun maumu, sayang!"
Quote:
Tiba-tiba Van The Broke datang ke rumah Robert dan memintanya untuk menjadi manajer diperusahan miliknya, bahkan dia memohon dengan sangat tulus, walaupun tidak sampai merendahkan Diri daripadanya. Hanya saja kata-kata nya sangat halus dan enak didengarkan olehnya.
Awalnya Robert menolak, karena dia masih sangat marah atas perlakuan Van kepadanya, namun sang Istri mencoba membujuknya dengan sangat lembut, bahkan membuat Van merasa sangat iri dengan perlakuan Istrinya Robert kepadanya. Sebab selama ini perlakuan Meisje begitu sangat acuh, bahkan semua kebutuhannya di sediakan oleh mbok Ijah, asisten rumah tangga, yang sudah lama ikut orang tuanya sampai beranak pinak.
Pada akhirnya mereka setuju untuk saling membantu satu sama lainnya, bahkan perlakuan Van sudah sangat berubah sekali, nampak sangat ramah dan bersahabat, walaupun pada dasarnya ada sebuah perasaan aneh, ketika Robert melihat matanya jauh tajam melirik jubah milik Van, yang mana wangi dan aroma tubuhnya tersebut nampak menebarkan kedamaian, padahal sebelumnya aroma tersebut tidak pernah dirasakannya oleh Robert.
Dan sejak itulah segala gerak gerik Van mulai diperhatikan oleh Robert di kantornya. Sebab dia merasakan hawa yang tak biasa, bahkan ketika punuk nya mulai merasakan dingin di satu titik saja, ya tepat di tulang belakangnya, dia merasakan serupa ada baru es, memasuki tubuhnya dan membuat seluruh tubuhnya dingin. Namun nampak membuatnya sangat nyaman, bahkan lulut pada semua perintah dari Van, walaupun pekerjaan tersebut sangatlah berat baginya.
Suatu hari Robert bermimpi, ketika dia merasa kelelahan dan tertidur di sofa ruangan kantor Van. Dalam mimpinya dia bertemu seorang wanita cantik, yang mana menggoda dirinya untuk mengikuti keinginannya tersebut.
Awalnya Robert menolak, karena dia masih sangat marah atas perlakuan Van kepadanya, namun sang Istri mencoba membujuknya dengan sangat lembut, bahkan membuat Van merasa sangat iri dengan perlakuan Istrinya Robert kepadanya. Sebab selama ini perlakuan Meisje begitu sangat acuh, bahkan semua kebutuhannya di sediakan oleh mbok Ijah, asisten rumah tangga, yang sudah lama ikut orang tuanya sampai beranak pinak.
Pada akhirnya mereka setuju untuk saling membantu satu sama lainnya, bahkan perlakuan Van sudah sangat berubah sekali, nampak sangat ramah dan bersahabat, walaupun pada dasarnya ada sebuah perasaan aneh, ketika Robert melihat matanya jauh tajam melirik jubah milik Van, yang mana wangi dan aroma tubuhnya tersebut nampak menebarkan kedamaian, padahal sebelumnya aroma tersebut tidak pernah dirasakannya oleh Robert.
Dan sejak itulah segala gerak gerik Van mulai diperhatikan oleh Robert di kantornya. Sebab dia merasakan hawa yang tak biasa, bahkan ketika punuk nya mulai merasakan dingin di satu titik saja, ya tepat di tulang belakangnya, dia merasakan serupa ada baru es, memasuki tubuhnya dan membuat seluruh tubuhnya dingin. Namun nampak membuatnya sangat nyaman, bahkan lulut pada semua perintah dari Van, walaupun pekerjaan tersebut sangatlah berat baginya.
Suatu hari Robert bermimpi, ketika dia merasa kelelahan dan tertidur di sofa ruangan kantor Van. Dalam mimpinya dia bertemu seorang wanita cantik, yang mana menggoda dirinya untuk mengikuti keinginannya tersebut.
