babygani86Avatar border
TS
babygani86
Kesuksesan Video Game berbasis Film Hollywood, Belum Tentu
Sebelum tahun 2000an, Hollywood memandang industri video game sebagai industri yang memproduksi kebutuhan hiburan anak—anak saja. Namun ketika beberapa produser film membuka pintu untuk pembuat dan penerbit video game.

Hollywood baru menyadari bahwa keuntungan bisa pula datang dari situ. Di tahun 2001 saja industri video game berhasil menangguk keuntungan sebesar 10 milyar dolar, 1,4 milyar dolar lebih tinggi ketimbang industri film. Sejak saat itu, beberapa studio mulai mencari kemungkinan kerja sama dengan perusahaan perusahaan yang membuat software.



Bisa dihitung misalnya video game 'The Two Towers' yang terjual 3 juta keping dijual dengan harga 50 dolar per game—nya. Maka angka kotor yang didapat adalah 150 juta dolar. Meskipun baru angka kotor namun angka itu sudah melebihi setengah dari angka film box office.

Angka sebesar itu, juga mengagetkan pembuat dan penerbit video game seperti Neil Young dari EA. Namun sebuah kewajaran bila dilihat pada generasi saat ini yang memang melihat video game sebagai sebuah permainan sejak kecil. Sehingga istilah yang menyebutkan 'buku, film, musik' harus ditambahkan lagi dengan 'video game'.

Meskipun angka keuntungan sangat besar, bukan jaminan bila filmnya menjadi box office lantas video game—nya bisa terangkat atau sebaliknya. Seperti salah satu contohnya adalah film 'Judge Dread' yang menjadi box office namun tak berhasil pada video gamenya.

Begitu juga halnya dengan video game 'ET' yang dirilis dalam Atari 2600. Pihak produsen menganggap bahwa kesuksesan film itu bisa mengangkat pula video gamenya. Ternyata Atari menemukan fakta yang tak sesuai dengan anggapan itu. Mereka mengalami kerugian besar, sebab dengan prediksi seperti itu Atari kemudian menggandakan produksi catridge—nya. Begitu juga dengan video game 'King Arthur', 'The Hulk' dan 'Chronicles of Riddick' yang tak sukses di pasar.



Banyak faktor yang mengikuti kesuksesan video game yang berbasis film. Selain tak semua film bisa dijadikan sebuah video game. Di samping itu juga faktor waktu produksi video game itu sendiri. Video game bisa dibuat bila film sudah masuk tahap penyelesaian, dalam artian bahwa jalan cerita dan karakternya sudah menempati alur yang diarahkan oleh sutradara.

Produksi video game terkadang menyesuaikan waktu ri|is filmnya. Ini pula yang membuat kenda|a itu makin rumit. Para pembuat video game diburu waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Walhasil video game dirilis dengan pekerjaan seadanya. Untuk menyelesaikan sebuah video game dibutuhkan waktu dari 18 hingga 24 bulan, sedangkan produksi film tidak sampai selama itu.

Video gamejuga masih menuai kontroversi. Video game berbasis film pertama yang memancing kontroversi ada|ah 'Death Race'. Video game yang dirilis di tahun 1979 itu diambil dari film 'Death Race 2000'. Dalam video game itu, dikritik mengajarkan kekerasan pada anak—anak. Pemain video game ini bermain sebagai pengemudi mobil yang memiliki tugas melindas setiap gremlins yang ada di jalanan.

Berkembangnya teknik grafis yang semakin baik dalam era digital, membuat tampilan video game juga semakin apik seperti film. Celakanya banyak game kemudian membuat permainan yang membangkitkan kekerasan dan seks. Selain 'Mortal Kombat' yang disuka di tahun 1992, video game 'Night Trap' juga memancing kontroversi. 'Night Trap' mengambil footage film dari aktris Dana Plato.



Jadi sedari dini, anak harus segera diajari diet video game dengan ketat, termasuk dalam memilih game sesuai usia. Dan orang tua tidak menjadikan game sebagai penggantinya; sebagai baby sitter, karena jika itu dilakukan, getar cemas dan getir perih cepat atau lambat akan iringi kepergian anak-anak karena hal yang tak semestinya; pergi dalam makna, dewasa sebelum waktunya, bertoleransi tinggi pada kekerasan, sampai mencelakai diri sendiri dan berpulang untuk selamanya karena meniru adegan dalam game itu. Karena anak-anak ada dalam proses mengimitasi khayalan gerak.


Spoiler for Referensi:


3
8.5K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
fro.gprinceAvatar border
fro.gprince
#11
Ane bingung andai GTA Jadi game mobile apa bakal setoxic PUBG perasaan GTA lebih parah dari PUBG bisa ena ena, bisa beli doldi terus dipukul ke orang. Mungkin bisa diharamkan karena dikambing hitamkan bisa mendorong perilaku begal. Yahh begitulah video game selalu dikambing hitamkan oleh segelintir orang emoticon-No Hope
3
Tutup