si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Kisah Tragis Harpoon di Indonesia - Rudal Canggih yang Loyo Akibat Embargo
Embargo militer dari Amerika memang menjadi momok menakutkan bagi berbagai negara sampai saat ini, pasalnya saat embargo dijatuhkan, negara tersebut tidak boleh membeli alutsista buatan Amerika. Selain itu Amerika juga akan menghentikan pengirimam suku cadang alutsista terhadap negara yang memakai produk Negeri Paman Sam.

Negeri tercinta ini sempat merasakan pahitnya embargo militer pada pertengahan tahun 1990-an sampai awal tahun 2000, saat menerima hukuman embargo, berbagai persenjataan buatan AS pun banyak yang dikandangkan. Salah satu yang terkena dampaknya adalah rudal anti-kapal yang bernama Harpoon.

Pada masa Orde Baru di mana Indonesia sangat mesra dengan Amerika, maka kebanyakan persenjataan Indonesia adalah buatan Amerika, termasuk rudal yang digunakan. Rudal anti-kapal atau biasa dikenal dengan sebutan SSM (Surface to Surface Missile) dari jenis Harpoon buatan McDonnell Douglas (saat ini telah diakuisisi oleh Boeing Defence), kala itu pernah jadi inventaris TNI AL pada dekade 1990-an.




Harpoon Block 1C diluncurkan dari USS Coronado.

Ilustrasi: wikipedia.org



Sebagai rudal anti-kapal, Harpoon dapat diluncurkan dari berbagai platform. Harpoon mampu diluncurkan dari pesawat tempur, truk, dan kapal selam. Namun, kodratnya rudal ini diluncurkam dari kapal perang jenis destroyer dan frigate. Fungsi dan peran operasinya sama dengan keluarga rudal Exocet dan Yakhont. Berkat hadirnya Harpoon, pada dekade 1990-an TNI-AL memiliki dua rudal SSM modern, yakni Exocet MM-38 dan Harpoon.

TNI AL sendiri memakai varian Harpoon Block 1D, varian ini mempunyai keunggulan pada ukuran fuel tank yang lebih besar. Block 1D mulai diproduksi pada akhir tahun 1980-an, namun, produksinya tak dilanjutkan pada tahun 1992 lantaran AS lebih fokus pada hangatnya isu konflik dengan Pakta Warsawa. Harpoon Block 1D jarak tembaknya bisa mencapai 124 km, jarak tembak ini tergantung dari jenis platform peluncurannya.

Kedatangan Harpoon ke Tanah Air menjadi satu paket dengan hadirnya frigate Van Speijk Class dari Belanda. Setiap frigate Van Speijk dapat membawa 8 tabung peluncur, total TNI AL memiliki enam jenis frigat Van Speijk. Sayangnya tidak ada informasi yang jelas mengenai berapa unit Harpoon yang dibeli waktu itu. Namun, jika dihitung, seharusnya TNI AL minimal punya 48 unit Harpoon. Hal ini diasumsikan bahwa satu frigate Van Speijk benar-benar dipersiapkan dengan 8 unit Harpoon.





Ilustrasi: wikipedia.org



Harpoon yang dimiliki TNI AL dikendalikan dengan sistem monitor Sea skimming lewat radar altimeter/active radar terminal homing. Harpoon digolongkan sebagai rudal sub sonic, dengan kecepatan 867 km per jam atau 240 meter per detik. Bila dilihat dari kecepatan, Harpoon dan Exocet MM-38 masuk kategori rudal sub sonic. TNI AL baru merasakan era rudal SSM super sonic saat membeli rudal Yakhont dari Rusia.

Harpoon termasuk jenis rudal over the horizon, artinya dapat menghantam sasaran di luar batas cakrawala. Hal tersebut bisa dimungkinkan karena jangkauan Harpoon yang bisa mencapai 100 km lebih. Harpoon dibagi dalam beberapa tipe, untuk Harpoon yang diluncurkan dari kapal dan truk diberi label RGM-84A, sedang yang diuncurkan dari pesawat diberi label AGM-84, dan yang diluncurkan dari kapal selam disebut UGM-84A.

Indonesia sendiri termasuk negara yang beruntung karena pernah mengoperasikan rudal ini, di kawasan ASEAN diketahui Singapura juga memakai Harpoon. Jika Indonesia hanya memakai jenis RGM-84, maka Singapura mengadopsi jenis RGM-84 Harpoon untuk kelas FPB (fast patrol boat) dan jenis AGM-84 yang ditempatkan pada pesawat patroli maritim MPA Fokker 50.




AGM-84 terpasang pada F/A-18 Hornet

Ilustrasi: wikipedia.org



Saat Indonesia membeli Harpoon, hal itu sebenarnya sempat membuat Australia resah dan merasa terancam. Australia sempat mengungkapkan ketidaksukaannya itu, apalagi pada masanya TNI AU juga kedatangan jet tempur termodern saat itu, F-16 Fighting Falcon. Kabarnya Australia sempat melakukan protes mengenai hal tersebut ke pemerintah AS yang merestui penjualan Harpoon dan F-16.

