MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.2K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#3577
BAGIAN 52
CITA CITA BENDORO
part 2

Sebelum pergi, Bendoro mengetuk pintu kamar tetangga. Ia berniat meminjam motor dan pakaian untuk Karma. Tak lama berselang, pintu dibuka dan munculah seorang laki laki berkulit gelap dan berambut ikal. Ia tampak mengantuk.

"Ada apa Ndoro, malem malem ini ngetuk pintu? Kamu lagi begadang?" sapa Frans.

"Duh! Maafin aku Frans, tapi ini darurat, aku mau pinjem motor kamu sama pakaian" balas Bendoro.

"Kamu mau kemana malem malem gini?"

"Anu...errh... aku...oh... ibu sama adikku dateng dari Yogya, aku mau jemput mereka dan mesenin hotel"

"Hmmm...oke, tapi ngapain juga kami pinjem pakaianku?"

"Itu buat adikku, bajunya kotor kena muntah saat di kereta, dia gak bawa baju ganti, terus aku gak bisa beliin baju baru soalnya toko udah pada tutup jam segini"

"Oh gitu! Yaudah deh, tunggu sebentar ya!"

Frans masuk ke kamarnya untuk mengambil pakaian dan kunci motor, sedangkan Bendoro menunggu di depan pintu kamar.

"Ini kunci sama bajunya! Tapi inhet ya, pagi harus balik lagi ke aku, aku ada kuliah" ujar Frans.

"Makasih ya Frans, aku akan balikin motor kamu pagi pagi, semoga kebaikanmu dibalas Sanghyang Widhi"

"Amiin, hati hati di jalan yah!"

"Iya Frans"

Bendoro pun pergi menuruni anak tangga yang berada di depan kamar Frans. Ia menaiki sebuah motor skuter matic menuju hotel bintang lima yang ada di Kota Bandung.

Setibanya di sana, Bendoro menghampiri meja resepsionis untuk memesan kamar.

"Selamat pagi! Ada yang bisa saya bantu?" sapa resepsionis dengan ramah.

"Saya mau booking kamar" jawan Bendoro.

"Oke, Mbak mau pesan kamar apa?"

"Kamar yang paling mewah di sini Mas"

"Baiklah, di hotel ini ada kamar presidential suite, tarifnya 20 juta per malam"

"Saya ambil itu Mas, semalam aja"

"Oke Mbak, maaf...bayarnya mau cash atau via tranfer?"

Bendoro merogoh saku celananya. Ia mengambil dua keping koin emas.

"Saya bayar pake ini, cukup gak?" kata Bendoro sambil menyodorkan koin emas itu.

"Maaf Mbak, kita tidak menerima pembayaran uang koin" tolak resepsionis.

"Tapi ini emas asli Mas, sumpah!! Saya gak punya uang kertas sebanyak itu, lagian uang emas jauh lebih berharga"

"Mbak, jangan bercanda ya! Koin ini gak belaku"

Ketika Bendoro mulai cekcok dengan resepsionis, sang manajer hotel pun keluar dari ruang kerjanya dan menghampiri mereka.

"Ada apa ini?" tanya manajer dengan muka ketusnya.

"Maaf Pak Manajer, Mbak ini pesen persidential suite tapi bayarnya pake uang koin ini" jawab resepsionis.

"Apaaaah!! Mbak jangan mempermainkan kami! Uang koin emas tidak berlaku di negara ini!!" bentak Manajer kepada Bendoro.

"Hadeuuh, kalian bego amat yah!! Coba cek keaslian koin ini!" ungkap Bendoro.

Sang manajer langsung membawa koin itu ke ruangannya. Tak lama berselang, ia keluar dengan raut wajah semringah.

"Maafkan ketidaksopanan kami atas kesalahpahan ini Mbak, koin yang Mbak bayarkan kepada kami melebihi cukup, bahkan Mbak bisa nyewa kamar selama 7 hari" kata Manajer.

Resepionis terheran heram dengan perubahan perilaku manajer yang berubah seratus delapan puluh derajat. Bendoro kini di atas angin. Ia menyetujui saran dari manajer untuk menyewa kamar selama tujuh hari.

