Kalau membicarakan konspirasi tentunya harus melihat dulu siapa yang berbicara, musisi bicara konspirasi kok kurang nyambung walau ada dan nyata sekalipun anggapannya akan dianggap mentah.

Tapi kalau Bossman Mardigu yang bicara, semua telinga mendengar, mata melihat hingga tak bosan sudah hampir sejam ia berbicara.



Untuk penggiat konspirasi Bossman bukan sosok yang baru, beliau adalah pengusaha besar di tanah air dan tahu seluk beluk permainan dari penggiat konspirasi itu sendiri. Bergerak di bidang minyak dan gas sosok Mardigu bukanlah kaleng-kaleng, owner dari PT Titis Sampurna, PT Empora Gaharu, Narapatih Mind & Mental Clinic. Serta puluhan perusahaan lainnya di tanah air membuat sosok ini disegani.

Lalu bagaimana kalau ditanyakan siapa yang diuntungkan dengan adanya covid-19 kepada beliau?



Memang tidak secara langsung dijawab secara terang benderang, namun di dunia ini ada sebuah kekuatan besar yaitu dahulu Inggris, kini koloninya Amerika, lalu adalagi proxynya Israel.

Siapa musuh Amerika? Negara yang berbasis komunis, agamis atau Liberalis? Semua itu salah.

Amerika perlu musuh dari negara lain tanpa adanya embel-embel idiologi asal memguntungkan mereka sikat, maka dari itu mereka banyak membentuk musuh untuk di serang dimulai dari Uni Soviet, lalu terciptalah perang Teluk, kemudian negara yang dahulu didukungnya pun luluh lantak yaitu Irak, hingga diciptakanlah ISIS untuk membakar emosional Islam namun gagal karena Islam lebih cair, maka beralih ke Iran dengan membunuh Jendral Iran dan kini membuat kehebohan dengan China.



Mereka tak peduli idiologi negara yang ingin dijadikan musuh, karena intinya pendapatan Amerika sebanyak 25% adalah dari penjualan dari peralatan militer atau senjata. Perang adalah penggerak ekonomi Amerika, bila keadaan damai maka bisa berbahaya buat eksistensi mereka juga nantinya.

Ingat perang itu menggunakan banyak senjata, dan biar pemikiran kita terbuka senjata itu tidak hanya berupa fisik, namun biologi weapon seperti virus adalah senjata yang tidak mudah di deteksi.

Perang juga tidak harus combatan tapi bisa perang dalam bentuk ekonomi, bagaimana mengeruk keuntungan dari pihak-pihak tertentu untuk sesuatu yang lebih besar. Dan semua itu adalah sebuah "Bisnis" all about money.



Dibalik bayang-bayang kehidupan ini ada cara kerja dunia yang terstruktur, terorganisasi dan rapih.

"Propaganda" adalah cara untuk mengubah mindset penduduk dunia.

Disini Bossman berbeda dengan musisi Superman Is Dead tentang virus tersebut, Bossman yakin virus ini ada namun bukan timbul secara alami namun dibuat. Lalu untuk apa virus dibuat?

Skenario yang diungkap oleh Bossman cukup unik ada sesuatu yang diatur oleh para globalist dunia yang berada dibelakang Partai Demokrat Amerika untuk menjatuhkan Trump sebagai Presiden Amerika saat ini. Mereka membalas ketika Trump memangkas Obama Care, disinilah Trump gagal dimakzulkan maka hal yang mungkin adalah memberikan shock theraphy berupa virus.

Pemilu Amerika sudah di depan mata dan virus inipun mulai menyebar, untuk apa? Menghancurkan ekonomi hingga terjadi resesi dengan "Lockdown"





Menarik memang membahas seluk beluk persaingan dagang yang terjadi antara China dan Amerika, ini hanya terjadi ketika partai Republik berkuasa sedangkan dimasa partai Demokrat menjabat Amerika dan China terlihat lebih enjoy. Bisa dibilang Trump ini terlalu nasionalis, ini yang berbahaya dan membahayakan globalist yang main di bisnis-bisnis besar baik di China maupun Amerika sebagai kiblatnya.

Apa Trump akan menyerah?

Tentu tidak, maka Trump akan menciptakan perang baru. Terlihat Laut China Selatan sekarang memanas, ketika perang dagang terjadi bukan tak mungkin perang fisik juga akan terjadi. Tujuannya adalah penundaan election dalam pemilihan Presiden.

Tapi kita lihat seberapa warasnya China dalam menghadapi psy war yang dilakukan Amerika di Laut China Selatan.



Inilah cara dunia bekerja, negara bukan hanya saling ingin unjuk gigi menjadi Presiden apalagi menteri tapi bagaimana caranya agar bisa membaca geopolitik untuk kepentingan negara kita sendiri. Indonesia negara non blok tapi permainan Bung Karno di masa lalu berada di dua kaki, saat ini di tengah dua negara besar sedang berseteru apa yang dilakukan Indonesia?



Mungkin bisa disimak podcast om Deddy Corbuzier, setidaknya penggiat konspirasi akan mendapatkan warna baru dari apa yang dipaparkan Bossman. Bagaimana kamu setuju atau tidak? Salam, saya c4punk see u next thread.