iskrimAvatar border
TS
iskrim
Ada Bikin Resah, Menghilang Kita Gelisah Akibat Corona Mereka Kemana?


[ HT# 781 ]

Masih bicara lock down kala itu dan efek PPKM akibatnya perekonomian negara kelas menengah bawah alias ekonomi pedagang pertokoan hingga penjual keliling berpengaruh sangat besar dengan pemasukan mereka.

Menurunnya pedapatan disituasi ini akibatnya banyak pedagang yang sumber mata pencahariaan utamanya dari 'berjualan' harus menutup sementara bahkan 'tutup usia' beneran. Kehabisan modal atau merugi karena tidak ada pembeli.

Kebetulan rumah saya tidak jauh dari keramaian, dekat pasar, dan taman bermain. Sebelum badai Corona menerjang sehari-hari pagi dan menjelang sore jalan diluar taman sangatlah ramai, penuh dengan pedagang gerobakan, odong-odong, hingga sewa kuda untuk anak-anak. Terlebih dihari libur Sabtu-Minggu jalan sekitar taman sudah seperti ada acara bazar penuh sesak!

Ternyata saya sekarang baru tersadar kalau para pedagang ini lama-lama menghilang dari lokasi tempat mereka mangkal, bukan karena diusir satpol tapi menghilang secara 'alami' alias kesadarannya masing-masing.

Kesadaran disini bukan hal yang perlu dibanggakan. "Ah, akhirnya jalan jadi lega, bersih, dan gak macet lagi,". Menghilangnya mereka dikarenakan pintu taman komplek dikunci, anak-anak dirumah saja mengikuti anjuran pemerintah. Otomatis aktifitas disekitar taman seperti mati suri.



Mulanya di minggu pertama para pedagang masih coba bertahan seperti; abang odong-odong, sewa kuda, gerobak empek-empek, cakwe, bakso pentol, mie ayam, cincau, bakso, es doger, es cendol, tahu gejrot, dim sum, ketoprak, seblak, bubur ayam, soto, somay, bebek goreng, toge goreng, thai tea, bakso goreng, soto mie masih terlihat ditempat seperti biasa. Minggu kedua pedagang yang model pikulan mulai meninggalkan lokasi dan jemput 'bola' masuk hingga ke gang-gang sempit rumah perkampungan.

Minggu ke tiga pedagang gerobak lenyap entah kemana, pedagang pikulan yang tadinya sayup-sayup terdengar ikut lenyap tidak lagi tersengar suara-suara khas menjajakan dagangannya, termasuk tukang cukur, tahu sumedang, sol sepatu, tukang remote.

Di suatu kesempatan saya sempat bertanya kepada salah satu pedagang senior disana mengapa banyak pedagang mulai 'lenyap' dari peredarannya dan dijawab karena situasi masih belum stabil mereka memilih untuk pulang kampung. Dikampung mereka terhindar dari biaya sewa kontrakan, biaya hidup yang tinggi di kota besar, dan vaksin.

Anehnya kehadiran mereka yang terlihat rukun disatu tempat kadang membuat kita kesal karena lokasi jadi kumuh dan membuat jalan sekitar taman yang tadinya bersih menjadi semrawut, kotor, dan macet karena pembeli dan pengunjung jadi satu dan sering memarkirkan motor sembarangan.

Jalan 2 jalur menjadi 1 jalur, belum lagi bau kotoran kuda yang jatuh disekitaran jalan itu membuat lingkungan taman jadi tidak nyaman lagi. Tapi disaat sepi seperti sekarang ini kok malah menimbulkan rasa kehilangan, ya?



Warga asli yang masih bertahan menjajakan dagangannya (dokpri)


Nah, bagaimana situasi ekonomi lingkunganmu saat ini gan, apakah tidak jauh beda dengan tempat tinggal saya? Share yuk, ceritamu di kolom komentar. Sekian, terima receh.






Copyright © 2016 - 2021 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Sumur : sebuah opini | img : gugel 




Diubah oleh iskrim 14-09-2021 03:30
Aramina
catros
azhuramasda
azhuramasda dan 25 lainnya memberi reputasi
22
7.8K
78
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
junaedi1982newAvatar border
junaedi1982new
#3
Pada pulang kampung krim,
Kampung gw terkenal pedagang nasgor nya.
Kebanyakan pada pulkam,
Gak kuat bayar kontrakan karena dagangan gak laku.
emoticon-Turut Berduka
MafTrack
Aramina
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup