Beberapa hari kebelakang, akunya masih menyempatkan diri untuk berkutat pada urusan cari duit alias kerja. Sebelum akhirnya secara final, sistem 50:50 dibentuk dalam shift kerja, dan WFH (Work from home/kerja dari rumah)diterapkan. Artinya akan ada banyak sekali waktu akunya, tanpa harus diisi dengan aktivitas kerja kantor dan lapangan.


Nggak juga, sih.Aku yang sebenarnya pendatang, sudah terbiasa dengan aktifitas dengan peran serupa orang introvert begitu.
Biasanya selain teleconference dan update laporan kerjaan, akunya isi waktu dengan mendengar musik, membaca; manga, novel atau artikel apapun, dan streaming movie. Jadi memang hari-hari dalam setahun ini sudah terbiasa dihabiskan dalam ruangan.

Tapi untuk liburan corona ini, memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga baru akunya di sini adalah keputusan tepat yang sudah lama akunya nantikan. #mumpungdirumah waktunya untuk quality time!

Pilihannya ada dua, mengungsi, atau memborong sembako lalu mendekam dalam ruangan. Setelah berembuk, sepakat dengan keluarga baru akunya, Si Babang dan Si Mbak, memilih untuk mengungsi.

Secara mengungsi, gitu kan, jadi akunya memilih daerah yang belum atau paling minimal resiko tersebarnya pandemik yang lagi heboh ini. Pencarian daerah untuk rencana mengungsi sementara ini mengerucut pada area kepulauan.
Tapi beruntung, ternyata kampung halaman keluarga akunya itu juga di area kepulauan, dan yang terpenting belum tersentuh pandemik Covid-19.
Let's move out!

Perjalanan dari kota sebelumnya ke kampung halaman keluarga akunya itu memakan waktu lebih kurang 4 jam melalui jalur air, dan 1 jam jalur darat...

Senangnya, ada pemeriksaan suhu tubuh, pembagian masker, dan pemakaian handsanitizergratis di pelabuhan setempat. Hal tersebut diterapkan ke seluruh penumpang yang turun dan naik ke angkutan air.
Dinas Kesehatan di sini, walaupun area pelosok, ternyata cukup cekatan dalam menjalankan tugas!

:tepuktangan

Sampai di destinasi, bagi akunya luar biasa. Area pelosok yang cukup maju. Dan seperti umumnya area pesisir dan kepulauan, banyak bangunan "sarang walet".Sehingga bukan suara lalu lalang kendaraan, tapi rekaman cuit-cuit burung walet yang marak terdengar.

Begitu sampai di rumah, akunya yang sebenarnya anggota keluarga baru, disambut hangat, dan langsung berkenalan dengan seluruh keluarga besar. Sebenarnya nggakcuma aku, karena nyatanya ada anggota keluarga baru, yaitu keponakan akunya yang baru lahir satu bulan lalu. Tentunya keluarga besar sangat menanti kedatangan Si Baby imut nan lucu.

Ternyata, karena #mumpungdirumah maka pihak keluarga besar sudah merencanakan dan mempertimbangkan untuk mengadakan acara keagamaan yang disebut :

Pastinya GanSis banyak yang kenal dengan acara keagamaan ini, dong. Kalo akunya, ini pertama kali mendengar soal acara keagamaan demikian. Senang beneran deh, berkesempatan untuk menyaksikan langsung, apalagi ini acara untuk keponakan akunya.

Betul. Tapi ini dilakukan dengan pertimbangan matang, yaahhGanSis.
Kita simak, yuk, apa saja nilai-nilai yang harus diperhatikan :

Luar biasa terorganisir, kan? Ini padahal area pelosok, loh!
Bahkan, warganya juga sangat patuh. Contohnya, Seorang Tokoh Agama setempat yang awalnya akan menjadi Pemimpin Do'a pada acara Aqiqah, menyampaikan bahwa tidak bisa hadir. Itu dikarenakan pada hari yang sama ada aktivitas ke luar Pulau untuk menjual hasil kebun kelapa.

:tepuktangan

Nggak pakelama setelah perkenalan dengan keluarga, Si Babang, aku dan Si Baby, langsung menuju Praktek Dokter untuk cek medis keponakan akunya yang masih imut-imut. Walaupun tentunya nggak pakai alat khusus pendeteksi Sang Virus yang menyebalkan, setidaknya bisa diperiksa kondisi suhu, detak jantung, dan saluran pernapasan Si Baby. Puji Syukur kondisi kondisinya fit, yaahh GanSis.

