gambar

Mudik adalah hal yang sangat dinantikan bagi setiap orang yang tinggal di perantauan. Pulang ke kampung halaman bertemu keluarga besar merupakan kebahagiaan sangat luar biasa yang dirasakan oleh para perantau. Apalagi sudah lama tak melihat tanah kelahiran, tentu ada kerinduan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata. Biasanya mudik ini dilakukan saat hari raya akan tiba, mereka yang jauh dari kampung akan kembali untuk bersilaturahmi dan bersua dengan keluarganya.

Banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang untuk sampai ke kampung halaman. Ada yang menggunakan motor, mobil pribadi, menumpangi bus, naik kereta, kapal, atau pesawat terbang. GanSis pasti memiliki pengalaman saat tengah mudik, entah itu terlewat tempat turun, lupa alamat rumah, bahkan yang paling tragis mengalami kecopetan. Semua itu tentu kalau diingat pasti menjadi cerita yang kadang membuat kita merasa terheran atau lucu sendiri jadinya.



gambar

Di tengah pandemi begini, pengalaman tersebut tinggallah kenangan. Sebab pemerintah sudah memutuskan untuk tidak ada aktivitas mudik bagi para masyarakat Indonesia. Daripada galau tak bisa pulang kampung, lebih kita saling berbagi pengalaman perihal mudik saat dulu pernah dilakukan.

Kalau ane dulu saat mudik dari Sukabumi, Jawa Barat dengan kendaraan umum. Dari terminal menumpangi mobil elf L300 jurusan Sukabumi-Ciawi yang mana sangat menguji adrenalin. Bayangkan jalan macet pun diterabasnya meski lewat sisi sebelah kiri yang hanya menyisakan celah sedikit ke arah saluran air atau comberan. Belum lagi ketika akan menyalip mobil di depannya, padahal jarak antara kendaraan yang berlawanan arah tersebut sangatlah tidak memungkinkan untuk mobil tersebut menyalip. Namun, di bawah kemudi sang supir hal itu bukan perkara sulit dan mudah sekali ditaklukkan. Dan alhamdulillah, berkali-kali ane mudik setiap tahunnya dan naik mobil seperti ini masih diberikan keselamatan.



gambar

Keunikan lainnya saat ane mudik dulu ialah penuhnya penumpang kapal laut. Kalau sekarang kualitas dan kuantitas pelayanannya sudah lebih baik. Jika dibandingkan dulu, saat mudik para penumpang akan mengantri untuk membeli tiket, kemudian berbondong-bondong masuk kapal tanpa lagi aturan. Bahkan ada sampai berdesak-desakan. Pernah liat film Titanic? kira-kira seperti itulah padatnya penumpang dulu ketika musim mudik tiba. Barangkali GanSis pernah mengalami hal seperti ini? Belum lagi banyak penumpang yang memilih kelas ekonomi, dan saat itu sangat sulit mendapatkan tempat duduk di ruangan dengan harga ekonomis ini. Maka tak jarang, banyak penumpang yang memilih duduk di dekat pagar kapal dengan berlapis kertas koran.

Itulah sedikit pengalaman ane saat merasakan mudik pada masanya. GanSis punya pengalaman serupa? Yuk berbagi komentar di bawah ya!

Sumber :

Opini Pribadi