ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
5 METER PERSEGI


~cerita ini di dedikasikan kepada semua orang yang selalu berpikir bagaimana jika dan bagaimana jika~


Buat pembaca baru silahkan baca ceritanya disini.

https://drive.google.com/folderview?...CatIxdZu5i3tKc

Bukanya jangan pake browser kaskus. Pake browser lain biar filenya lengkap
Polling
0 suara
Hal yang paling kalian nantikan di cerita ini
Diubah oleh ih.sul 23-04-2022 06:58
khodzimzz
doniraurus19827
siloh
siloh dan 153 lainnya memberi reputasi
144
311.9K
4.7K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
#216
Firmi 1
Old maid. 52 kartu + 1 joker akan dibagikan pada pemain, jika ada 2 kartu bernomor sama maka pemain harus melepas kartu tersebut. Jika di tangan pemain tidak ada kartu dengan nomor yang sama maka pemain harus mengambil satu kartu dari pemain disebelahnya. Pemain yang memegang joker diakhir akan kalah.
Kini aku, Sinian dan Mia berkumpul di mejaku dan bermain old maid dengan urutan Mia, Sinian, lalu aku. Ditanganku ada 4 kartu, sinian 1, dan Mia 2. Dan akulah yang memegang joker saat ini.
“baiklah sin, silahkan ambil”
Kusodorkan kartu ku kearahnya dengan sengaja menaruh joker di bagian tepi. Orang yang ingin menyingkirkan joker biasanya menaruhnya ditengah agar mencolok tapi sinian adalah orang yang pintar, dia pasti sudah memikirkan hal itu dan akan mengambil kartu dipinggir. Dengan begini kemungkinannya mengambil joker menjadi 50:50. Ayo, ambil joker ambil joker ambil joker.
“kalau begitu aku ambil yang ini”
Kampret, dia mengambil kartu yang ditengah. Sin pun melemparkan pair kartu 4 yang dia ambil dariku.dengan begini dia menang.
“karna sin sudah selesai artinya aku tidak dapat giliran mengambil. baiklah Pir, silahkan ambil”
Sekarang kartu mana yang harus kupilih dari Mia? Karna akulah yang memegang joker maka tak ada gunanya berhati hati. Aku pun mengambil kartu secara acak dan mendapatkan kartu 3. Aku pun melempar pair kartu 3 ke meja.
Aku 2 kartu dan Mia 1 kartu. Giliran mia ini akan jadi penentu permainan.
“kalau begitu sekarang giliranku”
“ya, ambillah”
Kumohon Mia ambillah joker ambillah joker ambillah joker. Joker ada di sisi kirimu, tolong ambillah.
“hey sin, jokernya ada di kiri atau kanan?”
“kiri”
“baiklah kuambil yang kanan”

DAFUQQQQQ
“tunggu sebent
ar, bagaimana bisa kau tau yang mana joker Sin!!!??? Lagipula selama permainan kau tak pernah menarik joker dariku. Apa itu cuma keberuntungan?”

“ kau tidak tau? Aku bisa melihat pantulan kartunya dari matamu”
“mata? Tidak mungkin!!!”
Apa benar dia bisa melihat bayangan dimataku?
“sudah diputuskan pir yang kalah, sesuai janji kerjakan pr bahasa inggris ku hoho”
Kampret
“aku sudah cukup penasaran firmi, apa kau tidak punya keberuntungan?”
“apa maksudmu?
“meski dari tadi aku mengambil kartu darimu sambil menutup mata tapi aku tak pernah mengambil joker. Aku yang beruntung atau kau yang sial?”
“sudah jelas kau yang beruntung kan?”
“apa iya? Apa kau pernah mengalami keberuntungan?”
Sudah jelas begitu, tidak mungkin aku tak punya keberuntungan. Coba ingat ingat, pasti aku pernah mendapat suatu keberuntungan. Coba ingat ingat, ingat ingat, ingat lebih kerassssss
“Tidak ada”