Selesai Cek Medis, kita langsung pulang. Karena #mumpungdirumahSi Mbak alias Ibu Si Baby sudah sibuk di dapur bersama Ibu-Ibu tetangga. Sedangkan Si Babang kembali pergi untuk mencari 2 ekor kambing, yang katanya sebagai syarat untuk acara keagamaan ini.

Hasil masakan daerah campur sari, kata Si Mbak. Ada Nasi Tumpeng Ayam Bakar, Gulai Santan Daging Kambing, sampai ke Sayur Capcai juga dimasak. Hidangan tersebut untuk jamuan tamu, sekaligus juga akan dibagi-bagikan ke warga kampung, yaahhGanSis.

Berhubung si Baby jadi rewel karena kondisi rumah yang lagi ramai, terus akunya masih belum pintar memasak, jadi cuma ditugaskan untuk momongSi Baby.

Pokoknya Si Baby jadi beneran rewel, lohGanSis. Selama 1 bulan di RS, belum pernah keponakan akunya itu bertingkah rewel. Main-main dengan dunianya sendiri dan sesekali merengek. Kalau nggak digendong, jangan harap mau tidur.
Mungkin juga Si Baby lagi adaptasi, karena selain situasi rumah yang ramai, ternyata area di desa ini panas cuacanya. Apalagi ketersediaan listrik PLN hanya dimulai jam 5 sore sampai dengan jam 7 pagi. Jadi nggak bisa menyalakan AC atau kipas angin, yaahh GanSis.

Saat maghrib tiba, Si Babang sudah berangkat ke Mushallah. Selepas ibadah, terdengar suara Si Babang melalui speaker Mushallah. Isi dari public speech itu intinya adalah undangan, sekaligus pemberitahuan bahwa ada "Hajat" yang hendak dilangsungkan, dan memohon seluruh warga untuk bersedia membaca Ayat Suci bersama.

Babang juga sempat bilang.

Jadi sekalian akunya mengajak GanSis melalui Thread ini, mari kita Amin-kan bersama juga.


Acara Aqiqah dimulai. Sudah disediakan kelapa muda, gunting. Jadi Si Baby akan dicukur saat Aqiqah, lalu rambutnya dimasukkan ke dalam kelapa muda yang nantinya akan di kubur di pekarangan rumah.
Si Baby diarak oleh Babang ke pada setiap tamu, untuk dipersilahkan mencukur rambut. Metoda pencukurannya juga hanya beberapa helai, mencegah resiko melukai Si Baby.

Juga ada telur rebus yang dihias bersama rangkaian bunga sintetis, dan ada label nama lengkap Si Baby, keponakan akunya itu. Rangkaian bunga dan telur rebus tersebut dibagikan kepada tamu undangan sebagai Souvenir.

Sepanjang kegiatan, lantunan pujian Islami dikumandangkan. Namanya Shalawat. Susunan agenda acara Aqiqah ini sebenarnya sudah mengandung unsur norma adat, begitu penjelasan Si Mbak.

Akunya juga turut menyemarakkan acara dengan tugas sebagai "Kameramen Dadakan" yang mengabadikan seluruh proses acara ke dalam bentuk video dan foto-foto.
Karena itu, akunya juga ikut berdandan dengan fashion Hijab. Akunya merasa benar-benar diterima dengan perlakuan ini. Anggun dan terhormat, itu yang aku rasakan.

Hari berikutnya yaitu sekarang, Sabtu 21 Maret 2020, #mumpungdirumahakunya diminta beberapa resep masakan asal tempat akunya. Jadi sambil belajar masak-masak juga, sih GanSis. Karena akunya cuma bisa membuat ragam saus pada dasarnya, seperti saus keju, saus coklat, dan saus karamel bawang.

Terlepas dari rutinitas rumahan, dan juga WFH, acara Aqiqah tersebut benar-benar menambah wawasan bagi akunya.
Selain juga meningkatkan rasa kebersamaan yang mendalam, ikut membuka mata bahwa kualitas tetap ada dimanapun kita berada, selama kita buka isi kepala dengan semestinya.