ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
5 METER PERSEGI


~cerita ini di dedikasikan kepada semua orang yang selalu berpikir bagaimana jika dan bagaimana jika~


Buat pembaca baru silahkan baca ceritanya disini.

https://drive.google.com/folderview?...CatIxdZu5i3tKc

Bukanya jangan pake browser kaskus. Pake browser lain biar filenya lengkap
Polling
0 suara
Hal yang paling kalian nantikan di cerita ini
Diubah oleh ih.sul 23-04-2022 06:58
khodzimzz
doniraurus19827
siloh
siloh dan 153 lainnya memberi reputasi
144
311.9K
4.7K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
#1584
Seleksi dan acara
Beberapa hari yang lalu, di kantor kepala sekolah...

“tidakkah anda merasa sekolah ini memerlukan sebuah perubahan? Saya tak bilang bahwa sistem sekolah ini jelek, buktinya dalam 13 tahun sejarah sekolah sudah menghasilkan banyak alumni luar biasa namun waktu akan terus berlalu, sekolah ini memerlukan sebuah revolusi demi masa depannya”

Reim sedang membicarakan proposal miliknya secara pribadi dengan kepsek. Kepsek sedang membaca proposal tersebut dengan ekspresi tertarik.

“dalam 10—bukan, 5 tahun. Bukan tak mungkin sekolah ini akan jadi yang terbaik di dunia dalam 5 tahun saja. Karna itulah kita harus berhenti bersikap lembut. Kekerasan memang kadang diperlukan dalam kemajuan”

Reim mengakhiri pidatonya dengan sedikit membungkuk lalu dia diam menunggu respon kepsek. Kepsek sendiri sudah selesai membaca proposal tersebut dan dia tersenyum.

“satu pertanyaan, apa arti sekolah ini bagimu?” tanya kepsek

“itu pertanyaan yang rumit. Bagi saya sekolah ini tak lebih dari sekedar batu loncatan untuk naik ke tempat yang lebih tinggi” jawab Reim tanpa takut.

“lalu bagaimana bila batu yang kau ijak ternyata berlumut hingga membuatmu tergelincir?”

“heh, tak ada yang akan tergelincir diatas lumut selama mereka punya kemampuan yang dibutuhkan. Dan karna itulah, demi mendapatkan kemampuan itu, sedikit ancaman diperlukan”

Keduanya bertatapan dalam diam dan mengeluarkan senyum masing masing.

***


Senin, 23 November 2019

Pagi hari ini agak lebih diam dari biasanya. Hari ini nilai ujian akan diumumkan dan juga, ujian khusus terakhir untuk semester ini.

Aku sih biasa biasa saja tapi nampak ada beberapa juga yang cemas. Bila nilai mereka dibawah 50 maka mereka akan dikeluarkan. Hal ini memang tak pernah terjadi dan aku rasa juga tidak akan pernah.

“SELLAMWAT PAGIIIII”

Senang rasanya mendengar sapaan pagi ibu Nia yang biasa. Dia membawa sebuah perkamen besar yang kemungkinan memuat nilai nilai kami. Akankah ada yang keluar atau tidak? Beberapa menit lagi kami akan tau.

“pertama tama akan aku katakan beberapa hal terlebih dahulu. Selamat karna sudah melalui satu tahun ini dengan baik. Sebagai guru aku akan memberikan pujianku yang paling tinggi”

Ibu Nia berpose melepas topinya yang tidak terlihat dan membungkuk seolah memberi hormat. Tindakan ini jelas berbanding terbalik dengan apa yang pernah dia lakukan selama ini. beberapa murid melongo dan beberapa yang lain hanya senyum senyum saja.

“dan aku akan memberikan kalian kabar baik. Tahun depan aku akan tetap menjadi wali kelas kalian. Yeeeeeee”

Aku tidak senang sama sekali dengan kabar baik itu. nampaknya bukan hanya aku yang tidak senang namun meski demikian kami memilih bertepuk tangan sopan.

“kalau begitu, mari kita lihat nilai UAS kalian”

Ibu Nia mengambil perkamen besar itu dan siap membukanya namun dia berhenti di tengah jalan.

“ah benar juga, aku cukup terkejut dengan hasil ujian kali ini. jika kalian melihatnya sendiri kalian juga akan terkejut”

Apa? Apakah ada yang mendapat dibawah 50? Aku akan benar benar terkejut bila itu terjadi. ibu Nia pun membuka hasilnya dan kami langsung tau apa yang membuatnya terkejut.