Quote:
"Hai tampan, apakah kau keletihan?" Sambil memainkan dasi yang dipakainya. Kemudian membelakangi tubuhnya dan memijit punggung belakang nya.
"Si si.. siapakah kau?" Berkeringat karena merasakan aroma yang tidak biasa.
"Aku Anissa ..." Menunjukkan wajahnya dengan posisi menyamping.
"Anissa, kenapa kau berada di tempat ini?" Mencoba berpikiran lebih fokus, karena dia sangat yakin jika anissa istrinya tidak akan pernah datang mencarinya ke kantor.
"Cup"
Sebuah kecupan mendarat di bibirnya. Nampak sangat dingin namun membuatnya sedikit mabuk dan menginginkan lebih dari itu. Hal yang sangat aneh, padahal dia sering di hujani kecupan, namun baru kali ini merasa satu kecupan yang tidak biasa, bahkan telah membangunkan seisi jiwanya, sampai sampai aliran darahnya mulai berdesir naik, akibat pompa jantung yang mulai memicunya dengan kekuatan yang sangat cepat dan tidak beraturan.
Namun saat detik-detik wanita tersebut berhenti memijat, tubuh Robert nampak sudah lebih bugar, melirik Anissa dan mencoba untuk mendekatinya, demi sedikit goda yang telah membuatnya terbakar oleh sentuhan magnetik yang memicu kesadarannya.
"Brakkk ...."
Robert terbangun, nampak wajah Van sangat merah seperti sedang terbakar sesuatu, kemudian mengarah ke jendela dekat sofa yang sudah cukup melenakan tubuh Robert yang sudah kelelahan tadi.
Nampak Van serupa menyeret sesuatu, entah apa, namun nampaknya sangat berat dan penuh perjuangan.
"Ada apa van?"
"Bukan urusanmu dan jangan pergi dari sofa itu walaupun hanya sesaat, tunggu sampai aku kembali."
Robert menantikan Van selama satu jam tanpa berani untuk beranjak dari sofa tersebut, karena dia sangat memahami bahwasanya Van bisa melihatnya dari CCTV yang ada di ruangan tersebut.
Van kembali, membawa dua kelapa muda dan langsung menyiramkan airnya ke arah tubuh Robert hingga dia basah kuyup. Lalu di mintanya mandi di toilet miliknya yang berada tak jauh dari kantornya, hanya bersebelahan dengan sofa tempatnya berdiri saat itu, bahkan memberikan pakaian yang baru saja dibelinya, untuk menggantikan pakaian yang telah basah. Hal yang paling aneh ialah ketika Robert melihat ke arah lantai dan sofa, tidak ada jejak-jejak air kelapa yang mengotori lantai bahkan sofa tempatnya di guyur oleh air kelapa tersebut.
Tidak berani bertanya dan memilih masuk ke dalam kamar mandi miliknya.
Anehnya kamar mandi tersebut nampaknya sangat panas, padahal AC tidak mati bahkan ujung jarinya bisa merasakan dinginnya AC.
Segera mandi sambil bernyanyi nyanyi kecil, namun anehnya tubuhnya serasa ada yang menyentuh hingga kegelian dan membuat dirinya merasa tidak nyaman, hingga memutuskan untuk menyelesaikan mandi dan mengganti pakaiannya. Lalu keluar menemui Van yang ternyata sedang membakar pakaiannya. Namun anehnya pakaian tersebut tidak jua terbakar, sampai pada akhirnya dia berkata, "kau sangat mencintai Anissa?"
"Dengan seluruh hidupku. Jiwa raga ini hanyalah miliknya."
"Mulai hari ini dan keesokan sampai tak terhingga, kau nikmati ruangan ini! Aku sudah jijik. Akan tetapi jangan pernah datang menemuiku di ruangan baruku, cukup di lobi saja kita bertemu untuk masalah bisnis."
