miftahulabror5Avatar border
TS
miftahulabror5
2 Pilihan Pahit Untuk Mahasiswa


Setelah tragedi Kemenag yang katanya mau kasih diskon UKT yang kemudian gak jadi itu sempet buat mahasiswa jengkel. Terutama yang UKT nya tinggi. Apalagi jika mengingat bahwa semester depan kalau pandemi belum berakhir maka pembayaran ukt semester depan hanya untuk membayar perkuliahan yang online itu.

Musim pandemi ini menuntut seluruh masyarakat untuk tetep stay di rumah. Untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Ya mungkin itu bukan jadi masalah untuk kalangam menengah keatas, WFH tentu bisa saja dan mudah dilakukan. Namun bagi yang penghasilannya dari tataran menengah kebawah yang penghasilan keseharian dari bertani, pedagang asongan, sopir angkot, itu akan mengalami yang kritis ekonomi yang cukup berat di situasi ini. Pedagang sepi, sopi angkot tiada yang penumpang.
Apakah itu bisa dilakukan wfh?

Dari sini pemerintah untuk menanganinya agar tetep bisa di runah saja dan tetep keerluan makan terpenuhi maka dibagikanlah sembako. Untuk persediaan makan selama dirumah aja. Oke masalah perut selesai atau mungkin ada yang belum selesai karna sembako tidak merata atau itu kurang untuk keseharian. Tapi pemerintah sudah berusahalah memberikan solusi agar stay at home ini bisa terlaksana dengan baik.

Tapi disini yang menjadi bertanya" ketika disamping pemerintah memberi yang tak seberapa tapi juga memaksa rakyatnya untuk bisa memberikan berkali" lipat kepada pemerintah. Dari jutaan mahasiswa diseluruh indonesia tetap dipaksa untuk membayar kuliah. Tak bisa dipungkiri bahwa sangat banyak mahasiswa yang UKT tak sesuai dengan finansialnya masing", dan adanya beasiswa pun banyak pula yang meleset atau tidak tepat ada sasaran, jadi itu tak bisa jadi alasan bagi pemerintah.

Jutaan UKT yang harus dibayarkan itu menjadi tuntutan dan beban yang sangat berat bagi kalangan kebawah. Di kondisi orang tua yang tiadanya pemasukan dan susahnya mencari pencaharian untuk kebutuhan hidup. Ada tuntutan besar pula untuk membayar UKT yang jika tidak anaknya harus menanggung resiko cuti kuliah selama 1 semester. Tentu orang tua tak mungkin membiarkan hal ini terjadi dan sekuat tenaga banting tulang hutang sana sini untuk bisa membayar itu.

Ya tentu gak salah sih. Bagaimanapun proses pembelajaran online pun dosen juga perlu tenaga untuk bisa mengajar walau ditengah keterbatasan seperti sekarang ini. Namun bagi mahasiswa yang kurang mampu dan mendapatkan UKT yang tak sesuai dengan finansialnya itu akan sangat menekan dari ukt yang begitu besar yang harus disangganya itu hanya akan mendapatkan timbal balik pembelajaran online yang mana dari pembelajaran tersebut juga membutuhkan dana yakni kuota yang menjadi komponen pentingnya.

Apalagi kalau terkena hambatan soal kuota kemudian tidak absen kuliah. Kemudian dapet ip yang rendah. Waahhh apa yang harus dikata pada orang tua jika ditanya.

Antara perintah stay at home dengan harus bayar ukt, Kedua hal tersebut saling bertabrakan. Pemerintah memberikan sembako agar rakyatnya dirumah aja namun di sisi lain memaksa rakyatnya yang memiliki anak yang sedang kuliah, Untuk mengeluarkan uang jutaan rupiah. Sedangkan disuruh dirumah dengan tanpa pemasukkan.

Jika tak membayar akan terancam cuti dan kalau bayar dah tak ada makanan. Susah emang diposisi rakyat kecil.

Semoga kondisi lekas membaik. Jaga kesehatan.
Diubah oleh miftahulabror5 12-05-2020 21:30
saeful07
sarkaje
tien212700
tien212700 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
1.5K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
AparatkaskusAvatar border
Aparatkaskus
#4
Nasib univ2 di bawah kemenag. Dana dipusat buat bancaan, mahasiswanya diperas buat menghidupi univ
apollion
apollion memberi reputasi
1
Tutup