Sejauh yang kuingat tak pernah ada sesuatu dalam hidupku yang benar benar bisa disebut keberuntungan. Apakah saat sera ditunjuk jadi wakil ketua kelas merupakan keberuntungan bagiku? Tapi karna akhirnya dia menolakku membuatku merasa itu adalah kesialan.
“tidak mungkin pir, apa hidupmu penuh dengan kesialan atau apa?”
Benar juga, bukankah kesialan selalu mendatangiku?
“mari kita lakukan tes kecil kalau begitu”
“tes apa?”
Sin mulai memilah milah kartu lalu membalikkannya diatas meja dan mengacaknya.
“disini ada 10 kartu dan hanya ada satu kartu berwarna merah, jika kau bisa mendapat kartu warna merah maka akan kuakui keberuntunganmu”
“bukannya itu terlalu mudah?”
“ambil saja”
Kemungkinan mengambil kartu warna hitam hanya 1/10. Tak mungkin aku se sial itu kan?
Dengan percaya diri kubuka kartu yang paling dekat.
“...”
“...”
“...”
“malangnya nasibmu pir”
“tolong jangan pandang aku dengan tatapan kasihan seperti itu”
Aku merasa hatiku menangis jika melihat kartu 3 sekop itu. Apa aku memang tidak punya keberuntungan?
“jika kau tanya pendapatku aku pribadi tidak percaya pada yang namanya keberuntungan”
“sungguh sin?”
“tapi aku tak punya penjelasan untuk yang kondisi ini”
Kau hanya menabur garam pada lukaku
“ehhmm, anu...”
Ada seseorang yang menghampiri kami, jika ingatanku belum dirubah orang ini bernama Risa.
“ah Risa, mau ikut main kartu?”

Jika Mia juga mengingatnya sebagai Risa maka ingatanku benar. Aku hanya pernah bicara sekali dengannya jadi aku tidak begitu ingat.
“aku ingin minta tolong”
“pada siapa?”

“ketua kelas”
“hm, aku? Ada apa?”
“bisakah kau menukar posisi tempat duduk?”
“apa ada yang membuatmu tidak nyaman?”
“itu...tentang Carla”
Carla adalah gadis yang duduk di bangku terdepan dari kolom mejaku dan Risa duduk disebelahnya. Aku belum pernah bicara padanya dan seingatku dia selalu menghabiskan waktu sendirian membaca buku dan untungnya dia belum datang sekarang.
“aku merasa tidak nyaman disebelahnya, seolah dia selalu memancarkan aura permusuhan. Aku bahkan tak berani menatapnya jadi bisakah kau pindahkan tempat dudukku?”

Permasalahan tempat duduk ya? Tempat duduk 5x6 di kelas ini diatur oleh wali kelas sendiri, seluruh 15 perempuan dibagian depan dan laki laki dibelakang. Aku yakin ibu Nia sengaja mengatur seperti ini untuk meminimalisir adanya cinta lokasi. Apa dia sebenci itu pada percintaan anak muda?

“seharusnya tak ada peraturan tentang tempat duduk, akan kutanyakan pada ibu Nia nanti”
“oklah kalau begitu”

Dan saat itu terjadi Carla memasuki kelas, untuk penggambaran umum Carla adalah perempuan tercantik kedua di kelas ini menurut survei ku. wajahnya yang cantik, Rambut hitam legamnya yang panjang, tinggi yang rata-rata ditopang tubuhnya yang ideal. Namun aku tak pernah melihatnya bicara pada siapa pun. Sekarang pun dia langsung membuka bukunya segera setelah duduk dan membenamkan wajahnya disana.



“kenapa tidak kau coba bicara padanya pir?”
“kenapa harus”
“itu sudah tugasmu sebagai ketua”
“tapi aku tak tau apa yang harus kubicarakan?”
“tanya saja tentang cuaca atau semacamnya”
“memangnya dia anak anak?”
Tidak mungkin percakapan bisa mengalir begitu saja terlebih aku tidak punya skill komunikasi yang baik.
“coba bahas tentang buku”
Saran yang tidak terduga dari sinian.
“apa kau yakin?”

“buku yang dia baca itu judulnya ‘and then there were none’ karya Agatha Cristhie. Itu novel misteri yang merupakan salah satu novel terlaris di dunia. Dilihat dari lembaran novelnya kelihatannya dia sangat sering membacanya(Atau mungkin itu bekas). Jika dia suka novel misteri coba pancing dia dengan karya Conan Doyle seperti ‘sherlock holmes’. Aku yakin dia pasti suka itu”
“ ... “

“ ... “
“hey sin, kenapa tidak kau saja yang bicara dengannya?”
“kenapa harus?”
“kalian sesama pencinta buku kan?”
“tak ada alasan untukku melakukan itu. Itu adalah tugasmu sebagai ketua kelas”
“kenapa kalian selalu membebaniku dengan jabatan ini?”
Semakin hari aku semakin ingin melepas jabatan ini. apa ini juga termasuk kesialan?

KRINGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG

Untunglah bel berbunyi. Dengan segera mereka kembali ke tempat duduknya masing masing. Dari sini Dapat kulihat memang seolah ada jarak besar antara Risa dan Carla kendati jarak mereka hanya 70 cm.

Ngomong ngomong soal tetangga, Hendri masih belum datang, dengan ini sudah 2 hari. Apa dia sakit?
“GOOOOODDDD MORNING EVERYBODYYYYYYY”
Pak viktor si guru matematika datang dan firasat buruk tiba tiba menghampiriku
“hari ini kita akan adakan kuis, singkirkan buku kalian”
Kurasa aku memang orang yang penuh dengan kesialan.
***
“jadi bagaimana kau akan mendekatinya?”
“mendekati siapa?”
“tentu saja Carla. Memangnya siapa lagi?”
Sekarang aku sedang menikmati makan siang ku dengan tenang di belakang gedung sekolah. Hari ini adalah hari pertama aku bergabung dengan keminatan bisnis jadi aku tidak bisa lagi menikmati suasana ruang kelas yang kosong di sore hari.
“begitu...jadi Firmi mencoba mendekati Carla. Aku mengerti, Carla memang cantik”
“aku yakin ada kesalah pahaman disini lagi pula kenapa kau ada disini sera?”
Disinilah aku bersama Mia dan Sera. Makan siang didampingi 2 gadis cantik membuatku merasa keberuntungan masih belum meninggalkanku seutuhnya.
“aku yang mengajaknya. Mari kita bicarakan masalah Carla”
Kutarik kata kataku, mereka justru membawa masalah tambahan dalam hidupku.
“aku merasa tidak ada masalah disini, kita hanya perlu mengatur ulang tempat duduk dan masalah selesai”
“dan bagaimana dengan Carla?”
“memangnya dia kenapa?”
“sifat penyendirinya itu. Kau tak ingin mengubahnya?”
“kurasa tidak baik jika kita mencampuri urusan orang lain”

“kau kenapa pir? Kau seperti mencoba menghindari masalah?”
“untuk apa mencari masalah? Hidup damai adalah yang terbaik”

Benar,jika bisa aku tidak ingin mencampuri hidup orang lain. Saat kasus sinian pun aku hanya terlibat karna adanya motivasi untuk berpacaran dengan sera namun aku bersumpah itu terakhir kalinya aku bertindak seperti itu. Mia nampak memandangiku dengan curiga.
“hey pir, apa kejadian ‘itu’ membuatmu trauma?”
“...”
“...”

“Mia, ikut aku sebentar”
“hei, apa yang...heiii”

Dengan cepat kutarik tangannya menjauh dari sera yang kebingungan. Menjauh sampai dia tak bisa melihat kami. Saat kami mencapai sisi lain gedung sekolah aku langsung mendorongnya ke dinding.
“apa maksudmu mengatakan itu?”
“aku kan hanya bertanya”

“coba kau katakan lagi perjanjian kita di hari pertama sekolah?” Ancamku dengan tekanan berat di pundaknya.
“kau akan menunjukkan cara pasti untuk memenangkan permainan itu sebagai ganti tutup mulutku. Bisa kau lepaskan tanganmu?” ucapnya dengan ekspresi kesakitan sampai aku melepas tanganku.

“itu benar, aku sudah bersabar diri saat kau bermain licik dalam permainan itu tapi jangan kira aku masih bisa bersabar jika kau menyinggung itu lagi.kau tidak lupa alasan aku dikeluarkan kan?”
“y-ya”
“sekarang bersumpahlah, jangan pernah menyinggung itu lagi”
“b-baik, aku janji”

“bagus, sekarang mari kita kembali dan bertingkahlah seolah tak terjadi apapun. Kau mengerti?”
“aku mengerti”

Sebenarnya aku merasa bersalah melakukan itu tapi jika Mia terus mengungkit hal itu maka aku bisa kehilangan akal sehatku. Aku benar benar ingin melupakan semua yang terjadi dulu.

***


Ruangan kelas bisnis adalah ruangan luas dengan bentuk setengah lingkaran dan podium guru sebagai pusatnya. Terdapat meja sambung yang melingkar dan bertingkat sebagai tempat bagi murid. Terlihat tidak banyak orang yang ada disini, mungkin keminatan ini kurang populer.

Diantara murid murid lain yang ada aku melihat sosok yang familiar.Carla? dia mengambil keminatan bisnis juga?
“boleh aku duduk disini?” aku bertanya padanya
“...”
Sebagai penganut ‘diam = iya’ aku pun duduk. Aku duduk disini bukan karna aku ingin mendekatinya atau apa, hanya saja tempat ini adalah tempat yang bagus untuk memperhatikan pelajaran karna lokasinya yang tepat di tengah.
“boleh aku duduk disini juga?”

“oh silahkan”
Segera kujawab pertanyaan dari orang di sampingku
“eh, sera?”

“hai, aku tak menyangka kau mengambil kelas ini juga firmi”
“yah, aku baru mulai”

Wow, kenyataan bahwa ternyata sera mengambil keminatan bisnis membuatku merasa cukup senang. Setidaknya aku bisa bertanya padanya jika ada yang tidak kumengerti. Sekarang saat aku duduk disebelah Carla aku juga bisa merasakan bahwa dia seolah membuat dinding disekitarnya. Sekarang pun dia masih membaca buku tanpa menghiraukanku sedikitpun.
“hey Carla, buku apa yang kau baca?”
Oh sera, kenapa kau harus mengganggunya?
“...”
“...”
“hey Carla”

“...”
Sepertinya dia sudah masuk ke dunianya sendiri. Aku penasaran apakah dia masih akan membaca buku saat guru mulai mengajar
“selamat siang anak anak”
“selamat siang bu Anne”
Seorang wanita berumur 30 an berpakaian pebisnis memasuki ruangan. Dilihat bagaimanapun penampilannya sungguh mencerminkan seorang pebisnis yang biasa kulihat di TV.
“beberapa orang masuk dan beberapa keluar. Yah ini sudah biasa, mari kita mulai saja pembelajarannya”

Di sma ini kau bisa mengganti keminatanmu kapanpun kau mau sebelum kau kelas 3. Hal ini menyebabkan banyak murid yang berniat mencoba berbagai keminatan sehingga wajar saja jika ada pergantian murid setiap harinya. Namun aku berniat tetap disini, belajar dan membentuk diriku sendiri.

Carla masih saja membaca buku.

Tbc....
Diubah oleh ih.sul 02-01-2021 15:30
itkgid
khodzimzz
siloh
siloh dan 5 lainnya memberi reputasi
6