Ada beberapa kolom nilai disana yang menampilkan nilai tiap mata pelajaran, disebelahnya ada total nilai murid dan peringkatnya. Di tempat pertama dengan nilai sempuran adalah kalian-tahu-siapa. Sera masih setia menduduki posisi kedua namun mataku dengan cepat menuju kearah nilai matematika.

Matematika adalah pelajaran yang diujikan paling terakhir. Di tempat pertama adalah....

Aku

Lebih tepatnya aku dan Sin sama sama mendapat nilai sempurna di mata pelajaran itu dan karna namaku dimulai dari F dan dia S maka namaku lah yang ada di urutan paling atas.

Itu benar benar mengejutkan. Yang lebih mengejutkannya lagi namaku ada di 5 besar tiap mata pelajaran dan total nilaiku ada di posisi ketiga. Tepat dibawah Sera.

Applaus meriah dilayangkan oleh ibu Nia padaku dan yang lain mulai mengikuti. Aku ingin menyembunyikan wajahku di suatu tempat karna itu membuatku sangat sangat malu.

“yeahh benar benar perkembangan yang luar biasa. Rasanya seperti melihat anak ayam yang tumbuh menjadi seekor T-rex. Aku tak bisa memberimu pujian yang lebih tinggi dari itu Firmi”

Itu pujian yang aneh sekali untuk dikatakan dan itu membuatku semakin malu. Aku tak pernah terbiasa dengan pandangan kagum seperti ini.

“kalian semua bekerja dengan baik. Tak ada yang harus keluar dan nilai rata rata kalian ada di posisi 5 dari 10 kelas. Ibu sangat menantikan perkembangan kalian tahun depan”

Suara lega datang kali ini. aku kembali memandang daftar niali tersebut namun hatiku tetap tertohok saat melihat 2 nilai 100 tersebut.

Kenyataannya Sin hanya perlu 5 menit untuk menyelesaikan soal dengan sempurna sedangkan aku menghabiskan seluruh waktu untuk itu. meski seri tapi rasanya seperti kalah.

“baiklah baiklah, kurasa kalian sudah menunggu penjelasan untuk ujian khusus kan?”

Suasana menjadi agak lebih berat kali ini. mungkin karna mereka tau ujian ini akan sangat menentukan liburan mereka atau—dapat dilihat dengan jelas—perubahan sikap ibu Nia yang mendadak.

Kini dia menyilangkan kedua tangannya di atas perut namun kami bisa mendengar suara gemetarnya yang tidak lazim.

“pertama tama, mari lihat total poin kelas untuk saat ini”

Dia lalu merentangkan perkamen terakhir dan total poin kesepuluh kelas terpampang disana.
Quote:


“seperti yang bisa kalian lihat, ada jarak yang cukup besar antara beberapa kelas. Untuk saat ini kelas 13-1 memimpin di tempat pertama sedangkan kelas ini ada di peringkat terakhir kedua. Dalam ujian kali ini bukan tidak mungkin untuk membalikkan situasi”

Ibu Nia kemudian mengeluarkan beberapa lembaran kertas persegi berukuran sama lalu menempelkannya di papan tulis. Jumlahnya ada... 28.

“ujian khusus kali ini disebut ‘seleksi dan acara’. Ujian ini akan menilai kalian secara keseluruhan mulai dari akademik, olahraga maupun kerjasama. Disini kalian akan memilih acara untuk kalian mainkan melawan kelas lain”

Ibu Nia menatap seluruh kelas sebentar namun karna tak ada interupsi dia melanjutkan.

“acara yang dimaksud disini bisa apa saja. Mari ambil lomba lari sebagai contoh. Setiap kelas mengirim perwakilan untuk berlari dan pemenangnya akan memenangkan acara. Apa ini cukup jelas?”

Tak ada yang bilang iya maupun tidak jadi ibu Nia tetap meneruskan.

“total kalian harus memilih 10 acara. Setiap acara harus memiliki peraturan yang jelas dan dikenal secara umum. Untuk detail acaranya ada di kertas ini”

Dia menempelkan sebuah kertas baru. Aku akan melihat itu nanti.

“semua detail acara ada disitu jadi aku akan membahas intinya” ucapnya sambil duduk kembali di kursinya karna tak ada lagi kertas yang perlu ditempelkan.

