sukiverAvatar border
TS
sukiver
Kenapa Restart Liga 1 Indonesia Kurang Asik Di Mata Pecinta Sepak Bola
Restart Liga 1 Indonesia akan segera di mulai kurang dari sebulan lagi, tepatnya pada 1 Oktober. Jadwal pertandingan pun telah dirilis oleh PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga.


Sumur

Sebagai pecinta sepak bola, tentu ane senang mendengar berita ini.

Namun ada beberapa hal menarik yang membuat ane sedikit tergelitik. Yakni berupa beberapa detail kecil yang bisa membuat Restart Liga 1 kali menjadi kurang asik, setidaknya di mata ane.

Apa aja kah itu? Berikut pembahasannya.


1. Klub dilarang berangkat menggunakan pesawat

PT. LIB selaku operator liga melarang klub Liga 1 untuk berangkat menggunakan pesawat terbang saat menjalani laga tandang.

Alih-alih pesawat, klub Liga 1 nantinya akan menggunakan bus saat bertandang ke markas lawan. Tentunya hal ini kurang efisien dan memakan lebih banyak waktu.

Bayangkan jika kita menaiki bus dan berangkat dari Bandung ke Sidoarjo. Selain kurang efisien, juga cukup menguras fisik. Sehingga fisik kita perlu waktu recovery yang lebih lama di banding berangkat dengan pesawat.


2. Jadwal padat dua putaran tanpa jeda

Ketika Liga 1 baru dimulai namun tiba-tiba dihentikan karena pandemi covid-19, maka bisa aja Liga 1 musim ini (2019/2020) di-nullified (dihanguskan, batal). Karena ada beberapa liga lain di dunia seperti Eredivisie (Liga Belanda), yang walau kompetisinya telah berjalan lebih dari setengahnya, namun tetap dihanguskan setelah berbagai pertimbangan.

Bisa juga kompetisi tetap dilanjutkan tapi dengan berbagai penyesuaian. Misalnya yang mulanya dua putaran (kandang-tandang) jadi satu putaran (kandang/tandang/netral). Seperti yang dilakukan UEFA musim lalu pada kompetisi yang dinaunginya (UCL dan UEL).

Karena gak mungkin menyelesaikan Liga secara full (dua putaran) sebelum kalender tahun ini berakhir. Karena dari jadwal yang sudah dirilis, Liga 1 akan selesai pada akhir Februari 2021. Kalo satu putaran masih mungkin.

Belum lagi ane juga akan bingung dengan judul kompetisi liga selanjutnya.

Apakah nantinya akan langsung loncat dari musim 2019/2020 ke 2021/2022 ?


5. Jadwal padat yang terlalu lama (5 bulan)

Kompetisi dengan jadwal padat, di mana jeda tiap laga hanya 2-3 hari sudah gak asing lagi, setidaknya sekarang ini. Liat aja kompetisi dan liga-liga di Eropa musim lalu.

Namun bedanya, di Eropa jadwal padat ini hanya berlangsung sekitar sebulan lebih. Pengaruhnya sudah kita liat bersama, di mana sangat menguras fisik pemain.

Akibatnya pemain lebih rentan cidera. Kalo pun gak cedera, mereka gak bisa selalu mengeluarkan 100% kemampuannya saat beraksi di lapangan. Sehingga pertandingannya pun akan cenderung membosankan dan kurang menarik.

Memang jika diliat dari jadwalnya, jeda laga pada Restart Liga 1 berkisar antara 4-6 hari. Tapi kan mereka naik bus, gak naik pesawat. Sehingga hasil akhirnya menurut ane akan sama aja, kalo gak lebih buruk.

Sebulan lebih aja, para pemain di Eropa banyak yang rontok. Gimana di Indonesia yang 5 bulan?

Kalo boleh meminjam kata dari salah satu pundit yang terkenal sekarang, ini mah "ancur-ancuran".

=====

Quote:
Junmai92
FrankyDeLano
tien212700
tien212700 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.9K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
dikogpAvatar border
dikogp
#32
Liga indo yg di tonton apanya ya, menghibur juga enggak sama sekali kok.. mending maen game dr pada nonton bola liga indo..
gikogaza
gikogaza memberi reputasi
1
Tutup