Perkataannya sangatlah aneh, namun Robert mengacuhkan, bahkan dia sangat merasa gembira sekali ketika ruangan tersebut menjadi miliknya. Sebuah ruangan yang luas, di sertai dengan kamar mandi dan ruangan tidur yang membuat kenyamanan semakin memperdayai pikirannya tersebut.
ketika hidup adalah sebuah perjalanan menuju kesenangan, maka butalah mata hati hingga sebuta-butanya.
Lantas apakah Robert akan mengalami kebutaan olah dunia kecil antaranya? Ketika semua kenikmatan dunia mulai dirasakannya satu persatu ...hum...capek mikirnya brayy...
Spoiler for epilog;:
"Hidup adalah rahasia dari sebuah takdir, yang bahkan belum selesai untuk tergali dan merasa di temukan bagian-bagian dari sisi rahasianya, maka dari itulah di butuhkan banyak mata-mata tak kasat mata untuk membuat segala yang tidak nyata bisa dikendalikan, menjadi lebih di buat nyaman.
Ki Joko Sembodo pada akhirnya dapat membuat rumah tersebut sangat nyaman untuk ditempati, walaupun banyak rintangan yang tengah si hadapinya kemudian, ketika semua hal yang semua menjadi sebuah teka-teki yang tak terduga dan terjawab.
Lewat satu suro dan bulan purnama yang genap pada tanggal 16 itulah, pada akhirnya Keluarga Van The Broke bisa merasakan kenyamanan dan kedamaian antaranya. Bahkan pembuka gerbang dua dunia menjadi tertutup untuk selamanya.
Jejak kaki;
Nee ::;; tidak
Zou niet::: tidak boleh
Vader :::: ayah
jouw huis ::: rumahmu
Nederlandse afkomst ::: Keturunan Belanda.
Alsjeblieft ::: tolong
Broer ::; abang
toverdokter :::dukun
verdomme :::sial
Bersambung.
Quote:
Warning: cerita ini hanya fiktif. Bila ada kesamaan cerita anda bisa segera hubungi kotak psikiater, karena kisah ini hanyalah fiksi, just from imajinasi, how to be.
Dan kisah inj masilah berupa sinopsisnya saja...mau tau isi keseluruhan? Nanti lihat aja updatannya satu persatu. Entuh juga kalau kaga lupainnya.
Dan kisah inj masilah berupa sinopsisnya saja...mau tau isi keseluruhan? Nanti lihat aja updatannya satu persatu. Entuh juga kalau kaga lupainnya.
Diubah oleh delia.adel 16-09-2021 23:07
terbitcomyt dan 53 lainnya memberi reputasi
54
9.6K
Kutip
619
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
delia.adel
#37
Episode 9: Tubuh Milik Meisje
Spoiler for episode kemarin:
Dengan lembut gerakan tangannya menyentuh wajah Van, lalu mengecup nakal dan berkata, "Meisje tidak akan bercerita kepada sesiapapun jua."
Jein angkat bicara setelah bungkam beberapa menit kemudian, lalu berkata, "aku akan berbagi dengan Anissa, bukankah begitu yang seharusnya, Anissa?"
"Iya, baiklah!"
Meisje pada akhirnya keluar dari dalam kamar mandi, berjalan menghampiri Van, namun tiba-tiba serupa ada yang menabraknya, dua kali. Namun tidak membuat nya terjatuh. Akan tetapi tiba-tiba dalam tubuhnya merasa sesak dan penuh. Hingga dia kesulitan untuk bernafas.
Quote:
Akhirnya Meisje terjatuh ke lantai, dengan tubuh yang bergemeretakan, pecah-pecah. Seolah olah tubuhnya hendak mengelupas, bahkan kulit arinya sudah berjatuhan ke mana-mana, membentuk kulit baru yang mana warnanya seperti tidak beraturan, pada setiap retakannya. Akibat dari dalam tubuhnya yang dirasakan penuh oleh muatan.
"Kalian pasti bisa melaluinya dengan baik!" Sambil mengangkat tubuh Meisje untuk di pindahkan ke tempat tidur, dengan ranjang yang memang di khususkan untuk penyatuan dari beberapa jenis metafora
"Van, Aku ora bisa ndeleng sampeyan!"
"Van, ik kan je niet zien."
[Van aku tidak bisa melihatmu]
"Van, ada apa denganku?" Meisje nampaknya sangat kesakitan sekali.
"Bertahanlah, Lieve!"
Van hanya bisa mengelus-elus wajah Meisje, karena dia sangat yakin Anissa dan Jein akan berhasil beradaptasi di dalam tubuh Meisje, walaupun pastinya memerlukan waktu untuk proses panjang dan menyakitkan, yang akan dialaminya. Namun setidaknya volume dari rasa sakit akan berkurang, saat semua pergulatan antara Anissa dan Jein sudah menemukan caranya mengatur strategi, agar terhubung dengan yang namanya kedamaian.
Sebab menggunakan tubuh dalam satu raga bersamaan itu bukn hal yang mudah, maka dari itulah pada akhirnya mereka harus bisa menemukan solusinya. Kemudian Van kembali berkata, "selesaikan lah sebelum waktu makan siang di rumahku di mulai, Jein, Anissa, jika tidak bisa beradaptasi, maka kalian harus keluar dan mencobanya di lain waktu.
Jein dan Anissa pada akhirnya menemukan kesepakatan, demi ingin selalu berada di samping Van, menikmati kebersamaan setiap waktu yang diinginkan oleh Van, bahkan mencoba untuk membuat pergulatan keintiman mereka, berhasil dengan suksesnya.
Quote:
"Kalian pasti bisa melaluinya dengan baik!" Sambil mengangkat tubuh Meisje untuk di pindahkan ke tempat tidur, dengan ranjang yang memang di khususkan untuk penyatuan dari beberapa jenis metafora
"Van, Aku ora bisa ndeleng sampeyan!"
"Van, ik kan je niet zien."
[Van aku tidak bisa melihatmu]
"Van, ada apa denganku?" Meisje nampaknya sangat kesakitan sekali.
"Bertahanlah, Lieve!"
Van hanya bisa mengelus-elus wajah Meisje, karena dia sangat yakin Anissa dan Jein akan berhasil beradaptasi di dalam tubuh Meisje, walaupun pastinya memerlukan waktu untuk proses panjang dan menyakitkan, yang akan dialaminya. Namun setidaknya volume dari rasa sakit akan berkurang, saat semua pergulatan antara Anissa dan Jein sudah menemukan caranya mengatur strategi, agar terhubung dengan yang namanya kedamaian.
Sebab menggunakan tubuh dalam satu raga bersamaan itu bukn hal yang mudah, maka dari itulah pada akhirnya mereka harus bisa menemukan solusinya. Kemudian Van kembali berkata, "selesaikan lah sebelum waktu makan siang di rumahku di mulai, Jein, Anissa, jika tidak bisa beradaptasi, maka kalian harus keluar dan mencobanya di lain waktu.
Jein dan Anissa pada akhirnya menemukan kesepakatan, demi ingin selalu berada di samping Van, menikmati kebersamaan setiap waktu yang diinginkan oleh Van, bahkan mencoba untuk membuat pergulatan keintiman mereka, berhasil dengan suksesnya.
Quote:
Namun sebelum hal tersebut terjadi, tiba-tiba ayahnya masuk kamar dan berkata, "apakah semua makhluk hidup itu telah menyerang Meisje, Van?"
"Tidak seperti itu, Ayah!"
"Bereskan segera sebelum makan siang, atau ...."
"Baiklah, Ayah!"
Datang Jhoni, sepupuh ayahnya, kemudian berbisik kepada Van, 'apakah kau bersekutu dengan para jin? Kau adalah manusia paling bodoh sedunia, Van!'
