yusrilmahend927Avatar border
TS
yusrilmahend927
Memilih Jago Dalam Satu Bidang Atau Bisa Banyak Bidang?


      
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya masih sering kita jumpai seseorang yang dijuluki ketua suku dan sejenisnya di mana karakter individu tersebut diahlikan dalam banyak hal, biasanya lebih mudah dan banyak ditemui di pedesaan. Individu yang biasanya disebut ketua suku tersebut dalam praktiknya dapat menjadi hakim, penghulu yang menikahkan, pimpinan perang, guru besar dan sebagainya. Tidak lain hal tersebut merupakan warisan zaman dahulu yang sama sekali belum mengenal pembagian kerja dan spesialisasi keahlian.

Sehingga bagaimana dengan saat ini? Haruskah kita menguasai banyak bidang sebagaimana peran ketua suku sebagaimana masyarakat dahulu atau menjadi ahli dalam satu bidang?

 

Perkembangan Zaman dan Spesialisasi Keilmuan

“saya adalah dokter polan, ahli burung betet betina,” demikian dalam abad spesialisasi ini seorang memperkenalkan diri. Jika tidak lagi ahli zoologi atau ahli burung, bukan juga ahli betet, melainkan khas betet betina.

“ceritakan dok, bagaimana membedakan burung betet betina dan burung betet jantan!”

“burung betet jantan makan cacing betina sedangkan burung betet betina makan cacing jantan...”

“bagaimana membedakan cacing jantan dengan cacing betina?”

“Wah, itu di luar profesi dan keahlian saya. Saudara harus bertanya kepada seorang ahli cacing”

Demikianlah gambaran mengenai spesialisasi oleh Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya  Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer.

Pada zaman dahulu khususnya sebelum berkembangnya Abad Penalaran  (the age of reason) sekitar abad ke-17 konsep yang digunakan adalah kriteria kesamaan dan bukan pembedaan dampaknya adalah banyak hal termasuk pengetahuan menyatu, atau dapat dikatakan batas antar ilmu bias.

Dengan berkembangnya Abad Penalaran konsep yang sebelumnya kesamaan  bergeser kepada pembedaan. Sehingga memunculkan batas-batas yang sebelumnya bias atau kabur dalam ilmu pengetahuan, yang akhirnya menimbulkan spesialisasi. Pembedaan-pembedaan yang kemudian melahirkan spesialisasi tersebut cepat terjadi. Secara metafisik ilmu mulai dipisahkan dengan moral. Berdasarkan objek yang ditelaah mulai membeda-bedakan ilmu alam dan ilmu sosial, hingga akhirnya makin terperinci yang melahirkan disiplin keilmuan seperti saat ini.

Keunggulan dari spesialisasi dalam keilmuan tersebut seperti digambarkan oleh Smith untuk pembagian kerja, termasuk efisiensi, pengurangan waktu untuk produksi, peningkatan kualitas, dan pembagian pengetahuan dalam jumlah besar menjadi unit-unit yang lebih dapat dikelola. Faktanya, tidak ada alternatif untuk spesialisasi, karena materi pelajaran sangat luas sehingga kemajuan membutuhkan fokus yang terkonsentrasi pada masalah yang sempit untuk jangka waktu yang berlarut-larut. Akibatnya, pelatihan ilmiah menjadi sangat terspesialisasi, dengan program pascasarjana menyalurkan siswa ke bidang yang semakin sempit.

 

Spesialisasi Dalam Dunia Kerja

Pada zaman bila diurut secara kronologis sejak Prasejarah belum terlihat, hal ini disebabkan pekerjaan dibatasi pada tugas-tugas sederhana yang melibatkan kebutuhan paling dasar manusia: makanan , perawatan anak, dan tempat tinggal. Pembagian kerja kemungkinan besar terjadi ketika beberapa individu menunjukkan kemahiran dalam tugas-tugas tertentu, seperti berburu hewan atau mengumpulkan tanaman untuk dimakan. Sebagai cara untuk meningkatkan persediaan makanan , masyarakat prasejarah dapat mengatur pekerjaan mencari makan dan berburu dan, kemudian, bertani. Namun, tidak ada pembagian kerja geografis yang luas, karena populasinya jarang dan terisolasi. Ketersediaan makanan yang tidak pasti memungkinkan sedikit surplus untuk ditukar, dan hanya ada sedikit kontak dengan kelompok-kelompok di tempat berbeda yang mungkin memiliki spesialisasi dalam memperoleh makanan yang berbeda. Adapun Pembagian kerja yang paling jelas muncul dari perbedaan usia dan jenis kelamin. Orang-orang tertua di suku tersebut tidak memiliki kekuatan dan kelincahan untuk berburu atau mencari makan di tempat yang jauh, sehingga melakukan tugas-tugas yang lebih menetap. Anggota suku yang paling muda dipekerjakan dengan cara yang sama dan diajari mengumpulkan makanan sederhana.

Barulah pada Revolusi Industri abad ke-18 pembagian kerja atau spesialisasi cukup terlihat jelas, Meskipun kadang-kadang ada argumen yang menyatakan bahwa pembagian kerja menghancurkan keterampilan, faktanya hal itu mungkin juga meningkatkan kualitas produk jadi, karena tembikar Wedgwood lebih unggul daripada para pesaingnya. Dapat dikatakan bahwa pembagian kerja tidak begitu banyak merusak keterampilan melainkan membatasinya pada bidang perkembangan tertentu; dalam tugas tertentu, pembagian kerja meningkatkan keterampilan berdasarkan pengulangan yang berkelanjutan. 

Melihat dari perkembangan tersebut dan sejalan dengan apa yang dinyatakan World Economic Forum, bahwa masa depan pekerjaan adalah tentang spesialisasi.



Referensi:
Specialized Science
history of work organization
Why the future of work is about specialisation



Diubah oleh yusrilmahend927 30-05-2021 12:51
asamboigan
hoorray
caduceus22
caduceus22 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
5.3K
108
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
minhakim20Avatar border
minhakim20
#18
Kalo sbg individu sih jelas pilih ahli dalam banyak bidang lah.. Karena sangat membantu dlm menghadapi segala kondisi.. Tp kalo dlm kelompok, ya ahli dlm satu hal merupakan hal yg paling efektif dan efisien karena melahirkan pembagian kerja..
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 memberi reputasi
1
Tutup