LiaManik33Avatar border
TS
LiaManik33
Tunai, Allah ganti berkali lipat





Subuh itu hari ke enam pasca gempa. Aku terhenti di bacaan alquran, ayat ke 60 dari surah arrahman.

"Hal jazaaul ihsaani illal ihsaan".
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula".

Kuulang-ulang ayat tersebut. Tak tahu kenapa, aku suka dengan ayat itu.

Ting ...
Aku menoleh ke arah suara. Gawaiku berbunyi. Ada pesan masuk dari Mbak Mimi teman mengajiku selama di Kendari.

"Assalaamualaykum Bunda, Boleh minta tolong?"

"Wa'alaykumussalaam warahmatullaah, iya, Mbak Mimi Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya lihat, Bunda bantu-bantu korban bagikan sembako di Palu, saya mau ikutan partisipasi juga boleh?"

"MaasyaAllah Mbak Mimi, tentu bolehlah, masa' orang mau berbuat baik dihalangi."

"Saya gak enak hati, soalnya Bundakan korban juga, tapi masih juga saya repotin."

"Gak papa, Mbak. Lagian saya cuma bisa bantu begitu doang, pengen bantu materi juga tapi belum bisa, jadi ya tenaga aja lah, hehehe."

"Tapi cuman dikit gak apa ya, Bunda?"

"Sedikit di sana, terasa banyak di sini, Mbak Mimi," jawabku sambil mengetik emot senyum.

Tak berapa lama Ia pun mengirimkan bukti transfer.

"Sudah ya, Bunda, cuma tiga ratus ribu."

"Alhamdulillaah, jazakillah khayr, Mbak. Semoga Allah balas segala kebaikan Mbak Mimi."

Tanganku beralih, membuka applikasi mobile banking. Kulihat jumlah yang ada di rekening. 400.000. Kucek untuk memastikan, ternyata masih 400.000. Harusnya, jika Mbak Mimi sudah transfer, uang di rekeningku berjumlah 700.000.

Kucoba mengingat-ingat, apakah uang yang sisa empat ratus ribu itu sudah ku ambil? Ah, perasaan belum. Aku sangat yakin bahwa sisa di rekening empat ratus ribu rupiah.

Kubuka daftar mutasi, di sana jelas tertulis bahwa belum ada kredit yang masuk untuk hari ini. Aku merasa lega, ternyata itu memang uangku. Uang untuk persiapan kebutuhan selama mengungsi yang kami sendiri tidak tahu sampai kapan. Aku berpikir, kemungkinan jaringan sedang tidak bagus, hingga uang yang ditransfer belum langsung masuk.

Esoknya, aku kembali membuka applikasi mobile bangking. Astaghfirullah, jumlah yang tertera di rekening masih juga sama. Tidak ada tambahan sama sekali. Rasa cemas mulai menghampiri. Sepertinya ada yang tidak beres.

Kuhampiri suami dan menceritakan masalah yang terjadi. Ia langsung bersiap untuk pergi ke bank dan mencari tau apa masalahnya.

Setelah satu jam berlalu, suami menghubungiku dan meminta untuk bertanya ke Mbak Mimi agar mengecek daftar mutasinya. Dihawatirkan uang yang dia transfer _return_ dengan sendirinya.

Langsung kukonfirmasi ke Mbak Mimi. Ia membalas chatku dengan mengirimkan gambar daftar mutasi yang terbaru bahwa uangnya sudah berkurang tiga ratus ribu sejak transfer kemarin dan tidak ada bertambah sepersenpun sampai saat ini.

Setelah berurusan di bank yang permasalahannya tak ada menunjukkan tanda-tanda titik terang. Akhirnya suami dan aku mengambil keputusan, bahwa kami harus mengganti uang Mbak Mimi.

Ia sudah mempercayakan uangnya untuk membantu para korban di sini melalui tanganku. Dan aku harus bertanggungjawab. Pun jika itu memang rezekiku pasti akan kembali.

Kutarik uang dari ATM dengan mantap dibarengi dengan ucapan basmalah yang sangat yakin.

Uang tiga ratus ribu sudah ada di tangan.

Sorenya Mbak Mimi mengirim pesan.
"Bunda, jadi gimana uangnya, tetep gak masuk ya?"

"Iya, Mbak gak masuk, gak tau dia singgah ke mana," jawabku bercanda.

"Ya sudah, Bunda nanti kalau ada rezekiku lagi, saya transfer lagi ya?"

"Eh, jangan Mbak, sebenarnya uangnya sudah saya ganti, sudah saya belanjain malah, tinggal dibagikan. Jadi jangan transfer lagi."

"Eh, jangan Bunda, masa' Bunda lagi kena musibah saya buat susah lagi."

Saling tarik ulur itu berlangsung lama, dan saat itu, ada notifikasi yang masuk dari nomor baru.

"Assalaamualaykum, Ustadzah saya Indah, admint grup ngaji yang hafalan kami Ustadzah riview."

"Wa'alaykumussalaam warahmatullah, Mbak Indah ada yang bisa saya bantu?"

"'Afwan, Ustadzah barusan saya ada transfer uang satu juta buat Ustadzah, buat bantu-bantu keperluan Ustadzah pasca gempa."

"Allahu akbar! Jazakillah khayr Mbak ya, tidak tahu saya harus berucap apa."

Tanpa kusadari ada air yang menetes di pipi.

"Emang kenapa Mbak, koq kayaknya ada sesuatu gitu, maaf ya Ustadzah cuma sedikit."

"MaasyaAllah, Mbak, ini sudah lebih dari cukup. Semoga Allah balas kebaikanmu berkali lipat Mbak."

"Allahumma aamiin," tutup Mbak Indah.

Segera kulanjut chat dengan Mbak Mimi yang sepertinya sedang tak enak hati padaku.

"Mbak, tolong jangan ditransfer lagi ya. InsyaAllah sejak awal saya sudah ikhlas. Bahkan sekarang Allah langsung membayar uang saya tadi dengan berkali lipat, Mbak. Saya terharu," ketikku sambil menambahkan emot menangis.

"Emang kenapa, Bunda?"

Akupun menceritakan chatku dengan Mbak Indah yang baru berlalu beberapa menit. Ia merasa bahagia dengan rezeki yang baru kudapat.

Berulang kalimat hamdalah kuucap. Jika kejadian uang Mbak Mimi tak hilang, belum tentu rezeki hari ni ada. Sungguh ayat-ayat Allah tentang sedekah, tentang memberi dan tentang berbuat baik yang kutahu, hari ini telah nyata di depan matak. Allah buktikan. Tunai. Allah balas langsung. Dari tempat yang tak disangka-sangka.

Kuingat suami yang mengawali ide mengganti uang Mbak Mimi. Kuhampiri dan menceritakan semuanya. Kalimat syukur pun langsung terucap dari bibirnya.

"Nanti tiga ratus ribu kutransfer buat kebutuhan ayah ya, perbaiki motor yang rusak karena gempa," ucapku sambil tersenyum.

"Alhamdulillaah, kebagian juga rupanya." jawabnya riang.

Esok paginya iseng-iseng kubuka applikasi mobile bangking. Cek saldo. 1.100.000, kulihat lagi, tetap 1.100.000. Kucek daftar mutasi "kredit 300.000."

Kulihat keterangannya seperti singkatan. Kutanya teman yang juga bekerja di bank yang sama. Dia menjawab, "Oh, itu keterangan dari return, Say."

"Subhanallaah walhamdulillaah walaailaaha ilaallaah wallaahu akbar."

Rezeki berkali-kali lipat itu datang menghujaniku di waktu berdekatan.

"Maka nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan?" (QS. Arrahman).

Dan benar pula firman Allah "Jika engkau bersyukur, maka akan kutambah nikmat-Ku, dan jika engkau mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih." (QS. Ibrahim : 7).

Hari ini sungguh hari yang sangat luar biasa. Aku semakin semangat membagikan sembako kepada para pengungsi yang dititip teman-teman melaluiku. Baru saja aku membuka pintu, Mama Shinta tetanggaku datang berkunjung.

"Assalaamualaykum, Bunda."

"Wa'alaykumussalaam warahmatullaah, ada yang bisa saya bantu, Mama Shinta?"

"Begini, ada duit yang bisa saya pinjam, adikku di kampung tidak punya makanan. Biasa, aku yang mengirimkan mereka uang untuk kebutuhan sehari-hari, tapi Bunda tahu sendiri, saat ini kita belum bisa beraktivitas seperti biasa. Dari mana kami bisa mendapat duit?" jelas Mama Shinta tersedu-sedu.

Tanpa aku sadari, pipiku telah basah, ikut merasa sedih dengan kondisi yang dialami Mama Shinta. Yah, aku tahu, suami Mama Shinta hanyalah kuli bangunan, jika ia tak bekerja dari mana ia bisa menghasilkan uang, dan di saat gempa susulan masih sering datang, belum ada yang berani menggunakan jasa kuli bangunan untuk memperbaiki ataupun membangun rumah.

"Emang berapa jumlah uang yang mau dikasi ke adiknya, Mama Shinta?"

"Kalau ada lima ratus ribu, Bunda?" jawabnya penuh harap.

Dengan keyakinan ayat-ayat Allah dan pengalaman yang baru saja dialami, akankah Bunda memberikan uang itu? 😊

Tamat

Kritik dan saran sangat diharapkan. 🙏

Palu, 31 oktober 2018
Aqmalia Santika Manik
Diubah oleh LiaManik33 17-05-2019 11:39
cheria021
delia.adel
DeYudi69
DeYudi69 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.1K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
funkAvatar border
funk
#7
ogut pindah ke lounge threadnya
semoga di lipatgandakan oleh Allah sodaqohmu
Diubah oleh funk 11-06-2019 05:26
LiaManik33
LiaManik33 memberi reputasi
1
Tutup