Bendoro begitu dilayani dengan baik oleh manajer, bahkan ia diantar langsung menuju kamar yang akan disewa.

"Selamat menikmati fasilitas hotel kami! Jika Mbak membutuhkan apa apa, silakan telepon room service" ucap Manajer.

Akan tetapi Bendoro tak menghiraukan omongan sang manajer. Ia langsung menutup pintu dengan membantingnya dengan keras. Dirinya masih merasa kesal terhadap orang itu yang sempat meremehkannya.

Bendoro kagum dengan interior kamar yang sangatlah mewah dan berkelas. Tak pama berselang, Bendoro kembali merasakan sakit di perutnya. Ia pun berbaring di atas ranjang yang sangat besar dan nyaman.

Asap hitam pekat kembali mengepul keluar dari mulut Bendoro. Kali ini suasana tampak hening karena ketiadaan Euis di samping Bendoro. Karma langsung muncul dari balik kepulan asap hitam yang berkumpul di atas langit langit.

"Hai Karma!!" sapa Bendoro.

Tanpa basa basi, Karma langsung memeluk erat Bendoro. Rasa rindunya yang tak terbendung, kini mengalir deras.

"Bendoro, kamu sekarang makin cantik!"

"Dari dulu aku emang udah cantik kali"

"Iya sih, tapi sekarang kamu jadi lebih cantik dari bidadari di surga"

"Ahhh...dasar gombal!! Sana pake baju! Aku paling gak kuat kalo liat cowok ganteng telanjang"

"Emang kenapa kalo gak kuat? Aku siap kok muasin kamu"

"Ya...yaa...gitu deh, aku lagi gak mood"

"Lah emang kenapa gak mood?"

"Entahlah Karma, aku masih belum terbiasa jadi manusia, aku ngerasa ada sesuatu yang kosong di hatiku"

"Aku kan selalu di di hatimu Ndoro, kenapa kamu ngerasa kosong?"

"Nah itu dia! Aku juga gak ngerti"

Karma memakai pakaian yang Bendoro persiapkan. Setelah itu Bendoro mengajak Karma untuk duduk bersama di ruang keluarga. Karma mengambil beberapa botol wine yang ada di lemari ruangan itu. Mereka menikmati wine itu sambil ngobrol santai.

"Ndoro, aku pengen ngomong empat mata sama kamu"

"Ngomong apa Kar? Kok kayak penting banget sih, sampe sampe harus pake tiga kali muterin waktu"

"Itu semua gara gara temenmu tuh!! Berisik banget, jadi aku gak sengaja bunuh dia dua kali"

"Euis emang gitu orangnya, dia suka gampang panik dan histeris, jadi apa yang mau kamu omongin Kar?"

"Gini, aku mau ngomong tentang jiwaku...apa kamu udah nemuin wadah buat nampung serpihan jiwaku yang lain? Soalnya aku merasa kedinginan karena serpihan jiwaku terlalu lama kami simpan di dalam kendi"

"Hmmmm... belum Kar, sejauh ini wadahmu cuman tiga yaitu aku, Hayati dan Merry"

"Kenapa kamu sampe saat ini masih belum nemuin wadah?"

"Susah banget Kar, gal banyak mahluk di dunia ini yang sanggup nampung jiwa kamu, kamu tau sendiri kan udah berapa banyak muridku yang jadi korban?"

"Seribu lima ratus tiga puluh sembilan orang kalo gak salah?"

"Ya, sekitar segituan...kamu kok niat banget ngitungnya? Aku aja gak tau lho"

"Itu karena saking gabutnya aku dalam tubuhmu, jadi kuhitung jumlah mereka semua dan sampe sekarang cuman dua yang berhasil? "

"Iya, Hayati dan Merry...aku heran Kar, kenapa harus mereka yang lulus ya? Hayati udah mengkhianatiku, sedangkan Merry, dari awal udah membenciku, dia berani beraninya memenggal kepalaku ketika lagi bercinta, ngehek banget kan!"

"Ya itu semua salah kamu sendiri! Kamu terlalu egois dan kejam sama mereka, jadinya ya begitu"

"Emang aku kejam gitu?"

"Yaelah, selama ini kamu gak nyadar?"

"Enggak! Perasaan... aku udah baik sama mereka, aku udah nolongin mereka, udah ngasih kesaktian, ngelatih mereka cara bertahan hidup, bertarung dan menjadi kuat"

"Ya betul, kamu udah ngasih itu semua ke mereka tapi kamu inget udah ngelakuin hal buruk sama mereka?"

"Hal buruk? Paling aku cuman ngelubangin punggung Hayati dan mengusirnya...kalo Merry, kujadikan dia kunti"

"Nah, hal itulah yang bikin mereka berkhianat sama kamu Ndoro!"

"Maksud kamu apa?"

"Pertama Hayati, dia itu gadis baik, pinter dan loyal sama kamu, selama ini kamu gak nyadar kalo dia sebenernya manusia yang masih punya hati nurani dan belas kasih, kamu paksa dia ngelakuin pekerjaan kotor para siluman selama dua puluh tahun bunuh bunuhin orang... tentunya, dia bakalan berontak karena ngerasa gak sesuai hati nurani"

"Terus salah akunya dimana?"

"Kamu gak peka sama dia Ndoro, kamu gao pernah nanya perasaan dia kayak gimana? Kamu juga gak pernah dengerin pendapat Hayati, dan puncaknya... dia nolak perintahmu dan malah melindungi orang orang yang akan kalian bunuh...selain itu kamu melukai dia sampe punggunya bolong terus dan mengusirnya...tak cukup di situ! Ketika Hayati udah bahagia bercinta sama Asnawi, kamu malah dateng lagi ke kehidupannya dan maksa dia untuk gabung sama laskar bodohmu itu"

Bendoro kehabisan kata kata, ia tak bisa menyanggah semua omongan Karma tentang kekejaman dirinya. Untuk menutupi rasa gugupnya, Bendoro terus menenggak wine yang ada dihadapannya.

"Sekarang yang kedua, Merry...dia ini gadis baik baik, lantas kenapa kamu jadiin dia kunti secara paksa?"

"Ya aku cuman pengen nyari orang buat wadah kamu Kar, dan sebagai bahan ritual paku kuntilanak"

"Cara kamu salah Ndoro! Kamu udah nyiksa dia sampe melebihi batas, kamu bakar dia sampe tujuh hari tujuh malam, jadi pantes Merry benci sama kamu"

"Aku mengakui salah Kar, aku cuma pengen buktiin kalo Merry adalah orang yang cocok untuk jadi wadah kamu...ternyata dia bisa bertahan hidup setelah dibakar selama seminggu"

"Tapi jangan gitu lah Ndoro! Kamu harus nyari orang yang sukarela mengikuti program latihan mu"

"Dia awal sukarela kok, cuman yaaaaaah...dia berubah"

Karma termenung memikirkan nasib pecahan jiwanya yang kedinginan. Ia terus meminum wine sampai hampir habis. Bendoro tampak bingung melihat tingkah Karma yang berubah.

"Karma!"

"Iya Ndoro!"

"Sebenarnya masalah apa yang kamu mau omongin sama aku?"

"Ya itu tadi Ndoro, aku pengen semua pecahan jiwaku punya wadah, soalnya aku ngerasa kedinginan, kesepian dan hampa"

"Maafin aku Kar, aku sejauh ini selalu gagal nyariin wadah"

Bendoro menyenderkan kepalanya di bahu Karma sambil menatap pemandangan dengan tatapan kosong. Karma mengelus kepala Bendoro sambil sesekali mencium keningnya.

"Iya Ndoro, aku ngerti kok, aku juga liat semua usaha kamu buat nyari wadah dan itu gak gampang"

"Makasih atas pengertian mu Karma, aku janji akan selalu berusaha keras dapetin wadah buatmu"

"Hmmm...tapi harus berapa lama lagi aku menunggu Ndoro! Bukannya kamu punya cita cita?"

"Aku gak tau Kar, sekarang aku lagi nikmatin hidup baru jadi orang hidup"

"Cita citamu apa Ndoro?"