"Dari Naruto aku belajar untuk bergerak sendirian, walaupun di kucilkan dari semua pergaulan, namun pada akhirnya sukses, walaupun bersekutu dengan para jin sekalipun."
"Opo sing bakal kedadian, mugo kedaden! Koe pimpinan omah iki, Van!" (Apapun yang terjadi terjadi, maka terjadilah! Kau pemimpin rumah ini, Van!) Istri Jhoni pada akhirnya bicara dari dalam hatinya.
"Semuanya akan terkendali, seperti sediakala, paman, bibi, ayah! Itu janjiku."
"Tidak seperti itu, Ayah!"
"Bereskan segera sebelum makan siang, atau ...."
"Baiklah, Ayah!"
Datang Jhoni, sepupuh ayahnya, kemudian berbisik kepada Van, 'apakah kau bersekutu dengan para jin? Kau adalah manusia paling bodoh sedunia, Van!'
"Dari Naruto aku belajar untuk bergerak sendirian, walaupun di kucilkan dari semua pergaulan, namun pada akhirnya sukses, walaupun bersekutu dengan para jin sekalipun."
"Opo sing bakal kedadian, mugo kedaden! Koe pimpinan omah iki, Van!" (Apapun yang terjadi terjadi, maka terjadilah! Kau pemimpin rumah ini, Van!) Istri Jhoni pada akhirnya bicara dari dalam hatinya.
"Semuanya akan terkendali, seperti sediakala, paman, bibi, ayah! Itu janjiku."
Quote:
Langit pada akhirnya menampilkan kesombongan matahari, yang mana membuat seluruh isi dunia sangat tidak menyukai keberadaannya. Namun mereka semuanya hanya bisa merasakan dan menerima, selenium hanya menjalankan apa yang sudah langit berikan pada hari ini
Nampak di halaman samping rumah Van sudah ramai keluarga jauhnya berdatangan, sebab hari ini ialah hari pertunangan dari anak gadis Van yang kedua akan dilangsungkan. Sehingga dari depan hingga belakang rumah, sudah mulai banyak terlibat dalam percakapan.
Apalagi keluarga Van adalah keluarga besar, yang mana sangat terkenal di antara seluruh keturunan keluarga Belanda yang ada si pulau Jawa dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan usahanya yang sukses, baik dari segi peternakan hingga pertanian. Keluarga Van memiliki nilai lebih antaranya.
Namun demikian, ketika Van keluar dari dalam kamarnya, dia nampak sangat gembira, apalagi di gandeng oleh Miesje yang sudah mampu berkolaborasi dengan para jin, bahkan sudah mampu menetralisir keadaan yang seharusnya bisa lebih disederhanakan. Walaupun masih ada bagian-bagian tubuh Meisje yang masih pecah pecah, namun tidak seberapa nampak, karena sudah di samarkan dengan gaun dan make up yang tepat antaranya.
"Meisje, kau bisa melaluinya bukan?"
"Pasti! Aku adalah Nederland. Tidak ada yang bisa membuat kekuasaan atas kecantikan keluarga Van memudar oleh waktu." Namun di dalam tubuhnya, terjadi gejolak amarah, karena hanya menampilkan sisi Belanda nya saja, sedangkan ruh jawanya tidak di pertunjukan, maka pada akhirnya para musisi di suruh untuk memberikan musik tembang Jawa, yang mana tepat sekali untuk sebuah acara pertunangan. Kemudian Meisje menyanyikan salah satu lagu milik Didi kempot.