“dalam ujian kali ini kalian harus memilih satu orang untuk menjadi komandan. Orang tersebutlah yang akan memilih siapa yang harus bermain dalam sebuah acara dan yang lebih penting lagi, komandan harus berpartisipasi dalam setiap acara. Komandan memiliki hak untuk melakukan intervensi. Apa dan kapan intervensinya ditentukan sendiri oleh kalian. Percayalah bahwa peran komandan ini sangatlah penting”

“selain komandan kalian harus memilih satu orang lagi sebagai runner. Ujian kali ini akan menggunakan seluruh sekolah sebagai panggungnya. Tugas seorang runner adalah berlari ke tempat tempat tertentu sesuai dengan instruksi komandan untuk mendapatkan petunjuk petunjuk”

Tunggu sebentar tunggu sebentar, itu sudah mulai aneh. Aku juga melihat banyak yang tidak mengerti.

“ah maafkan aku, aku lupa menjelaskan dasarnya dulu. Ujian kali ini adalah pertandingan satu lawan satu melawan kelas lain. Lawan kalian akan diundi nanti. Singkatnya dua kelas dengan dua komandan akan saling berebut untuk memecahkan petunjuk. Siapa yang memecahkan petunjuk lebih dahulu akan memiliki hak untuk mengajukan acara.”

Kali ini ibu Nia bangkit dan mengambil spidol untuk memberi ilustrasi.

“komandan akan berada di ruang komandan sedangkan runner harus siap untuk berlari sesuai instruksi komandan. Komandan akan diberi teka teki awal dan begitu teka teki dipecahkan oleh komandan maka runner harus berlari ke tempat yang dituju. Runner tercepat yang mencapai tempat yang benar berhak mengajukan acara untuk dimainkan oleh kedua kelas”

“sebentar bu, maksudnya...”

“diamlah dulu, kedua kelas akan menyiapkan 10 acara, dari 10 acara itu kalian akan memilih 5 untuk dimainkan. 5 dari kalian dan 5 dari kelas lawan. Totalnya akan ada 7 permainan jadi kalian harus mencoba memasukkan acara yang kalian miliki sebanyak mungkin”

Hmmm.... singkatnya. 10 acara akan ditampilkan namun 5 adalah tipuan. Dari 10 itu kita hanya akan menyetor 5. Saat runner mencapai checkpoint lebih cepat maka acara yang dipilih untuk dimainkan adalah acara dari kelas kita. Artinya bila mencapai checkpoint lebih dulu akan memberimu keuntungan besar karna bila kita memasukkan acara kita sendiri maka peluang menang lebih tinggi. Ok, aku mengerti.

“sebelum aku melanjutkan apa ada pertanyaan? Ya, firmi”

“apa maksudnya teka teki itu?”

“teka teki yang disiapkan oleh sekolah di setiap checkpoint. Untuk sampai di check point berikutnya kau harus memecahkan teka teki tersebut. Itu artinya komandan yang memecahkan teka teki lebih cepat akan diunggulkan. Karna itulah peran komandan sangat penting”

Kira kira teka tekinya seperti apa ya?

“jika dan hanya jika kelima acara milik kalian sudah digunakan maka dua acara sisanya otomatis menjadi milik kelas lain. Ada pertanyaan lagi? Ya?”

“seperti apa contoh intervensi?”

“macam macam. Contoh bila acaranya adalah kuis bahasa indo. Maka komandan bisa mengintervensi dengan memperbaiki satu jawaban dari rekannya yang dianggapnya keliru. Sekali lagi kalianlah yang memutuskan jenis interverensi setiap acara kalian. Acaranya sendiri akan diseleksi lagi oleh sekolah untuk menguji apakah itu bisa diajukan atau tidak jadi pikirkanlah setiap acara dengan matang. Hal hal seperti hobi pribadi atau aturan yang terlalu rumit atau menyita terlalu banyak waktu tidak diperbolehkan”

Ok ok, aku mengerti. Singkatnya komandan memecahkan teka teki lalu memberi tahu hasilnya pada runner dan runner akan berlari ke check point. Kelas yang sampai lebih dulu akan bisa memilih acara. Acara dipilih maka kedua kelas harus mengirim orang untuk bertanding hingga ada yang menang. Kira kira seperti itu.

