Bisnis Money Game di negeri ini memang tiada matinya, meskipun banyak merugkan dna juga menimbulkan banyak korban berjatuhan namun tetap saja tumbuh subur di negeri ini. Bisnis money game ini memang erat kaitannya dengan bisnis sitem ponzi yang dicetuskan oleh Charles Ponzi yang berhasil menghimpun 9,5 juta dollar AS dari 10.000 investor dalam waktu yang singkat. Namun akhirnya Charles Ponzi yang merupakan pria kebangsaan Italia ini akhirnya ditangkap karena tuduhan penipuan finansial.


Praktik Money game sendiri merupakan model bisnis dengan sistem ponzi dimana anggota lama bisa mendapatkan keuntungan dari anggota baru yang direkrutnya. Fokus money game sendiri lebih ke perekrutan member dimana perputaran uang terjadi antar sesama member. Tak hanya itu saja, tak jarang bisnis money game ini menawarkan keuntungan yang tak masuk akal dengan berkedok passive income.

Di negeri ini bisnis seperti ini berkembang dengan subur, pemerintah sendiri sudah berupaya keras memberantas bisnis seperti ini namun hanya saja banyak bisnis yang bermodel money game ini bergerak secara diam-diam sehingga tak diketahui oleh banyak orang dan hanya segelintir orang yang menyadari bahwa money game adalah bisnis atau investasi yang berbahaya.

Bisnis ataupun investasi money game sendiri dari waktu ke waktunya terus memakan korban, yang paling agak baru adalah hebohnya JD union dan Alimama palsu yang membuat banyak korban hilang banyak uang hingga mengadukan ke kantor polisi. Jika kita membahas bisnis money game di negeri ini banyak jenisnya dan memiliki kedok yang berbeda mulai dari kedok bisnis periklanan, kedok sedekah dapat imbalan hingga mengunakan agama sebagai pelegalan bisnis money game yang ilegal.


Mulai dari bisnis yang kecil hingga yang besar, model bisnis seperti ini lebih mengutamakan perekrutan member dengan iming-iming kesuksesan yang tak masuk akal dengan penyetoran uang di awal. Tak jarang bisnis money game ini ada juga yang berkedok bisnis MLM dimana produknya hanya sekedar kedok semata untuk menutupi kegiatan money gamenya. Tak hanya itu semata, bisnis money game ini dibilang bukan kegiatan investasi, namun dalam prakteknya justru ada setoran uang anggota yang berharap mendapat keuntungan dari uang yang disetorkan saat menjadi member.

Bisnis Money game ini tak jarang membuat over claim seperti dapat yuang berkali-kali lipat hingga dapat motor atau mobil dari bisnisnya untuk menarik para calon korbannya. Nyatanya hal ini seringkali hanyalah kedok semata dimana yang sebenarnya orang tersebut belum sukses dalam bisnisnya. Iming-iming bisa diwariskan tak jarang menggiurkan banyak orang, padahal itu hanya kedok agar bisnisnya terlihat meyakinkan bisa long life. Jika dilihat bisnis yang seperti ini sebelumnya rata-rata siklus bisnisnya tak bertahan lama. Bisnis ini memang seringkali menjual kesuksesan, namun kenyataannya justru hasil yang di dapat seringkali nol besar.

Tak jarang untuk meyakinkan bisnisnya terkadang menggunakan tameng agama entah itu dari segi landasan dalil hingga penamaan produk atau jasa yang ditawarkan terlihat seperti religius dan meyakinkan sebagian orang. Berdasarkan bisnis money game yang terjadi di masyarakat nyatanya tak sedikit bisnis money game yang menggunakan embel-embel agama yang ujungnya scam dan penipuan. Selain itu tak jarang ada bisnis money game yang berganti-ganti nama namun ownernya tetap sama.


Menyikapi bisnis money game yang marak disiniah kita harus bisa berpikir kritis akan setiap ajakan atau tawaran bisnis baru yang hadir. Bisnis money game seakan tak ada matinya dan untuk itulah jika ada tawaran bisnis yang tak jelas menawarkan untung yang tak masuk akal tanpa banyak kerja keras tentunya patut untuk dicurigai. Paparannya secara sekilas terlihat meyakinkan namun jika kita berpikir kritis tentunya bisnis money game atau bisnis dengan model sistem ponzi selalu berakhir dengan scam. Selektiflah dalam memilih bisnis ataupun investasi agar tidak menjadi korban bisnis money game yang banyak merugikan banyak orang. Demikian tulisan ane kali ini, bagaimana pendapat agan dan sista? silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Sumber :
Opini Pribadi dan diolah dari berbagai sumber
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
Sumber 5
Sumber gambar via google images