Sworo angin, angin sing ngreridu ati
Suara angin, angin yang menggoda hati
Ngelingake sliramu sing tak tresnani
Mengingatkanku padamu yang kucintai
Pingin nangis ngetokke eluh neng pipi
Ingin menangis keluarkan air mata di pipi
Suwe ra weruh senajan mung ono ngimpi
Lama tak melihat walaupun cuma di mimpi
Ngalemo, ngalem neng dodoku
Bermanjalah, bermanja di dadaku
Tambanono roso kangen neng atiku
Obatilah rasa rindu di hatiku
Ngalemo, ngalemo neng aku
Bermanjalah, bermanja di dadaku
Ben ra adem kesiram udaning dalu
Biar tak dingin tersiram hujan semalam
Banyu langit sing ono nduwur khayangan
Air langit yang ada di atas khayangan
Watu gedhe kalingan mendunge udan
Batu besar tertutup mendung hujan
Telesono atine wong sing kasmaran
Basahi hati orang yang sedang jatuh cinta
Setyo janji seprene tansah kelingan
Janji setia sampai saat ini selalu teringat"
Van mencoba untuk menghentikannya, namun sudar terlanjur basah, Meisje bahkan sudah di kerumuni oleh banyaknya tamu yang sudah berdatangan, bahkan banyak yang memberikan pujian kepadanya, karena lengak lengok tubuhnya, seolah-olah dia adalah keturunan Jawa, yang sudah begitu fasih, menari dan bernyanyi.
Sedangkan jauh di antaranya, ayah Van nampaknya sangat geram, bahkan ingin sekali memukuli anaknya tanpa ampunan lagi
Nampak di halaman samping rumah Van sudah ramai keluarga jauhnya berdatangan, sebab hari ini ialah hari pertunangan dari anak gadis Van yang kedua akan dilangsungkan. Sehingga dari depan hingga belakang rumah, sudah mulai banyak terlibat dalam percakapan.
Apalagi keluarga Van adalah keluarga besar, yang mana sangat terkenal di antara seluruh keturunan keluarga Belanda yang ada si pulau Jawa dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan usahanya yang sukses, baik dari segi peternakan hingga pertanian. Keluarga Van memiliki nilai lebih antaranya.
Namun demikian, ketika Van keluar dari dalam kamarnya, dia nampak sangat gembira, apalagi di gandeng oleh Miesje yang sudah mampu berkolaborasi dengan para jin, bahkan sudah mampu menetralisir keadaan yang seharusnya bisa lebih disederhanakan. Walaupun masih ada bagian-bagian tubuh Meisje yang masih pecah pecah, namun tidak seberapa nampak, karena sudah di samarkan dengan gaun dan make up yang tepat antaranya.
"Meisje, kau bisa melaluinya bukan?"
"Pasti! Aku adalah Nederland. Tidak ada yang bisa membuat kekuasaan atas kecantikan keluarga Van memudar oleh waktu." Namun di dalam tubuhnya, terjadi gejolak amarah, karena hanya menampilkan sisi Belanda nya saja, sedangkan ruh jawanya tidak di pertunjukan, maka pada akhirnya para musisi di suruh untuk memberikan musik tembang Jawa, yang mana tepat sekali untuk sebuah acara pertunangan. Kemudian Meisje menyanyikan salah satu lagu milik Didi kempot.
Sworo angin, angin sing ngreridu ati
Suara angin, angin yang menggoda hati
Ngelingake sliramu sing tak tresnani
Mengingatkanku padamu yang kucintai
Pingin nangis ngetokke eluh neng pipi
Ingin menangis keluarkan air mata di pipi
Suwe ra weruh senajan mung ono ngimpi
Lama tak melihat walaupun cuma di mimpi
Ngalemo, ngalem neng dodoku
Bermanjalah, bermanja di dadaku
Tambanono roso kangen neng atiku
Obatilah rasa rindu di hatiku
Ngalemo, ngalemo neng aku
Bermanjalah, bermanja di dadaku
Ben ra adem kesiram udaning dalu
Biar tak dingin tersiram hujan semalam
Banyu langit sing ono nduwur khayangan
Air langit yang ada di atas khayangan
Watu gedhe kalingan mendunge udan
Batu besar tertutup mendung hujan
Telesono atine wong sing kasmaran
Basahi hati orang yang sedang jatuh cinta
Setyo janji seprene tansah kelingan
Janji setia sampai saat ini selalu teringat"
Van mencoba untuk menghentikannya, namun sudar terlanjur basah, Meisje bahkan sudah di kerumuni oleh banyaknya tamu yang sudah berdatangan, bahkan banyak yang memberikan pujian kepadanya, karena lengak lengok tubuhnya, seolah-olah dia adalah keturunan Jawa, yang sudah begitu fasih, menari dan bernyanyi.
