ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
5 METER PERSEGI


~cerita ini di dedikasikan kepada semua orang yang selalu berpikir bagaimana jika dan bagaimana jika~


Buat pembaca baru silahkan baca ceritanya disini.

https://drive.google.com/folderview?...CatIxdZu5i3tKc

Bukanya jangan pake browser kaskus. Pake browser lain biar filenya lengkap
Polling
0 suara
Hal yang paling kalian nantikan di cerita ini
Diubah oleh ih.sul 23-04-2022 06:58
khodzimzz
doniraurus19827
siloh
siloh dan 153 lainnya memberi reputasi
144
311.9K
4.7K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
#1900
Kelas 0
Di kantor kepsek...

“aku pulang”

“oh, masih hidup rupanya kau”

Ihsan memasuki kantornya dimana profesor (syafrian) sudah menunggu.

“bagaimana?” tanya syafrian

“berhasil. Kurang lebih begitu. Tapi dia tidak mau datang ke sekolah”

“hmm... lalu?”

“tenang saja, aku sudah memikirkan caranya”

Ihsan duduk di kursinya dan menghela nafas panjang tanda lelah. Sudah seminggu ini dia pergi ke inggris untuk mengurus ‘seseorang’

“lalu, apa yang terjadi selama aku pergi?” tanyanya

“macam macam” syafrian merentangkan jarinya dan mulai menghitung. “kelas 0 ambruadul, Nia menikah, Sinian kembali menjadi eksekutif dan baru saja aku melihat keponakanmu itu sudah bertemu dengan ‘dia’”

“oh, aku juga melihatnya. mereka berkelahi”

Ihsan membuka laptopnya dan mulai mengetikkan sesuatu sementara Syafrian memandangnya heran.

“kau tidak menghentikannya?” tanyanya

“kenapa?”

“maksudku, Yamato adalah anak kaisar jepang. kekuatannya berbeda dari kebanyakan orang”

“lalu?”

“kau benar benar tidak peduli ya? Siapapun yang menang atau kalah keponakanmu itulah yang akan dirugikan”

“ah, maksudmu tentang kekuasaan Akishino? Tenang saja. Perjanjianku dengan ayahnya sebagai salah satu syarat dia masuk kemari adalah tak boleh ada kekuasaan dari luar yang ikut campur urusan sekolah. Dia hanyalah murid biasa disini”

“hmm... lalu, menurutmu diantara mereka berdua siapa yang akan menang?”

“Akishino”

“kau menjawabnya tanpa ragu ya? Kalau itu benar mengapa kau memilih Firmi untuk kelas 0?”

Ihsan mengangkat wajahnya dari laptop. Dia kemudian berjalan kearah lemari dan mengambil sebuah buku catatan dan membukanya. Disana ada banyak coretan angka dan grafik panjang yang ruwet.

“kekuatan adalah sesuatu yang abstrak. Setiap orang memiliki kekuatannya masing masing dan tak ada gunanya saling membandingkannya. Aku sudah mengamatinya setahun ini dan dia selalu membuatku terkejut”

Ihsan melemparkan buku tersebut pada Syafrian. Diapun melanjutkan.

“jika dinilai secara mentah maka Firmi hanyalah murid biasa. Dia belajar secara biasa, berlatih secara biasa, marah secara biasa, egois secara biasa, mendendam secara biasa. Tak ada hal yang khusus seperti masa lalu suram atau jadi subject percobaan. Dia super duper biasa”

“biasa... oh”

Syafrian melihat sesuatu dalam catatan tersebut dan tanpa sadar terkesan.

“namun karna hal biasa itulah yang membuatnya kehilangan sesuatu yang biasanya dimiliki setiap orang. Itu adalah harga diri. Dia tidak berbakat, dia sadar betul hal itu. karna itulah dia tidak merasa iri atau minder meski dia kalah”

Ihsan mengakhiri penjelasan panjangnya dengan senyuman. Syafrian menutup buku tersebut dan berpikir kembali.

“saat kau bilang tak punya bakat...”

“ah, yang satu itu bukan bakat, bakat itu hal yang kau miliki sejak lahir sedangkan yang satu itu muncul berkat dirinya yang terus belajar”

Ihsan kembali senyam senyum sendiri seolah olah dia menemukan uang jatuh di jalan tadi.

“sebenarnya apa yang kau sebut biasa? Setiap orang pasti punya satu atau dua hal tidak biasa dalam dirinya. Karna itulah orang yang benar benar biasa itulah yang paling tidak biasa. Terlebih di lingkungan sekolah ini”

“jadi itu semacam skill kalau begitu? Sesuatu yang berbeda dari Sin?”

