mataduniawiAvatar border
TS
mataduniawi
Gempuran Kartun Malaysia dan Dampaknya bagi Anak-Anak Indonesia
Sudah lama TS kepikiran mau menulis thread tentang ini, rada mengusik pikiran soalnya. Dan maaf sebelumnya, bukan bermaksud menjelekan negara lain, tidak ada yang jelek dalam hal ini. Cuma secara pribadi sebagai warna negara Indonesia rada sedikit resah saja. Mari kita bahas.


Di sini TS menulis judul dengan istilah 'Gempuran' bukan tanpa alasan. Pasalnya memang kartun Malaysia yang berbahasa Malaysia sering ditayangkan. Upin Ipin dalam satu hari bisa sampai 5 kali penayangan di MNCTV. Pagi-pagi sekitar jam setengah tujuh ada, terus tengah hari sampai jam dua siang ada dua kali penayangan, sorenya setengah lima ada, eh jam enam muncul lagi. Sementara ada pula Boboiboy dan Omar Hana di RTV yang dalam sehari masing-masing bisa tayang dua kali. 


Sebenarnya kartunnya bagus-bagus dan semua ada sisi edukasi yang disampaikan. Lah terus apa yang mengganggu?


Dampaknya adalah berpengaruh pada bahasa sehari-hari anak-anak di Indonesia. Contohnya anak TS skrng, umur 4 tahun 8 bulan udah jago bahasa Malaysia. Beberapa kata yang pernah TS dengar di kesehariannya dan penggunanya sudah tepat:

1. Jom berangkat..!
2. Gitu je..
3. Alamak, betul betul tak betul ni
4. Ape bende tu Yah..?
5. Macam mane boleh jadi cam ni..
6. Pelit betul ayah ni, kongsi lah..
7. Kejap bun, lagi ambik daun daun pokok..
8. Kenape ayah habiskan? ayah ni dah melampau betul..

Ada yang bilang anak seperti mesin foto copy. Pandai sekali meniru dari apa yang dia dengar dan lihat. Bagi anak-anak tontonan bisa jadi tuntunan. Sebab mereka tidak punya filter, belum bisa menganalisa membedakan menyaring sesuatu seperti orang dewasa. Apa yang dilihatnya ya sudah itulah bagi anak-anak sebuah kebenaran..

Anak kami doyan nonton TV, sehingga terpengaruh dari apa yang dia tonton, tapi bagi kami itu mending ketimbang kecanduan main HP. Anak kami sudah lepas dari candu HP (kapan-kapan mau TS bikin thread). Di rumah gak ada pengasuh, gak ada keluarga lain, istri sibuk ngurus jualan, ya akhirnya anak diasuh oleh TV kalau dia sudah bosan dengan tiga kardus besar mainannya. Rada sulit untuk kondisi kami saat ini menjauhakn anak dari paparan TV. Dia pun sudah paham dengan channel nomor berapa dan jam berapa saja tayangan kesukannya muncul.

Masalah ini pastinya menjadi perhatian orang tua lain. Kebetulan orang tua TS punya yayasan pendidikan dan mendirikan TK PAUD, jadi tahu infonya langsung dari guru-guru bahwa anak didik di sekolah sering ngobrol menggunakan kosa kata dan nada bicara khas Malaysia. Mirisnya mereka belum lancar berbahasa Indonesia karena sehari-hari masih memakai bahasa daerah yang bercampur dengan Malaysia akibat tontonan tadi. Maka dari itu, TS nilai hal ini tidak bisa dipandang sepele.

Entah kenapa ya, padahal katanya di Indonesia ini banyak yang jago bikin animasi, tapi yang paling banyak nangkring di televisi tanah air adalah kartun-kartun impor. Kesian ya apa-apa doyan impor. Beras impor, bawang impor, garam pun  impor. Lebih murah tapi berkualitas? Bisa jadi itu alasan utamanya.

Sekali lagi mohon maaf kalau ada pihak yang tersinggung, TS sekadar menyampaikan ini karea menilai ada hal yang kurang beres. Terima kasih. Monggo bercuap-cuap di lapak bawah kalo ada yang punya sudut pandang lain emoticon-Smilie

Sumber: Opini Pribadi TS



anggrekbulan
jiresh
tepsuzot
tepsuzot dan 12 lainnya memberi reputasi
11
10.2K
180
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
a2teamAvatar border
a2team
#49
Bukan nya di Indonesia juga ada daerah yg biasa pake bahasa yg sama dg si ipin ya?
Dulu pernah nonton film pendek di tvri riau apa ya, bahasa & dialeg yg digunakan mirip bahasanya si ipin.

Mungkin menurut yg tayangin nih acara, karena bahasa nya engga begitu asing (juga digunakan sebagian masyarakat) jadi ok aja.
Kalo teori gw keliru, harusnya nih tayangan udah dari dulu disemprit kpi, tapi kenyataan nya engga kan. Karena ya itu tadi, bahasa nya tidak dianggap asing. Sama seperti orang sunda yg lama tinggal di jatim, kosakata nya jawa, dialeg nya sunda. Apakah dilarang? Engga kan.
teofilusSW
teofilusSW memberi reputasi
1
Tutup