"Cita citaku pengen menjadi penguasa di pulau ini, aku pengen nyelametin kaum ku dari perbudakan para siluman, aku pengen bikin suatu negara yang penduduknya arwah gentayangan, kita hidup di sana penuh kedamaian, kenyamanan dan saling mengasihi...gak ada lagi pengabdian untuk para siluman, kita akan bahagia sampe hari kiamat datang"

"Mulia sekali cita citamu Ndoro, aku bisa bantu kamu mewujudkannya"

"Makasih Kar, tapi sulit banget buat wujudin itu, aku harus melawan para siluman bangsawan...aku selama ini mengabdi sama mereka agar aku bisa mencari celah untuk ngalahin mereka...tapi aku selalu gagal di akhir, seandainya waktu itu aku berhasil nangkep Hayati, mungkin setidaknya aku bisa ngalahin Ratu siluma...semua ini gara gara Asnawi yang udah nusuk leherku!!"

"Kamu dendam sama Asnawi?"

"Sangat dendam"

"Balas dendam adalah keahlianku, kamu mau aku balasin dendamu sama dia? Kau mau dia kubikin jadi daging cincang? Atau perkedel?"

"Jangan Kar, biarin aja dia, mudah bagiku untuk membunuhnya, tapi aku gak mau melakukannya?"

"Kenapa Ndoro?"

"Karena dia sekarang jadi buronan kerajaan siluman, Ratu memerintahkan para sepupunya yang sakti mandraguna buat ngambil kepalanya untuk dijadiin bahan penelitian"

"Kenapa bisa gitu?"

"Asnawi bisa bikin Hayati jadi sakti, mereka jadi penasaran sama Asnawi"

"Kok Asnawi sih? Kan aku yang bikin Hayati kuat?"

"Mereka gak tau kalo Hayati dirasuki iblis, mereka cuman tau kalo Hayati jadi kuat karena udah bercinta sama Asnawi"

"Hahahaha...itu emang ada benarnya juga sih Ndoro, mungkin pecahan jiwaku yang ada di tubuh Hayati, ikut menikmatinya"

"Hmmm....dasar iblis mesum!!"

"Namanya juga iblis, sayangku!!"

"Makanya, aku sekarang nyerahin Asnawi sama mereka, dendamku akan terbalaskan"

"Oke kalo gitu, nah sekarang, gimana sama cita citamu yang pengen ngebebasin para arwah dari perbudakan siluman dan bikin negara baru? Kenapa kamu sekarang malah asik jadi manusia? Apa kanu udah lupa?"

"Ya enggak lah Kar, aku selalu inget, tapi aku mulai putus asa, aku jadi manusia awalnya buat balas dendam ke Asnawi, tapi aku malah keenakan ngerasain hidup kembali jadi orang normal"

"Kamu putus asa kenapa sih Ndoro?"

"Ya ngejar cita citaku Kar, mustahil bagiku ngalahin para siluman"

"Apaaaaaah!! Kamu kan sakti Ndoro? Kenapa malah pesimis?"

"Kanjeng Ratu emang siluman lemah, mungkin dia adalah yang terlemah dari semua siluman yang ada di dunia, tapi dia selalu dilindungi sama sodara sodaranya yang sakti, aku gak mungkin bisa ngalahin mereka"

"Kamu terlalu meremehkan dirimu sendiri Ndoro! Para siluman itu adalah iblis tingkat rendah, kalopun mereka sakti, paling cuman jadi iblis tingkat menengah...mereka gak akan pernah setara denganku"

"Kamu tuh ya, jangan ngeremehin para siluman! Memang kamu iblis tingkat tinggi, kamu bisa dengan mudah ngalahin mereka, tapi kamu kan udah dipecah jadi 8 bagian, aku cuma punya seperdelapan dari tubuh dan kekuatanmu, sedangkan sodara sodaranya Kanjeng Ratu memiliki kesaktian yang besar"

"Alah!! Sakti segimana sih? Anggariti dan Prameswari? Mereka cuman gadis remaja yang lagi puber! Bahkan Wewe Gombel bisa dikalahin sama Hayati"

"Hey...udah kubilang kalo sodara Kanjeng Ratu itu banyak, Anggariti dan Prameswari emang lemah, tapi tidak sama pamannya, Siluman Elang Emas dan Siluman Laut Karimata! Belum lagi ada Linggamanik yang gak mungkin aku kalahin... mereka bertiga adalah anggota Dewa Siluman! Kesaktian mereka setara sama dewa"