“baiklah, kalau kalian sudah mengerti maka kita lanjut ke bagian berikutnya”

Disini perubahan ekspresi ibu Nia sangatlah kentara. Sebenarnya ada apa?

“setiap kemenangan akan memberi kalian 30 poin dan setiap kekalahan membuat kalian kehilangan 30 poin. Kelas yang menang akan mendapat 100 poin”

Itu cukup bisa dimengerti. Bila kami menang 7 kali maka kami akan mendapat 210 poin + 100 poin. Bila menang dengan skor 4-3 kami akan mendapat 30 poin + 100 poin. Kasus terburuk bila kalah 0-7 kami akan kehilangan 210 poin. Itu—tunggu sebentar...

“aku tau apa yang mau kau tanyakan. Bila sebuah kelas tidak memiliki poin lagi untuk dikurangi maka nilai poin akan menjadi minus. Ini adalah kasus khusus. ”

Poin minus. Itu artinya bila kami mendapat poin di masa depan itu hanya akan digunakan untuk menutupi nilai minus saat ini. itu hal yang baru bagiku.

“sistem ujian kali ini akan membagi kesepuluh kelas menjadi dua. Genap dan ganjil. Kelas genap akan diundi melawan kelas ganjil namun ini bukanlah kerjasama. Lebih seperti pengelompokan saja. Ini masih ujian 1 vs 1.”

Seperti liga osis kah? Sepertinya bukan.
“diantara kedua group. group dengan kemenangan terbanyak akan dinyatakan menang. Tak ada hadiah apapun untuk yang menang namun untuk group yang kalah...”

Dia berhenti sejenak dengan ekspresi terganggu lalu mengambil kembali spidol dan mulai menulis.

“untuk 5 kelas dari group yang kalah, poin mereka akan ditotalkan dan dicari rata ratanya. Nilai rata rata akan dibagi dua dan kelas yang poinnya dibawah nilai tersebut....”

‘CITTTTTT’

Ibu Nia menggesek mata spidol dengan kuat pada papan tulis hingga menimbulkan bunyi decit yang mengganggu. Dia mengambil nafas dalam dalam sebelum mengatakan.

“kelas dengan poin dibawah nilai kriteria tersebut... kelas tersebut.... komandan dari kelas tersebut akan dikeluarkan.”

Ha?

***


Quote:


Kira kira itulah seluruh aturan dari ujian ini. bisa dibilang ujian ini akan jadi ujian terbesar tahun ini. terlebih, konsekuensi bila kalah juga besar.

Setelah luapan luapan ketidakmengertian mengenai hukuman tersebut ibu Nia menjelaskan alasannya.

“sekolah mulai memperkenalkan sebauh sistem baru. Singkatnya ujian ini akan menjadi awal dari sistem baru tersebut. Meski begitu bukan berarti tidak ada cara untuk menghindari hal ini”

Ibu Nia menulis angka 50,40,30,20,10 di papan.

“jika 5 kelas dengan poin seperti ini. itu artinya rata rata adalah 30. 30 dibagi 2 yakni akan menjadi kriteria minimum. Dengan kata lain kelas dengan poin dibawah 15 akan dikeluarkan”

Itu artinya hanya satu kelas saja yang dikeluarkan dari 5 kelas bila poinnya seperti itu.

“tapi bila poinnya seperti ini...” Dia menuliskan 5 angka 10 di papan. “maka kkm akan menjadi 5 dan tak ada yang perlu dikeluarkan kan?”

Itu memang benar namun tak akan semudah itu. kelas kami punya 50 poin dan kelas dengan poin tertinggi punya 340. Perbedaannya terlalu jauh. Bila group genap kalah maka (anggap poin tetap seperti ini)...

45+210+160+300+50 = 765. 765/5= 153. 153/2= 76.5.

76 setengah. Itu artinya ada 2 kelas yang harus keluar. Ini cukup serius ternyata. Meskipun kelas 10 menang tapi jika 4 kelas lain kalah maka habislah sudah.

Tapi meskipun kelas berakhir dengan poin minus, asalkan 4 kelas lain menang maka tak akan ada resiko pengeluaran.

Memang ada kemungkinan tak ada yang perlu berhenti sekolah namun ada juga kemungkinan setidaknya 4 orang harus berhenti sekolah. Itu adalah skenario terburuk.

Meski tidak diberitahu oleh ibu Nia tapi aku langsung tau siapa dalang dibalik semua ini.