Sedangkan jauh di antaranya, ayah Van nampaknya sangat geram, bahkan ingin sekali memukuli anaknya tanpa ampunan lagi
Quote:
Setelah beberapa jam lamanya, pada akhirnya rombongan dari keluarga Strake berdatangan dan akhirnya membuka acara inti. Bahwasanya lamaran tersebut akan menuju ke arah pernikahan yang mana akan segera di laksanakan pada tanggal 21 Oktober.
Meisje mendekati Van, kemudian berbisik, 'kau gagah sekali, Van!' dengan gerakan nakal dan sangat menggoda Van. Namun kemudian Van berkata; 'Ah, Meisje. Jangan menggodaku hari ini. Sebab aku bisa membunuh ruh-ruh biadap yang ada dalam dirimu itu.'
Nampak wajah Meisje menjadi sangat aneh, bahkan pada akhirnya dia meminta izin untuk masuk kamar, akan tetapi di hambat oleh Van.
'Awas saja jika kau kabur dari tempat ini, sudah pasti semua ruh akan ku usir dengan penderitaan yang tidak akan pernah kalian duga-duga.'
Wajah Meisje menjadi lebih aneh, namun nampaknya dia sangat berusaha keras untuk menampilkan kecantikannya di depan semua orang. Walaupun untuk hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Akan tetapi pada akhirnya dia bisa melakukannya. Bahkan sampai acara tuntas dalam kebahagiaan.
"Aku pamit mau istirahat, Opa, Oma, Van."
"Istirahat lah, Sayang! Nanti aku akan menyusulmu." Kata Van sambil mendekatkan diri, memeluk istrinya dan berbisik, 'segera persiapkan diri, aku butuh kesenangan malam ini! Hanya kesenangan saja. Tanpa perdebatan. Kau paham bukan?'
Meisje kemudian melangkah menuju kamarnya, mengunci pintu dah akhirnya berguling guling dari ujung pintu hingga ke bawah ranjang. Tubuhnya sangat kesakitan, namun tidak berani untuk berteriak-teriak untuk menghilangkan semua penderitaannya.
Meisje mendekati Van, kemudian berbisik, 'kau gagah sekali, Van!' dengan gerakan nakal dan sangat menggoda Van. Namun kemudian Van berkata; 'Ah, Meisje. Jangan menggodaku hari ini. Sebab aku bisa membunuh ruh-ruh biadap yang ada dalam dirimu itu.'
Nampak wajah Meisje menjadi sangat aneh, bahkan pada akhirnya dia meminta izin untuk masuk kamar, akan tetapi di hambat oleh Van.
'Awas saja jika kau kabur dari tempat ini, sudah pasti semua ruh akan ku usir dengan penderitaan yang tidak akan pernah kalian duga-duga.'
Wajah Meisje menjadi lebih aneh, namun nampaknya dia sangat berusaha keras untuk menampilkan kecantikannya di depan semua orang. Walaupun untuk hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Akan tetapi pada akhirnya dia bisa melakukannya. Bahkan sampai acara tuntas dalam kebahagiaan.
"Aku pamit mau istirahat, Opa, Oma, Van."
"Istirahat lah, Sayang! Nanti aku akan menyusulmu." Kata Van sambil mendekatkan diri, memeluk istrinya dan berbisik, 'segera persiapkan diri, aku butuh kesenangan malam ini! Hanya kesenangan saja. Tanpa perdebatan. Kau paham bukan?'
Meisje kemudian melangkah menuju kamarnya, mengunci pintu dah akhirnya berguling guling dari ujung pintu hingga ke bawah ranjang. Tubuhnya sangat kesakitan, namun tidak berani untuk berteriak-teriak untuk menghilangkan semua penderitaannya.
