jokowi.2024Avatar border
TS
jokowi.2024
Bikin Situasi Bak 'Neraka', Ekonomi Lebanon 2020 Minus 20,3%


Jakarta - 

Bank Dunia menyatakan krisis ekonomi yang melanda Lebanon adalah depresi terburuk dalam sejarah modern. Tantangan berat itu sudah dirasakan sejak akhir 2019.

Dikutip dari website resmi Bank Dunia, Minggu (11/7/2021), pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Lebanon kontraksi sebesar 20,3% pada 2020. Setelah menyusut 6,7% pada 2019.

PDB Lebanon anjlok dari hampir US$ 55 miliar pada 2018 menjadi sekitar US$ 33 miliar pada 2020, sementara GDP per kapita anjlok sekitar 40% dalam dolar.

"Kontraksi brutal seperti ini biasanya terjadi dalam konflik atau perang," kata Bank Dunia dalam laporan itu.

Baca juga:Tenang, Krisis Lebanon yang bak 'Neraka' Nggak Ngaruh-ngaruh Banget ke RI

Inflasi mencapai tiga digit, mata uang kehilangan 90% dari nilainya, hingga kemiskinan meningkat tajam di Lebanon sampai 77% rumah tangga tanpa cukup makanan.

Sektor perbankan, yang secara informal menerapkan kontrol modal yang ketat telah menghentikan pinjaman dan tidak menarik simpanan. Beban penyesuaian/deleveraging yang sedang berlangsung sangat regresif terkonsentrasi pada deposan kecil dan UKM.

Pada 2021 ini, Lebanon diproyeksikan masih mengalami kontraksi 9,5%. Dampak pandemi COVID-19 suka tidak suka membuat krisis ekonomi Lebanon berlanjut.

Resesi Lebanon kemungkinan akan sulit dan berkepanjangan mengingat tidak adanya pemerintah yang berfungsi penuh dalam menghadapi tantangan besar ini. Seperti diketahui, Kabinet Perdana Menteri Hassan Diab mengundurkan diri beberapa hari setelah ledakan di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020.

Sejak saat itu, para politikus sektarian yang terpecah-pecah tidak mampu mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan baru. Hal itu membuat Lebanon kini tidak memiliki pemerintah yang berfungsi penuh dalam membuat reformasi kebijakan.

https://www.google.com/amp/s/finance...-minus-203/amp




Lebanon, Negara dengan 18 Sekte Agama yang Kerap Dilanda Konflik


Negara Lebanon. Foto: AP Photo

Jakarta - 

Lebanon dikenal sebagai negara yang mengakui banyak agama. Sayangnya, keputusan mulia itu dinilai banyak kalangan malah membuat Lebanon susah mengatasi konflik dan krisis.

Lebanon merupakan negara kecil di Asia Barat yang luasnya hanya 10.452 kilometer persegi. Luas negara ini sama seperti luas beberapa kabupaten di Indonesia, seperti Kabupaten Morowali Utara di Sulawesi Tengah atau Kabupaten Kotawaringin Barat di Kalimantan Tengah.


Di negara kecil itu, hidup sekitar 6 juta penduduk yang mayoritas menganut agama Kristen dan Islam. Akan tetapi selain kedua agama tadi, ada 18 sekte agama yang juga diakui Lebanon yang terbagi menjadi 4 Muslim, 12 Kristen, Druze, dan Yudaisme.

Untuk menjaga stabilitas di negara tersebut, negara yang merdeka pada 22 November 1943 dari Prancis itu membagi kekuasaan berdasarkan sekte-sekte tadi. Meskipun negara itu memiliki sistem pemerintahan parlementer, pada praktiknya sistem yang dijalankan lebih mengarah pada konvensionalisme.

Baca juga:Beirut, Paris di Timur Tengah yang Tengah Berduka


Aksi Solidaritas Negara di Dunia Untuk Lebanon. Foto: AP Photo/Michel Euler

Konvensionalisme ini membagi kekuasaan pemerintahan pada kelompok-kelompok agama yang ada di Lebanon. Pembagian itu meliputi presiden yang harus dijabat seorang Katolik Maronit, perdana menteri dijabat seorang Muslim Suni, wakil perdana menteri dari Kristen Ortodoks, ketua parlemen seorang Syiah, dan wakil ketua parlemen dari Kristen Ortodoks.

Tak hanya di pemerintahan, di parlemen pun, pembagian tetap dilakukan. Lebanon memiliki 128 kursi parlemen yang rasio pembagiannya mewakili kelompok Islam dan Kristen.

Seperti telah disinggung di bagian atas, tujuan dibentuknya sistem konvensionalisme ini adalah untuk mencegah konflik sektarian. Selain itu dimaksudkan untuk memberikan keadilan secara demografis bagi 18 sekte agama di Lebanon.

Sayangnya, cita-cita mulia itu tak bertahan lama karena terjadi oligarki politik dan monopoli ekonomi dari setiap kelompok. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya kepentingan masing-masing kelompok yang juga berafiliasi dengan kekuatan asing, seperti Israel, Palestina, Amerika Serikat, Arab Saudi, Iran, dan Prancis.

Baca juga:Seniman Ini Bikin Patung Indah dari Sisa-sisa Ledakan Beirut

Selanjutnya: perang saudara yang menghancurkan Lebanon

(pin/ddn)

https://www.google.com/amp/s/travel....da-konflik/amp
Diubah oleh jokowi.2024 19-07-2021 03:11
dokterloisowien
tepsuzot
tepsuzot dan dokterloisowien memberi reputasi
0
1.1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
zeratullAvatar border
zeratull
#4
Dimana ada agama syiah insha'Allah dijamin kacau itu negara
0
Tutup