“oh benar. Sin adalah perpaduan dari bakat dan kerja keras dan bakatnya yang mampu meniru bakat lain jelas semacam cheat yang merusak permainan. Firmi sebaliknya, dia melakukanya secara adil. Kalau Sin itu meniru maka Firmi.... mempelajari. Dia mempelajari bakat orang lain dan mengambil konsep dasarnya lalu mengembangkannya agar cocok untuk dirinya. semua orang bisa melakukan itu namun tidak semua benar benar mau melakukannya”

Ihsan duduk lagi di kursinya namun kali ini dia menutup mata dan membayangkan sesuatu.

“saat seseorang melihat bakat yang luar biasa mereka akan secara alami berpikir seperti ini. ’tidak mungkin aku bisa menang melawan jenius’ ‘wajar saja jika si jenius yang menang’. tanpa sadar merekapun membuat pembatas di hati mereka, mereka mencoba melindungi harga diri mereka dengan tidak mencoba berusaha lebih. Namun Firmi tak memiliki hal itu. Dibesarkan oleh Anya membuatnya menjadi pekerja keras. Dia tak menyerah karna kalah sekali dua kali atau malah seratus kali sekalipun. Dia hanya mengamati, dan terus belajar”

“sempurna untuk jadi pemimpin kelas 0 kalau begitu?”

“yep, sempurna”

“jadi karna itu kau tidak menghentikan mereka berkelahi di gerbang? Agar dia belajar?”

“ya. Aku bilang Akishino memang akan menang namun itu untuk babak pertama. Bagaimana dengan babak kedua?”

Perlahan lahan keduanya tersenyum penuh arti.

***


Kembali ke tempat Firmi...

Firmi tengah terkapar pasca dihajar habis habisan. Akishino (kita singkat saja jadi Aki) tengah mengumbar kemenangannya pada murid murid yang menonton pertandingan tersebut.

“kalian lihat apa yang terjadi pada yang menentangku? Sadarilah tempat kalian wahai makhluk rendahan”

Sekali lagi dia menatap kearah Sera yang terlihat shock dengan hasil tak terduga ini. dia mundur perlahan saat Aki berjalan mendekatinya.

“ayo, ikuti aku”

Dengan paksa dia menarik Sera kearah gerbang tanpa peduli pada tanggapan orang orang. Namun saat dia sudah berbalik dia mendengar suara orang yang bangkit dari kematiannya.

“mau kemana kau?”

Tanpa dia duga Firmi sudah berdiri kembali. Dia menutupi satu matanya yang tadi kemasukan debu namun mata kanannya yang bebas menatap tajam kearah Aki.

“kau mau dihajar lagi? Keras kepala. Pergilah, aku sibuk”

“oh, tapi aku masih belum selesai”

Firmi meregangkan tulang tulangnya yang kaku karna lama tak berkelahi. Selama liburan kemarin dia memang tak berkelahi sama sekali jadi tubuhnya masih belum pemanasan.

“aku hanya terkejut dengan karate kyokushin milikmu. Kau membuatku teringat pada si bajingan nine itu”

Kini Firmi mulai memasang kuda kudanya dengan benar namun itu bukanlah kuda kuda untuk silat melainkan karate.

“sedikit lebih rendah... seperti ini mungkin” ucap Firmi sembari memperbaharui posenya

Aki yang melihat hal tersebut tak mampu menahan keheranannya. Dia butuh bertahun tahun belajar karate dan sekarang orang di depannya ini sedang berpose tak karuan mengatas namakan bela diri negaranya.

“kau nampaknya memang siap mati”

Dan dengan demikian babak kedua dimulai. Dengan ditonton puluhan orang yang tak ingin ketinggalan momen tersebut mereka berduel dengan seru.

Di babak pertama itu sepenuhnya satu sisi namun babak kedua adalah tempat dimana penonton menahan nafas dan tak berani berkedip saat pukulan pukulan keras melayang dengan kecepatan yang tak terlihat bagi mereka yang matanya tak terlatih.

Seperti yang diasumsikan kepsek, kemampuan Firmi adalah mempelajari. Dengan melihat dasar dasarnya dia akan menanamkan hal tersebut dalam otaknya dan mengembangkannya dengan cara yang dia inginkan. Dengan kemampuan tersebut dia mampu mempelajari banyak hal namun itu tak semudah yang dikatakan.

Dia bukanlah seorang jenius. Kendati dia mampu belajar namun itu perlu banyak latihan dan usaha yang ekstra. Semua orang bisa belajar namun tak banyak yang bisa menyelesaikannya sampai akhir. Itu adalah masalah tekad dan Firmi memiliki hal tersebut.

