Menantu Kesayangan

Mertuaku selalu saja mengeluh dan semua yang ku lakukan dianggap salah.
Suamiku sering membela ibunya dan tak jarang tamparan atau pukulan ia layangkan ke mukaku.
Tetapi aku sangat menyayangi mertuaku. Bahkan saat dia menggerutu aku pun sedih betapa dia sangat kesusahan selama ini membesarkan anaknya. Betapa mertuaku lelah dan ingin lepas dari semua penat.

Oleh sebab itu aku ingin menjadi menantu kesayangan 😊
Walau dengan cara mempertemukan mertuaku kepada Tuhan.

.
.
.
.



Masih ku perhatikan raut wajahnya yang ketakutan. Rasa cinta yang dahulu besar kini sudah pudar karena pengkhianatan yang dia beri. Kali ini aku tidak akan bermain-main dan akan segera menyelesaikannya.
Dia terikat di tempat tidur mencoba meronta. Sudah seminggu dia terikat tanpa makan dan minum.

"Kita sudah berakhir. Dan akan ku akhiri secepatnya. Kali ini aku serius." ucapku pada dia, ya, dia mantan kekasihku.

Segera ku tancapkan pisau tajam ke dada nya, lalu ku tarik dan membelah perutnya. Dia menggelijang hebat tetapi tak berdaya karena ikatan di tangan dan kaki serta mulutnya ku sumpal dengan kuat.

Selesai sudah kisah kita. Selesai dengan senyum di wajahku.
Semua ini tak akan pernah terjadi jika kamu tidak mengkhianati cintaku dan membagi cinta dengan perempuan-perempuan lain.

.
.
.
.



Dia menyuapiku dengan steak karena tangan dan kakiku masih terikat di kursi. Dari harum masakan itu sangat lezat tetapi aku tak bisa merasakan lezatnya steak ini. Baru ku sadari ternyata lidahku tidak ada.

.
.
.
.



Aku mencoba bangun dari tidurku tetapi hanya gelap yang ku lihat. Apakah ini namanya kematian? Tetapi saat ku dengar suara mantan kekasihku berbisik. Aku sangat yakin aku belum mati.

.
.
.
.

Anak

Andai kecelakaan itu tidak pernah terjadi, pasti anakku masih hidup. Tetapi kini aku sangat bahagia karena anakku kembali terlahir dari rahim wanita yang menabrak kami 2 tahun yang lalu.

.
.
.
.



Ayahku sangat baik. Dia selalu memberikan apapun yang ku mau. Termasuk saat teman teman mencemoohku karena ibuku menikah lagi dan menerlantarkanku, Ayahku berjanji akan membawa pulang Ibu. Kini kami berkumpul sebagaimana keluarga utuh, walau kondisi Ibu yang sudah menjadi 10 bagian.

.
.
.
.



Temanku selalu mencelaku karena badanku yang gemuk. Kini mulutnya tidak mencemoohku lagi. Untungnya aku bisa menjahit ☺ nenek yang mengajariku.

.
.
.
.

Bagus nggak gan? Yuk saling kasih cendol


Baca juga JERAT IBLIS
BAB 1 >>
<< BAB 2 >>
<< BAB 3 >>
<< BAB 4 >>
<< BAB 5 >>
<< BAB 6 >>
<< BAB 7 >>
<< BAB 8 >>
<< BAB 9 >>
<< BAB 10 >>
<< BAB 11