You did it you crazy son of a bitch. You did it.


Sekarang ibu Nia sudah membiarkan kami mengambil alih. Sebagai manusia yang baik maka aku langsung maju, duduk di kursi guru dan menaikkan kakiku ke atas meja.

“aku yang akan jadi komandan. Kalau ada yang protes maju sini”

“.............................................................”

Bahkan jangkrik pun terdiam saat preman tanah abang mulai bertingkah.

“kau yakin ingin menjadi komandan?”
“ada masalah? Atau apakah ibu ingin jadi komandan?”

“jangan konyol. Maksudku, komandan butuh kecerdasan, kebijaksanaan, keberuntungan, dan lain lain kau tau?”

“oh ayolah, memangnya aku ini tidak beruntung?”

“.............................................................................................................................”

Diam lagi. Kali ini jauh lebih lama dari sebelumnya.

“ya ampun kalian tak punya selera humor”

Padahal aku ingin sedikit menyemangati mereka namun nampaknya lelucon tentang keberuntungan tidaklah efektif. Mungkin karna kutukan yang aku punya sudah level expert hingga bisa saja membalik tatanan hukum fisika dunia ini.

“yang penting tak ada yang keberatan kan? kalau begitu mari mulai rapatnya”

***


Setelah rapat berakhir ibu Nia membawaku untuk mengambil undian lawan. Kami berdua berjalan menyusuri lorong lorong yang membuatku teringat dengan ujian khusus pertama kami.

“rasanya deja vu ya?” tanya ibu Nia

“yeah, sudah hampir setahun sejak saat itu”

“kalian semua banyak berubah dan tentu kaulah yang paling banyak”

“apa iya? Apa itu perubahan yang baik?”

“entahlah, aku tak bisa bilang itu baik atau buruk tapi.... ah lupakan saja. Pertanyaannya apa kau tidak takut dikeluarkan?”

“tidak juga”

“kau harusnya tau kalau kau tidak akan bisa pindah ke sma lain karna kau tidak punya ijazah smp kan?”

“itu artinya aku hanya perlu menang kan?”

“ya, dan berdoalah agar groupmu juga menang”

“ini diluar dari hal itu. bila misalnya kelas menang 7-0 maka poin kami akan menjadi 360. Saya rasa meski group kalah tetap tak akan ada resiko untuk pengeluaran”

“kau yakin bisa menang 7-0?”

“tentu, kurasa di antara kelas lain hanya Noir atau Yansi yang bisa menjadi lawanku tapi Noir ada di group genap dan Yansi sudah off jadi aku rasa untuk menang 5 atau 6 atau bahkan 7 tidaklah mustahil”

“hmm... dan itukah alasanmu mengambil posisi komandan?”

“tentu saja”

“hahaha” ibu Nia tertawa kecil. “aku tau kau menjadi komandan agar tak ada temanmu yang akan dikeluarkan. Kau juga membuat lelucon kecil seperti tadi agar pikiran mereka teralih dari pengeluaran kan?”

“jadi ibu tau ya?”

Kami sudah sampai di sebuah ruangan yang tak pernah kumasuki sebelumnya. Dari suaranya nampaknya sudah ada beberapa orang di dalam.

“sebelum kita masuk...” Kami berhenti dan ibu Nia menatapku dari atas lalu bertanya. “apa kau suka sekolah ini?”

“kenapa tiba tiba?”

“apa kau suka sekolah ini?”

Kelihatannya dia tidak akan berhenti bertanya bila aku tidak menjawab jadi aku memberinya jawaban jujur.

“ya, bisa kubilang hari dimana ibu datang kerumahku saat itu adalah hari paling beruntung dalam hidupku”

“ahahaha, itu keberuntungan ya? Tiba tiba aku merindukan preman yang mencoba menamparku satu tahun yang lalu”

“ayolah, ibu membuatku malu”

Diam sebentar selagi ibu Nia mengatur nafasnya. Dia lalu mengepalkan tinjunya dan meletakkannya di depan dadaku.

“masih ada dua tahun lagi kau disini. Belajarlah banyak hal dan tumbuhlah jadi pria yang matang”

“terima kasih. Saya doakan ibu juga cepat dapat jodoh”

“hmm... nah sekarang, ayo kita masuk”
Diubah oleh ih.sul 31-01-2020 11:15
kudo.vicious
lil.NyuNyu
nuryadiari
nuryadiari dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup