ymulyanig3Avatar border
TS
ymulyanig3
Early Wedding ( Cerbung Bassed On True Stoty)
Pernikahan dini.


Pergaulan bebas seolah menjadi momok bagi semua orang tua. Dampak buruknya dapat menghancurkan masa depan buah hati. Kisah ini diambil dari kisah nyata seorang gadis 14 tahun yang duduk di kelas 9 SMP. Cinta buta membawanya kepada masa depan yang suram.

Gadis cantik berusia belasan tahun itu nampak termenung seorang diri. Dinginnya angin dan gelapnya malam tak ia hiraukan. Hanya rinai air mata yang nampak berlomba keluar dari manik coklatnya. Hatinya hancur seketika, menyesali kebodohan yang ia perbuat beberapa bulan yang lalu.

Ranti masih menggenggam erat sebuah tespeck bergaris dua berwarna merah. Di usia 14 tahun, ia harus menanggung malu yang amat besar dengan mengandung buah hatinya bersama Ilham--kekasih hati yang baru satu tahun ia kenal.

"Arghh!" pekiknya sembari melempar tespect ke dalam danau.

Sudah tiga jam Ranti mematung di pinggir danau Ciminyak. Tempatnya memadu kasih dengan Ilham, saksi bisu kebodohan yang ia lakukan. Ujian akhir nasional SMP tinggal beberapa bulan lagi dan ia hanya bisa meratap sedih. Masa depannya terhenti pada sebuah tespeck.

Rasa sakit di hati dan rasa takut bercampur menjadi satu. Namun rasa malu yang teramat besar lebih menghantuinya dan keluarga. Perlahan, ia melangkahkan kaki menuju bibir danau. Bisikan untuk mengakhiri hidup mulai menari-nari dalam benak.

"Ti, kamu udah lama nunggu?" tanya seorang lelaki berusia dua puluh tahun itu dengan mimik cemas.

Ranti hanya tertegun, tak ada satu kata pun yan mampu keluar dari bibir kelunya. Hanya bulir-bulir bening yang menyiratkan betapa sakit hatinya.

"Gugurkan saja, aku belum siap," lanjut Ilham dengan sorot mata tajam.

Plakk!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi lelaki berkulit putih itu.

"Pengecut! Aku nggak mau nambah dosa lagi," ucap Ranti dengan terisak.

Suasana mendadak hening. Mereka terhanyut dengan pikirannya masing-masing.

"Baiklah, besok aku ke rumahmu."

***
Malam yang dijanjikan Ilham pun tiba. Ranti nampak gelisah dengan gawai digenggaman. Netranya menatap layar yang menyala itu berulang kali. Tak ada satu pesan pun dari Ilham, sedang malam sudah semakin larut.

"Neng, cepat tidur! Sudah malam," pekik Ibu yang sedari tadi memperhatikan gadis kesayangannya.

"Iya bu!."

Tok! Tok!

Tak lama suara ketukan pintu membuat Ranti terperanjat. Ia menghambur untuk membuka pintu rumah. Dan benarlah, kekasih yang ditunggunya nampak di balik pintu bersama seorang lelaki paruh baya.

"Assalamualaikum," ucap lelaki paruh baya itu dengan suara parau.

"Waalaikum ... sallam," jawab Ranti terbata.

Gadis cantik itu mempersilahkan kedua tamunya masuk ke dalam rumah, lalu bergegas memanggil kedua orang tuanya.

Suasana hening dan tegang menyelimuti ruangan berukuran 5x6 meter itu. Nampak Ilham dan lelaki paruh baya yang mengaku sebagai ayah Ilham tertunduk. Berbeda dengan mimik wajah orang tua Ranti yang terlihat bingung bercampur cemas.

"Maaf, bapak siapa? Kenapa datang ke rumah kami malam-malam begini," ucap Bapak Ranti membuka percakapan.

Suasana kembali hening, tak satu kata pun terucap dari bibir semua penghuni rumah. Hanya suara detik jarum jam yang terdengar memecah keheningan.

"Sebelumnya, sa-ya mohon maaf sudah datang malam-malam. Saya selaku Bapak dari Ilham ingin membicarakan masalah anak-anak kita."

"Maksudnya?" ucap bapak rianti penuh tanya.

"Apa anak bapak--Rianti belum cerita sama bapak."

"Ranti! Apa maksudnya ini?"

Ranti tertunduk, jantungnya berdegup kencang. Tak ada satu kata pun mampu keluar dari bibir kelu gadis cantik itu. Hanya rinai air mata yang mengalir deras tanpa henti.

"Ranti!" pekik bapak dengan netra membelalak.



Bersambung.

Diubah oleh ymulyanig3 11-06-2019 07:51
wicaksana.agung
kenzzz
bukhorigan
bukhorigan dan 47 lainnya memberi reputasi
48
19.9K
252
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ymulyanig3Avatar border
TS
ymulyanig3
#118
Early Wedding Part 10
Early wedding part10

Malam semakin larut, suasana kontrakan tampak sepi. Deretan kontrakan itu tampak senyap karena hampir semua penghuninya telah tertidur lelap. Tak ada lagi hingar bingar atau pun bising kendaraan yang lalu lalang.

Jarum pendek jam dinding yang menggantung tepat di depan pandangan Ilham menunjukkan pukul dua dini hari. Ilham masih terjaga, manik hitamnya lekat memandangi kartu nama yang diberikan Ayu di restaurant. Angannya melayang jauh ke masa lalu. Masa-masa cinta pertamanya bersemi.

"Ayu semakin cantik saja," gumamnya dengan senyum terukir.

Malam itu, Ilham semakin gelisah. Benaknya dipenuhi bayangan Ayu--cinta pertamanya. Bunga-bunga cinta seolah bersemi kembali.

***
Matahari telah terbit dari ufuk timur. Ilham telah bersiap pergi bekerja dari sejak subuh.

"Bang, rapi amat. Ada acara apa di restaurant?" tanya Ranti sembari memindai sosok di depannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Ada yang berbeda dengan penampilan Ilham pagi itu. Ia tampil memesona dengan setelan kaos seragam kerja dipadukan celana jeans hitam dan sepatu sport dengan warna senada. Padahal ia jarang sekali memakai sepatu ke tempatnya bekerja, hanya sesekali saja ketika ada acara penting atau rapat penting di tempatnya bekerja.

"Abang pake minyak rambut? Hmm ... dan ini, abang harum banget. Pake minyak wangi ya?" tanyanya penuh selidik.

"Ah ... apaan sih, Abang ganteng kan?"

"Ih ... Abang mau ketemu cewe ya?"

"Apaan sih, abang mau kerja."

Lelaki berpostur tinggi itu pun berlalu dengan kuda besinya. Ranti masih mematung dengan mata membelalak. Seribu tanya mulai berkecamuk di dalam dada wanita itu.

Ranti berlari menuju sebuah lemari tua yang memiliki cermin pada pintunya. Netranya memindai bayangan seorang wanita yang terlihat lebih tua dari umurnya. Rambutnya dicepol asal agak berantakan. Tak ada polesan riasan di wajah yang tampak semakin kusut. Kulitnya tampak menghitam akibat paparan sinar mentari.

Kemana Ranti--sang kembang desa? Yang kecantikannya dielu-elukan beberapa pemuda. Ia menunduk lemas, penampilannya tak semenarik dulu sedang Ilham semakin hari semakin memancarkan ketampanan.

"Mah ... mah!" seru bocah dua tahun itu dengan tatapan polosnya.

"Sam, mau minum susu? Lapar, ya?" tanya Ranti dengan senyum ramah.

Wanita yang tengah menginjak dewasa itu bergegas menuju sebuah meja kecil tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia membuat sebotol susu dengan cekatan.

***

Di tempat lain, Ilham tampak duduk di taman kota. Semburat jingga mulai menghiasi cakrawala, diiringi laju matahari yang perlahan tenggelam.

"Ayu!" pekik Ilham ketika melihat sosok yang ia tunggu terlihat dari kejauhan.

Ayu berjalan menghampiri Ilham, ia tampak cantik dengan dress biru muda selutut. Sepatu hak tinggi menambah anggun penampilannya hingga membuat Ilham berdecak kagum.

"Sudah lama?"

"Ng-gak, baru nyampe kok," jawab Ilham yang terlihat gugup di depan cinta pertamanya.

Warna hitam telah mendominasi cakrawala berhias kerlip bintang yang seakan mengintip dari kejauhan. Dua insah yang tengah dimabuk cinta seolah tak menghiraukan ribuan pasang mata yang memandangnya. Mereka hanyut dalam kenangan cinta yang kembali bersemi. Derai tawa turut mewarnai pertemuan rahasia itu. Entah berapa lama mereka asik bercengkrama hingga suasana malam semakin sepi. Tak nampak lagi lalu lalang orang di taman itu. Hanya ada beberapa pasang sejoli yang masing-masing larut dalam asmara.

Benarlah kata pepatah kalau cinta itu buta. Dunia seolah milik mereka berdua, yang lain penampakan. Namun, juga egois. Terkadang orang mampu menyakiti orang lain atas nama cinta. Seperti halnya Ilham yang tanpa sadar telah menyakiti Ranti, wanita yang telah memberinya buah hati.

kembali ke link
Diubah oleh ymulyanig3 05-08-2019 07:12
Alea2212
YulianAnggita
mbakendut
mbakendut dan 4 lainnya memberi reputasi
5