"Jiaaaaah!!! Dewa apaan? Mereka suma cuman orang lemah yang sok kuat"

"Ingat Karma! Jiwamu yang ada di diriku cuman seperdelapan, kamu gak bisa menandingi mereka"

"Maka cariin dong wadah buat jiwa jiwaku yang lain! Akan kubuat pasukan terbaik untukmu"

"Nah itu dia yang bikin aku putus asa Kar, aku masih belum bisa dapetin wadah yang cocok buatmu, belum lagi aki khawatir sama jiwamu yang ada di tubuh Hayati"

"Emang kenapa?"

"Aku takut jiwamu yang ada di sana akan jatuh cinta sama Hayati, kamu pasti bakalan khianatin aku"

"Ah gak mungkin aku jatuh cinta sama dia, aku tuh cinta nya cuma sama kamu, Bendoro yang paling kusayang...kelak suatu hari, kamu akan kujadikan ratu di neraka... aku gak akan khianatin kamu"

"Iya deh...aku percaya sama kamu"

"Terus apa kamu punya solusi buat nyariin wadah buatku?"

"Ada sih, tapi ini ide gila yang bikin aku gak rela buat lakuin"

"Ide gila apa?"

"Kamu harus memiliki keturunan dari para wadah yang udah ada, itu artinya kamu harus ngehamilin aku, Hayati dan Merry... setelah itu anak anakmu akan kujadikan wadah"

"Wah bener juga ya, itu ide briliant banget, keturunanku pasti akan kuat karena mewarisi sifat unggul dari wadah"

"Tapi aku gak rela kamu ngelakuin itu sama Hayati dan Merry...kamu itu kekasihku, aku sayang kamu, aku gak mau kamu tidur sama cewek lain"

"Aduh, gimana dong?"

"Aku aja yang kamu hamilin Kar, aku rela ngandung anakmu"

"Kamu sanggup? Harus sampe lima anak lho!"

"Kita liat aja nanti"

"Baiklah kalo begitu, kita akan melakukan setubuh selama seminggu tinggal disini"

"Aku siap Kar"

Karma mencium Bendoro,lalu perlahan mulai mengajaknya untuk menikmati momen indah percintaan.

Peraduan pun dimulai dengan saling melucuti pakaian. Karma dengan lidah iblisnya menjilati bagian bagian sensitif pada tubuh Bendoro. Begitupun sebaliknya, Bendoro juga memberikan hisapan terhadap alat kelamin Karma yang bercabang dua.

Setelah nafsu mengusai keadaan, Karma melanjutkan serangan mesumnya kepada Bendoro.

Teriakan dan desahan Bendoro menggaung di seantero penjuru kamar presidential suite. Ia memeluk erat Karma ketika hentakan demi hentakan menusuk mulut rahimnya.

Karma semakin meningkatkan gairah Bendoro dengan menghisap buah dadanya dengan kencang dan penuh nafsu.

Mereka berdua tenggelam dalam lautan kenikmatan bercinta. Berkali kali Karma melakukan penetrasi dan menyemburkan air maninya yang sangat berharga ke dalam rahim Bendoro.

Peraduan berlangsung sangat lama, namun bagi merela terasa singkat. Hari berubah menjadi siang. Bendoro tak sadar kalau waktu kerja sudah tiba dan dia melupakan Frans yang menunggu motornya dikembalikan.

"Ahhh...Karma sayang, udahan dulu mainnya!" pinta Bendoro yang tak berdaya.

"Kenapa sayang? Masih enak nih, baru juga 39 kali aku keluar" tanya Karma.

"Aku mau kerja dulu sayang, udah telat nih"

Bendoro Beranjak dari tempat tidur, ia memakai kembali pakaiannya yang berserakan di lantai. Ia terlihat sangat terburu buru sehingga pergi pun tak mengucapkan kata pamit kepada Karma.

...
chrysalis99
eni050885
lelakiperantau
lelakiperantau dan 34 lainnya memberi reputasi
35
Tutup