Banyak orang yang bilang bahwa kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Di dalam hatinya Firmi merendahkan pepatah tersebut. Baginya pepatah tersebut hanyalah alasan bagi orang orang yang ingin membuat dirinya lebih baik setelah kalah. Faktanya mereka tak mencoba menjadi lebih baik dengan belajar dari kekalahan mereka dan terus melakukan kesalahan serupa.

Bagi Firmi kekalahan adalah bahan bakar. Rasa frustasi yang memuncak adalah kayu bakar yang amat kering sehingga bisa terbakar dengan sedikit panas. Dengan rasa frustasi itu Firmi belajar, bereksperimen tanpa henti dan terus berusaha. Karna baginya Kekalahan hanya akan berarti bila kau menang dalam pertarungan berikutnya.

Dan itulah yang terjadi. berbekal gerakan gerakan yang telah dia hafalkan dari Aki Firmi mampu menyerapnya dan memadukannya menjadi kyokushin karate versinya sendiri. pengalamannya dalam bela diri membuatnya mampu melakukan hal tersebut dengan cepat.

[TS NOTE: pendapat saya pribadi itu nyaris tak mungkin dilakukan. Bahkan bruce lee dan chuck norris butuh bertahun tahun untuk membuat bela diri mereka sendiri. but, ini hanya cerita fiksi, nikmati sajalah]

Berapa banyak sudah bela diri yang dia kuasai? Entahlah. Silat, tinju, muay thai, systema, arnis dan sekarang karate. Yang dia tau dia hanya perlu menggunakan semuanya untuk menjatuhkan lawannya. Ditambah karna dia sudah menganalisa seluruh gerakan Aki membuatnya unggul dalam babak dua ini.

Lagi dan lagi, seolah sudah menghafal seluruh gerakan Aki Firmi terus menghindari setiap pukulannya dan langsung meng counter serangan tersebut. Orang orang yang menonton pertarungan tersebut pun meninggalkan catatan mengenai perkelahian yang akan menjadi topik gosip dalam seminggu kedepan.

babak pertama adalah kehancuran total satu sisi. Namun entah bagaimana dia berhasil bangkit lagi dan menantang babak kedua.

duel antara Eurasia Firmi dan Yamato Akishino baru benar benar dimulai di babak kedua. dengan tanpa ragu ketua komite disiplin sekolah ini berkelahi di gerbang sekolah melawan si murid pindahan dari jepang. Dengan bela diri yang tak pernah terlihat dimanapun dia mampu menandingi si putra mahkota yang seminggu ini sudah menunjukkan kekuatannya di seluruh klub bela diri.

Seolah olah mampu melihat masa depan dia berhasil menangani serangan si anak pindahan dan membalas di saat yang sama. Yamato yang seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat hanya mampu untuk terus menerima serangan tanpa mampu menyerang balik. Namun, berapa kalipun dipukul, dia tetap tidak jatuh.

Dengan daya tahan keduanya yang amat tinggi membuat pertarungan itu akan ditentukan oleh siapa yang rubuh duluan. Namun sebelum pertarungan tersebut benar benar mempertunjukkan hasilnya guru BK sma VON (hercules) muncul dan memisahkan mereka dengan paksa.

Para penonton dibuat harus memikirkan sendiri siapa yang menang dalam pertarungan tersebut namun tak ada yang benar benar yakin. Melihat kekuatan Yamato di babak pertama dan serangan balik Firmi di babak kedua membuat mereka merasa bahwa pertarungan tersebut seri dan memerlukan babak ketiga.


***


FIRMI POV

Setelah diceramahi panjang lebar oleh Hercules kami akhirnya keluar dari ruangan BK yang entah mengapa amat panas layaknya neraka bagi setiap murid. Aku menatap si anak kaisar itu sesaat dan diapun menatapku. Kami langsung mengalihkan pandangan kami sedetik kemudian dan berjalan tanpa kata keluar dari gedung guru ini.

“lain kali mati kau” ucapnya

“wah, aku takut sekali”

Si Yamato mendengus dan kemudian berbelok kearah gedung angkatan 13 sedangkan aku berjalan menuju gedung kelas 0.

Bel baru saja berbunyi jadi aku berjalan dengan cepat. Entah apa saja yang sudah terjadi seminggu ini namun aku harap tak ada sesuatu yang serius.

“ah, apa kau Firmi?” tanya seorang wanita di depan pintu kelas.

Dari penampilannya dia terlihat seumur denganku. Dengan rambut pendek sepundak dan wajah yang imut serta senyum yang menawan membuat siapapun pasti bisa mengingatnya dengan baik.



“ya, dan kau?”

“namaku Laila...emm, kenapa wajahmu?”

“oh, hanya sedikit terjatuh tadi”

“bohong”

Aku mau tak mau mengangkat alis keheranan. Gadis ini menatapku dengan senyum kecil yang membuat penasaran.

“ada banyak tanda seseorang tengah berbohong. Contohnya tidak menatap lawan bicaranya. Jadi, kenapa kau bisa terluka seperti ini?”

“aku diserang beberapa preman di jalan tadi” ucapku sambil menatap matanya lekat lekat kali ini

“bohong lagi. Pupil matamu melebar dan nada suaramu agak naik. Ada banyak cara melihat kebohongan lo” ucapnya sambil mengedipkan satu mata. “jadi apa yang terjadi?”

“aku berkelahi tadi”

“nah, itu baru jujur”

Wow, apa dia bisa lie detector seperti sin? Itu artinya aku tak boleh berbohong di depannya.

“eh, kenapa kau tidak masuk?” tanyaku

“oh, aku baru saja menyapa beberapa teman dari kelas lain jadi aku agak terlambat. Pokoknya salam kenal Firmi”

Dia meraih tanganku dan menjabatnya dengan mesra. Kepribadiannya sungguh akrab dan yang paling penting dia sangat imut. Aku senang ada orang seperti dia di kelas 0.

Kami akhirnya masuk bersama namun yang menanti kami setelahnya adalah kehancuran total. Di tengah ruangan si otot dan si tinggi masih saja berkelahi. Di sudut ruangan ada asap hitam yang mengepul entah dari mana dan di sudut lain ada burung merpati yang muncul memenuhi kelas seolah kelas ini masih kekurangan penghuni.

Well, untungnya aku sudah menyiapkan hati untuk menghadapi ini.

Meja di kelas ini disusun 4 x 4 dan Menurut kertas yang di tempelkan di sebelah pintu mejaku ada di kolom kedua baris kedua dari pintu yang sekarang tengah menjadi arena pertarungan. Entah untuk alasan apa kedua orang idiot ini terus berkelahi dimana si tinggi melancarkan pukulan pukulan kecepatang tinggi sementara si otot menahan seluruh pukulan tersebut dengan tubuhnya.

“hei Laila, siapa dua orang itu?”

“yang tinggi namanya Zin dan yang berotot namanya Yuugo. Mereka sudah seperti itu sejak hari pertama”

“begitu”

Baiklah, mari kerja sedikit. Aku kemudian mendekati mereka berdua dan tanpa ragu masuk di tengah tengah nya.

“hoi, mau apa kau?” tanya Zin

“sudah jelas kan? bel sudah berbunyi dan ini waktunya untuk belajar jadi hentikan perkelahian kalian”

“haa???!!!”

Zin mencengkram kerahku dan menariknya. Dia benar benar tinggi, nampaknya lebih dari 180.

“urus urusan mu sendiri kau dengar?”

“well, kaulah urusanku”

Dan kemudian dia melayangkan pukulan lagi kearahku yang kutahan dengan tangan kiri. Kemudian aku membuat jarak diantara kami dengan melompat dan menanyai Yuugo.

“kita pernah bertemu kan?”

“yeah, aku ingat kau. Orang jahat di barat dulu”

“aku? Orang jahat? Nampaknya ada kesalahpahaman disini namun mari singkirkan itu lebih dulu. Kenapa kalian berkelahi?”

“dia merokok dalam ruangan tanpa peduli orang lain jadi aku memperingatinya namun dia marah”

“terserah padaku aku ingin melakukan apa idiot. Urus urusanmu sendiri”

“oh ayolah jangan bertengkar Zin. Merokok itu memang tidak baik jadi dia memperingatkan untuk kebaikanmu sendiri”

“banyak bacot”

Nampaknya ini tak akan selesai tanpa perkelahian. Zin sudah mulai memasang kuda kuda. Dari kuda kudanya dia petinju outboxer. Ciri utama dari posisi itu adlaah menyerang lawan dengan cepat dan terus menghindari setiap serangan lawan. Sangat membutuhkan kaki yang cepat.

“aku tak ingin berkelahi Zin, mari bicarakan baik baik”

Namun saat aku mengatakan hal tersebut aku langsung merasakan sebuah pukulan di pipiku. Zin berlari dengan sangat cepat memperpendek jarak dan tak ragu ragu mengahajar lebih dahulu. Aku memegangi pipiku tersebut namun pukulan lain datang dan aku menghindar tepat pada waktunya dengan selisih sekian milimeter.

“oh ayolah”
Diubah oleh ih.sul 12-03-2020 13:53
phntm.7
kudo.vicious
jiyanq
jiyanq dan 7 lainnya memberi reputasi
8