Quote:
Malam semakin larut, Van pada akhirnya masuk ke dalam kamar dan menemukan Meisje sudah dalam kondisi yang sangat baik, bahkan nampak sudah siap untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri.
"Cantik sekali kau malam ini, Meisje!"
"Demi untuk kekasihku, Van. Sudah pasti aku bisa melakukan apapun itu. Kau mau aku pijat?"
Van nampak aneh melihat gerakan dari istrinya, bahkan dengan gemulai yang di tampilkan oleh Meisje, karena itu bukan gayanya, ataupun para jin. Hingga membuat Van bertanya-tanya tentang siapakah di sebalik tubuh istrinya tersebut.
"Anissa, aku ingin menikmati gethuk, apakah kau bisa membuatnya untukku?"
Meisje nampak sangat kebingungan, karena dia sama sekali tidak bisa membuat getuk. Bahkan dia juga tidak mengetahui di mana keberadaan Anissa. Setelah pertengkaran hebat terjadi tadi.
"Aku letih, Van! Besok saja."
"Kalau begitu buatkan aku kopi."
Meisje lebih terkejut lagi, dia bahkan tidak mengetahui yang mana bentuknya kopi.
"Bagaimana jika kita menikmati surga dunia saja, Van?"
"Siapakah yang berada di dalam tubuh kamu, hai makhluk?!" Sambil mencengkram ujung jempol kaki Meisje.
"Ampuuunnn, Tuan!"
"Katakan atau ...."
"Aku Noni Original."
"Kenapa berada dalam tubuh istriku?"
"Tubuhnya indah dan nyaman, aku betah di antaranya."
"Pergilah!"
"Ayolah, kita nikmati malam ini!"
"Di mana istriku?"
Makhluk tersebut pada akhirnya meninggalkan tubuh Meisje, setelah banyak menimbulkan rasa kesal di antara emosi Van yang dipermainkannya itu, hingga pada akhirnya Van mengambil kendi peninggalan leluhur, lalu mencoba untuk membuka kendi kecil penghancur bangsa jin tersebut, sang noni jin mengetahui kekuatan dari kendi tersebut, maka dari itulah memutuskan untuk pergi meninggalkan Van, sambil berkata, "para jin milikmu itu semuanya sudah pergi, hanya ada aku bersama cintaku, untukmu Van."
Kemudian lenyap begitu saja bahkan tidak meninggalkan bekas-bekas keberadaannya di antara mereka. Meisje pada akhirnya terbangun dari pingsannya kemudian, setelah ruh noni pergi melesat jauh.
Meisje membuka matanya dan berkata, "Van, aku ketakutan, tadi ada ...."
"Tenanglah sayang, itu hanya mimpi. Ayo kita kembali tidur dan menikmati sisa-sisa malam." Van menenangkan jiwa Meisje dengan sangat baik dan penuh cinta, yang bahkan belom pernah dirasakan oleh Meisje selama hampir 17 tahun, semenjak dia memutuskan untuk memulai bisnis desainer.
Meisje sangat bahagia, namun ada sedikit yang mengganjal, sebenarnya ingin mengatakan bahwasanya tubuhnya tadi telah diisi oleh banyaknya jin, akan tetapi dia mengetahui dengan sangat pasti, bahwasanya Van tidak akan pernah percaya jika dirinya dimasuki oleh makhluk lainnya. Maka dari itulah dia mengurungkan niatnya untuk bercerita.
"Baiklah, Van." Sambil memeluk tubuh Van dengan sangat manja sekali.
Apakah yang akan terjadi berikutnya dengan tubuh Meisje dan para jin tersebut, ketika Van sudah mengetahui, bahwasanya Noni telah datang antaranya?
Well penulis lapar lom makan....
Diubah oleh delia.adel 17-12-2021 09:25
redrices dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas