phinokkAvatar border
TS
phinokk
Al-Qur'an Perantara Cintaku
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh😚


Karena cerpen sebelumnya banyak yang suka, kali ini Phi bawain cerpen lagi buat kalian. Happy reading guys😉




'Kamu akan dijodohkan'

  'Kamu akan dijodohkan'

  'Kamu akan dijodohkan'

Ucapan sang Abi terngiang di kepala Riani. Dia benar-benar belum siap untuk menikah. Usianya masih 19 tahun. Dia ingin fokis terhadap kuliahnya. Tapi dia juga tidak bisa menolak keinginan orang tuanya. Ia tidak ingin menyakiti hati orang tuanya.

   "Ustadzah," ucap seorang gadis kecil membuyarkan lamunan Riani.

   "I-iya," kata Riani mengerjap kaget.

Ariani Syafira. Memanglah masih muda. Kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang saat ini menginjak semester tiga. Ilmu agamanya yang bisa dibilang mumpuni membuatnya kerap disapa dengan embel-embel ustadzah yang melekat pada namanya.

   "Ustadzah kenapa?" tanya Zahra lagi, gadis kecil yang menjadi salah satu muridnya.

   "Nggak kok. Ustadzah nggak papa." jawab Riani tersenyum.

Riani saat ini sedang berada di masjid Baitur Rahman yang lumayan jauh dari rumahnya. Meskipun begitu, setiap hari ia selalu kesini karena masjid ini adalah salah satu peninggalan almarhum kakeknya. Riani mengajar ngaji anak-anak kecil yang tinggal di sekitar masjid ini.

   "Yaudah, kita akhiri dengan?"

   "Shodaqallahuladzim." ucap anak-anak serempak ketika mengakhiri kegiatan mengaji mereka.

Riani meletakkan Al-Qur'an kecil miliknya di meja kecil di sampingnya. Anak-anak muridnya menyaliminya, lalu Riani mengantar mereka keluar masjid.

   "Assalamualaikum ustadzah." kata mereka serempak.

   "Waalaikumsallam semua, kalian hati-hati ya," ujar Riani tersenyum.

   "Iya ustadzah," mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

  'Kamu akan dijodohkan'

Ucapan ayahnya itu terngiang lagi di kepala Riani. Dia benar-benar gelisah saat ini. Riani pun turun dari masjid lalu memakai sandalnya dan pulang kerumahnya.

*****

Riani mengucap salam mengakhiri sholatnya. Ia menengadahkan kedua tangannya seraya berdo'a.

   "ya-Robb, jika Engkau takdirkan jodoh bagiku seperti apa yang diharapkan kedua orang tuaku, hamba ikhlas ya-Robb, hamba ridho. Jika itu mampu mendatangkan kebahagiaan bagi keduanya, hama akan terima. Engkaulah yang maha tau apa yang terbaik bagi hambamu. Aminn."

Ia kemudian berjalan menuju nakasnya, membuka laci mencari Al-Qur'an kesayangannya.

   "Loh kok nggak ada ya," gumannya tidak mendapati apa yang ia cari.

Riani mengingat-ingat kembali, Al-Qur'annya ternyata tertinggal di masjid.

   "Riani, makan dulu nak!" panggil ibunya.

Mendengar panggilan itu, ia bergegas melepas mukenanya dan melipatnya bersama sajadahnya.

   "Riani, minggu depan teman ayah dan anaknya yang akan dijodohkan dengan kamu akan datang." ucap ayah Riani saat mereka tengah berada di ruang makan.

   'Uhukk' Riani terbatuk mendengar ucapan ayahnya.

   "Kamu kenapa nak," kata ibunya panik.

   "Nggak papa kok buk." jawab Riani yang kemudian mengambil gelas berisi air putih disampingnya lalu meminumnya.

   "Mereka datang dari luar kota untuk pertemuan pertama keluarga kita." ucap ayah Riani lagi.

*****

Keesokan harinya, setelah ashar seperti biasa Riani ke masjid Baitur Rahman untuk mengajar ngajai.

Saat melangkah memasuki masjid ia mendapati seorang laki-laki tampan berpeci tengah membaca Al-Qur'an miliknya.

Riani terpaku. Mendengar merdunya suara laki-laki itu melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Sedikit berdebar. Entah rasa apa itu. Baru kali ini Riani merasa seperti itu, apalagi pada orang yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya.

   "Assalamualaikum," ucapnya kepada pria itu.

   "Waalaikumsallam," jawab laki-laki itu sambil menoleh padanya.

   "Maaf itu Al-Qur'an saya." ucap Riani pelan.

   "Oh maaf," kata laki-laki itu menyodorkan Al-Qur'an milik Riani.

   "Nggak papa kalo masih mau dibaca," ujar Riani tersenyum.

   "Assalamualaikum" suara anak-anak murid Riani menghentikan perbincangan mereka.

   "Waalaikumsallam" jawab Riani dan laki-laki itu hampir bersamaan.

   "Ayo ustadzah, aku udah nggak sabar belajar ngaji sama ustadzah." kata Jihan, salah satu murid Riani menariknya menuju ruang mengaji.

Riani pun mengikuti mereka meninggalkan laki-laki itu bersama Al-Qur'an miliknya.

*****

   "Assalamualaikum." ucap Riani memasuki rumahnya usai pulang mengajar.

   "Waalaikumsallam," jawab ibunya dari dapur.

Riani segera menuju dapur menyusul ibunya, lalu membantu ibunya memasak.