Dan entah karena kebetulan atau karena rekayasa, pada akhirnya protes Australia “terkabul”. Jet tempur F-16 dan Harpoon Indonesia berhasil dibuat loyo, setelah hukuman embargo dijatuhkan. Insiden penembakan di Timor Timur tahun 1991 dan isu pelanggaran HAM jadi bahan yang menarik untuk digoreng kala itu, sehingga pada akhirnya Amerika memutuskan memberi hukuman embargo militer bagi Indonesia.

Sebagai informasi, Harpoon sendiri waktu itu sebenarnya juga dioperasikan oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Australia. Praktis setelah terkena embargo militer, beragam alutsista berbau Amerika menjadi 'loyo' karena tidak adanya pasukan suku cadang, beberapa diantaranya bahkan harus pensiun dini.
Berikut spesifikasi lengkap Harpoon:

Negara Asal: Amerika
Perancang: McDonnell Douglas
Berat dengan booster: 691 Kg
Panjang: 4,6 meter (versi surface to surface) dan 3,8 meter (versi air to surface)
Diameter: 0,43 meter
Lebar Saya : 0,91 meter
Berat Hulu Ledak: 221 Kg
Penggerak: Teledyne Turbojet/solid propellant booster
Kecepatan: 864 mm per jam
Pemandu: Sea skimming radar altimeter/active radar terminal homing



Uji Coba Harpoon Oleh TNI AL


Jauh sebelum Indonesia terkena embargo militer, TNI AL sebenarnya pernah menguji coba kesaktian Harpoon. Melalui program Latihan Gabungan Laut (Latgabla) II yang berlangsung dari tanggal 23 Oktober sampai dengan 28 Oktober 1989, TNI AL melakukan uji coba penembakan Harpoon dari KRI Yos Sudarso (353). Sebagai sasaran rudal Harpoon saat itu adalah eks KRI Hiu.

Dalam uji coba, saat rudal meluncur ke sasaran, rudal itu kemudian diikuti oleh pesawat tempur F-5 E/F Tiger TNI AU dari Skadron 14. Dalam pelaksanaan uji coba waktu itu, antara Harpoon dan F-5 sempat hanya berjarak 10 meter. Pesawat F-5F Tiger (kursi ganda) yang menguntit Harpoon waktu itu diawaki oleh Mayor Pnb Dradjad Rahardjo dan Letda Pnb Agung Sasongkojati yg bertindak sebagai juru kamera.




Saat KRI Yos Sudarso menembakan rudal Harpoon.

Ilustrasi: indomiliter.com



Untuk mengikuti manuver sea skimming dari Harpoon, para penerbang F-5 TNI AU telah berlatih untuk terbang dengan ketinggian hanya 3 meter di atas permukaan laut pada kecepatan hampir 1.000 km per jam. Waktu itu Harpoon yang diluncurkan dari KRI Yos Sudarso berhasil direct hit, sasaran kemudian terbelah menjadi dua dengan mengeluarkan asap api yang mengepul di udara.

Pada saat yang hampir bersamaan, F-5E yang diawaki Lettu Pnb. Syaugi melepaskan rudal AIM-9P2 ke KRI Hiu. Tembakan ini juga direct hit, setelah tembakan kedua, kapal pun meledak dan berangsur-angsur tenggelam. Kombinasi Harpoon dan AIM-9P2 pun sukses mengakhiri riwayat KRI Hiu saat itu.

Tidak banyak informasi terkait sejarah rudal Harpoon, namun, pengembangan rudal ini sudah dilakukan sejak tahun 1977. Harpoon sampai saat ini masih terus digunakan oleh AS dan sekutunya. Beberapa Harpoon dimodifikasi untuk meningkatkan performa daya gempurnya, seperti versi block 1J, block 1G, block II sampai varian block III. Sampai saat ini sudah ada 7000 unit rudal yang berhasil diproduksi.

Pada varian Harpoon block III, rudal ini sudah mampu diluncurkan dengan pola VLS (Vertical Launching System), artinya rudal bisa ditembakkan dari posisi meluncur ke atas untuk selanjutnya mencari targetsesuai koordinat yang sudah ditentukan. Pola VLS ini juga diterapkan pada rudal jelajah Tomahawk dan rudal anti-kapal Yakhont.





KRI Karel Satsuit Tubun (356), salah satu kapal yang bisa menembakan Harpoon.

Ilustrasi: wikipedia.org



Nah, demikian sejarah pahit alutsista Indonesia pada masa Orde Baru. Dan meski dikenal mesra dengan Amerika waktu itu, nyatanya Indonesia tak luput dari sanksi embargo militer. Seolah tak ada kapoknya, sampai saat ini negeri ini masih begantung penuh pada produk alutsista buatan Amerika. Sampai jumpa di pembahasan alutsista selanjutnya emoticon-Angkat Beer


Spoiler for Video Tamabahan:





Referensi: 1.2.3
Ilustrasi: google image dan berbagai sumber
embuhbanget
indramamoth
aygilagility
aygilagility dan 43 lainnya memberi reputasi
44
12.7K
113
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
eyefirst2Avatar border
eyefirst2
#16
Selamat Hari Raya Idul Fitri...Minal Aidin Wal Faidzin,Mohon Maaf Lahir Dan Batin...emoticon-Salaman
jiresh
gonugraha76
si.matamalaikat
si.matamalaikat dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup