Di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa Ilmu Filsafat secara umum masih dianggap asing--jika bukan momok yang harus dihindari. Bahkan tidak sedikit orang yang tidak paham tentang filsafat, menganggap induk segala ilmu itu sebagai ilmu yang bertolak belakang dengan agama.

Dari asumsi naif dan pseudo-sains tersebut, tidak sedikit pula orang yang berpikir bahwa belajar filsafat akan membuat seseorang menjadi ateis--atau kafir dalam istilah agama-agama Abrahamik. Dan celakanya, anggapan tersebut masih bertahan sampai sekarang. 

Baru-baru ini viral di Twitter meme kartun yang mengatakan bahwa Ilmu Filsafat itu haram. Mirisnya, meme itu mengutip pernyataan Imam Asy-Syaafi'i, dengan menafsirkannya secara serampangan.



Pada meme itu tertulis, "Hukum Filsafat adalah haram dan ia pintu kekafiran. Tidak ada dalam filsafat kecuali kebodohan.  Imam Asy-Syaafi'i berkata: Tidak ada sesuatu yang lebih aku benci daripada ilmu filsafat dan ahli filsafat. 

Meme itu pun membuat banyak netizen yang paham filsafat mengecam dan menyayangkan anggapan dalam meme tersebut.

Lagi rame tentang postingan "Haramnya Ilmu Filsafat" nih.

Mimin bakal ngejawab secara kontekstual pernyataan "Tidak ada dalam Filsafat kecuali kebodohan, pemutaran kata, dan kebingungan, dan sebuah pembahasan bertele-tele tanpa penyelesaian."



- a thread! [url=https://S E N S O Rw2mli7x1ZB]pic.twitter.com/w2mli7x1ZB [/url]
— Logos ID (@logos_id) July 26, 2020

"Salah besar. Zaman keemasan Islam, era Abbasiyah, umat Islam punya byk filsuf: Alfarabi, Arrazi, AlGhazali dll. Filsafat itu melawan dogmatisme. Khususnya dogmatisme agama. Melawan cara berfikir agama halal-haram, hitam-putih. Cara berfikir fiqh yg kaku," tulis akun @shidiqtoha.

"Memangnya klo Imam Asy-Syaafi'i membenci sesuatu, lantas sesuatu itu menjadi haram? Memangnya dia Allah? Berikan saja satu dalil naqli yg mengharamkan Filsafat apabila memang kalian berkata benar," tulis akun @mqahnaf.

"Penerjemahan di meme ini tidak tepat, keluar konteks, dan bisa berimplikasi pada pengharaman ilmu yang tidak bisa dihindari untuk dipelajari. Redaksi asli dari as-Syafi'i tidak memakai kata "filsafat", tapi "kalam"," tulis peneliti UGM, Aziz Anwar Fachrudin.

Musyrikin



Masha Allah