c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Jangan Panggil Aku Cina, Aku Ini Indonesia.




Hey, matamu sipit kau Cino ya? Indaklah mak tuo, aku ni orang Indonesia asli. Ini ingatanku dulu masih muda dan gagah saat raun-raun di tanah Sumatra, tepatnya di kuala simpang Aceh tamiang.

Bahkan mak tuo yang bicara padaku awalnya mengajak berbahasa mandarin karena ia berasal dari Malaysia dan masih keturunan tionghoa juga, jelas aku tidak paham. Bagaimana mau paham, darahku ini mungkin saja ada jejak bangsa Cina ketika merapat di Sriwijaya, entahlah bahkan menurut literatur sejarah para gujarat Cina pun sudah merapat ke tanah Majapahit.

Terlihat dari cerita pasukan mongol yang gagal meruntuhkan Singasari sudah berhasil tiba di tanah nusantara, Ini menandakan ras dari tirai bambu sudah banyak yang datang ke penjuru nusantara, menurut sejarah ada yang migrasi karena tidak mau mengakui Kubilai Khan raja Mongol yang menguasai daratan Cina dimasa lalu, atau yang hidupnya miskin dan mencari kehidupan baru karena banyaknya kerusuhan pada masa dinasti Ming dan dinasti Manchu. Banyak mereka yang migrasi dari berbagai wilayah diantaranya Kwantung, Fukien, dan Kanton.



Banyaknya migrasi Tionghoa sejak dulu kala memang tidak berbarengan, tergantung situasi politik dan keadaan yang terjadi pada masa itu. Berjalannya waktu di Indonesia sendiri keturunan Tionghoa entah sudah masuk generasi keberapa, banyak dari mereka terjadi nikah campur dengan penduduk lokal terutama di Palembang atau wilayah Sumatra Selatan dan Singkawang atau wilayah Kalimantan Barat banyak wajah-wajah oriental padahal asli Indonesia.

Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia yang memasuki generasi ke lima pun sudah jarang yang hafal berbahasa mandarin. Lebih banyak menguasai bahasa daerah atau bahasa persatuan yaitu Indonesia.



Berbeda dengan di Malaysia, dimana sesama warga keturunan mereka jarang yang bisa cakap melayu. Lebih fasih bahasa Inggris dan Mandarin, bayangkan bila itu terjadi di negeri ini pasti akan ada kecemburuan sosial yang tinggi.

Jadi janganlah kita memanggil mereka warga keturunan dengan sebutan Cina! Kenapa? Secara sah mereka adalah WNI, secara sejarah mereka tidak ada sangkut pautnya lagi dengan negeri nenek moyangnya.



Mereka sudah beranak pinak di negeri ini, membangun bangsa secara bersama-sama, hingga jarang sekali yang bisa bahasa nenek moyang mereka. Bahkan tidak hanya keturunan tionghoa, peranakan Arab dan India pun terkadang tak bisa lagi berbahasa asal daerah mereka. Kecuali wisatawan asing yang datang ke negeri ini.

Hampir keseluruhan warga keturunan lebih hebat dalam berniaga, India, Arab dan Tionghoa sangat ahli menjadi pengusaha itu menandakan sebagai masyarakat yang majemuk kita harus bisa meniru perniagaan yang mereka lakukan, bukan lantas iri dan dengki melihat kesuksesan mereka. Kuncinya bukan hanya untuk mengeruk keuntungan secara besar, namun memberikan jaringan pembeli yang loyal.

Lupakan perbedaan, hilangkan rasa iri, jangan suka mencap ras tertentu karena semuanya ciptaan Tuhan. Kenapa Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, untuk apa?



Silahkan direnungkan, ingatlah selalu Bhineka Tunggal Ika yang kini harus digaungkan kembali. Untuk menjaga keutuhan Indonesia, dari banyaknya ketidak adilan yang selalu dipertontonkan negeri ini. Stop gan, jangan panggil aku Cina sebab aku ini Indonesia. Saya, c4punk see u next thread.


emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star



Diubah oleh c4punk1950... 15-10-2020 12:56
tontop
mulivw
muyasy
muyasy dan 66 lainnya memberi reputasi
63
12.5K
339
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TERA.SERVOAvatar border
TERA.SERVO
#5
Dr sekian banyak etnis d indo... kenapa cuma chinese yg sensi?

roizen45
heavenspace
makeiteasy69
makeiteasy69 dan 16 lainnya memberi reputasi
11
Tutup