   "Kamu kenapa Ri?" tanya ibu Riani mendapati anak semata wayangnya itu tersenyum sendiri sambil memotong sayur.

   "Eng enggak papa buk," jawab Riani gugup.

Ia sedang kepikiran laki-laki tadi. Laki-laki yang ia temui di masjid. Laki-laki tampan yang melantunkan ayat Al-Qur'an dengan merdunya.

   "Ingat loh Ri, kamu akan dijpdohkan."

  Jlepp. ucapan ibunya sukses mengubah senyum Riani menjadi sedikit sedih. Entah mengapa ia sedih. Padahal Riani sudah ikhlas jika akan dijodohkan.

*****

Usai sholat maghrib dan berdo'a, Riani menuju nakas hendak mengambil Al-Qur'annya.

   "Oh iya, ketinggalan lagi." guman Riani menepuk dahinya.

Ia baru ingat jika Al-Qur'annya tertinggal lagi, dibawa laki-laki tadi.

*****

   "Assalamualaikum," ucap Riani menyapa laki-laki kemarin.

Hal yang sama, laki-laki itu sedang melantunkan ayat Al-Qur'an dengan merdunya. Al-Qur'an milik Riani juga.

   "Waalaikumsallam," jawabnya menoleh pada Riani sambil tersenyum.

   "Nggak papa pakek aja." ujar Riani balas tersenyum.

   "Oh iya, kita kemarin belum kenalan," kata laki-laki itu. "aku Fahri." lanjutnya mengulurkan tangan.

   "Riani," jawab Riani. Tapi ia tidak menera uluran tangan itu, melainkan mengatupkan kedua tangannya.

   "Assalamualaikum ustadzah," lagi-lagi anak-anak murid Riani memmbuyarkan perbincangan mereka dengan mengajak Riani ke ruang mengaji.

Tentu saja seperti sebelumnya. Riani meninggalkan Al-Qur'annya. Yah, Riani memang pelupa. Tapi dia sangat pandai.

*****

Sudah enam hari Riani lupa membawa pulang Al-Qur'annya, dan enam hari itu pula Riani selalu bertemu dengan Fahri di masjid itu.

Ada rasa. Riani menyimpan perasaan pada laki-laki itu.

  'Kamu akan dijodohkan'

Lagi. Ucapan ayahnya terngiang melintas ketika Riani sedang memikirkan tentamg Fahri. Riani memang belum begitu mengenal Fahri, tapi laki-laki itu sudah menyita pikiran Riani.

Riani benar-benar bimbang. Ia gelisah. Fahri, atau laki-laki yang akan dijodohkan dengannya itu. Ia tidak ingin menyakiti hati kedua orang tuanya, tapi juga tidak bisa membohongi perasaannya.

*****

Hari yang ditunggu tiba. Keluarga teman aya Riani akan datang untuk pertemuan dengan keluarga Riani. Membahas mengenai perjodohan mereka tentunya.

   "Kamu sudah siap Ri?" tanya ibu Riani yang tiba-tiba membuka pintu kamar Riani.

   "I-iya buk," Riani mengerjap. Iya sedang melamun sebelumnya.

   "Yaudah ayo keluar sambut mereka!" ajak ibunya lembut.

   "Baik buk." Riani mengikuti ibunya menuju ruang tamu.

   "Fahri?" Riani benar-benar terkejut mendapati laki-laki yang menjadi dambaannya itu ada di rumahnya bersama teman ayahnya. Apakah dia yang akan dijodohkan dengannya?

   "Riani?" balas Fahri yang juga terkejut rupanya.

   "Kalian sudah saling kenal?" tanya ayah Riani.

   "Iya Bi, temen Riani," jawab Riani sedikit gugup.

   "Wahh bagus sekali kalau begitu. Tinggal pedekate dong." ujar ayah Fahri seraya sedikit rertawa diikuti semua orang di ruangan itu.

Ternyata benar. Fahri yang akan dijodohkan dengan Riani. Hati Riani senang bercampur bersyukur. Laki-laki dambaannya yang ia kira hanya akan menjadi cinta dalam diamnya ternyata calon suaminya.

*****

Dua bulan berlalu, berakhirlah masa ta'aruf Riani dengan Fahri.

   "Saya terima nikahnya Ariani Syafira Abdulla binti Jufri Abdullah dengan mas kimpoi seperangkat alat sholat dibayar tunai." ucap Fahri dengan satu tarikan nafas.

   "Bagaimana? Sah?" tanya penghulu.

   "Sah." jawab para saksi serentak.

Penghulu lalu membacakan do'a. Riani tersenyum malu lalu mencium tangan Fahri, suaminya yang baru satu menit menikah itu.

Titimangsa; Bojonegoro, 20 Juni 2019.

Jan lupa baca juga cerita Phi yang lain ya guys😁
Masa Kelamku (inspirasi: last child~diary depresiku)
Ku Pendam Rasaku Demi Bahagiamu
Sekedar Humor (Anjirrr)

Ok, guys. Itu dulu cerpen dari Phi kali ini. Sampai jumpa di thread selanjutnya 😉

Jan lupa rate & cendolnya 😁
Diubah oleh phinokk 20-08-2020 00:28
beurawe80
fiqihism
fiksyau
fiksyau dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.7K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
monkeydfarlyAvatar border
monkeydfarly
#2
Mau lah dapat cewek2 gini tapi yang benar2 suci sesuai idaman saya dan ahli surga emoticon-Mewek

bukan yang aliran sesat bidah hedon ahli maksiat/tampang2 neraka emoticon-Najis
phinokk
phinokk memberi reputasi
1
Tutup