cerdasmediaAvatar border
TS
cerdasmedia
Kubu Prabowo Pertanyakan Rilis BPS Soal Penyerapan Tenaga Kerja
detiknews
Minggu, 09 Desember 2018


Foto: Dahnil Anzar saat diskusi (tengah)/ (Faik-detik)

Jakarta - Juru bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak merasa heran terhadap Badan Pusat Statistik (BPS) selalu merilis penyerapan tenaga kerja pada bulan Februari. Karena bulan tersebut petani sedang bekerja atau masuk masa panen. 

"Data BPS itu dirilis pada bulan Februari dan Agustus. Februari di Indonesia itu masa panen petani segala macam, di kampung petani bekerja pada Februari penyerapan tenaga kerja tinggi karena petani kerja saat panen," kata Dahnil saat diskusi '10 Juta Lapangan Kerja, Buat Siapa? di Kantor Seknas Pemenangan Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta, Minggu (9/12/2018).

Dahnil membandingkan jika data BPS merilis penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus. Bulan tersebut merupakan masa sulit panen (paceklik) yang petani sedang tidak bekerja. 

"Masuk bulan Agustus masa paceklik tidak kerja, coba lihat data statistik akan Agustus beda lagi," tutur dia.

Selain itu, Dahnil mengatakan cara menghitung penyerapan kerja tahun 2017 dikurangi tahun 2018. Hasil tersebut tidak menunjukkan angka 10 juta penyerapan tenaga kerja. 

"Kita bikin rata-rata tahun 2018 misalnya dikurangi 2017, maka selisih tahun 2018 dan tahun 2017 itu angka penyerapan tenaga kerja terlalu teknis ya. Kalau kita lihat angka tidak ada sampai 10 juta jadi ditambah klaim tidak berdasar," kata Dahnil.

Menurut Dahnil, Prabowo-Sandi jika terpilih capres-cawapres bisa menjanjikan penyerapan tenaga kerja sekitar 11-12 juta selama lima tahun. Capaian penyerapan tenaga kerja itu dilakukan dengan pendekatan ekonomi di sektor pertanian. 

"Kita mau fokus pada pendekatan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Ekonomi baru ada di mana, Pak Prabowo selama menjadi politisi selalu fokus sektor pertanian, dedikasi utama Pak Prabowo. Kenapa? Ekonomi kita harus dikembalikan ekonomi pertanian," jelas Dahnil.

Selama ini, disebut Dahnil kelompok muda juga tidak diberikan insentif di sektor pertanian. Sehingga mahasiswa lulusan IPB tidak ingin mengurusi sektor pertanian. 

"Kalau melakukan sesuatu harus intensif, tidak bentuk uang, bisa saja dedikasi dalam bentuk kebanggaan. Dalam ekonomi memang bentuk uang, orang jadi petani tidak bisa bikin kaya dan sejahtera akhirnya anak muda tidak mau jadi petani ditinggalin itu," tutur Dahnil.

Tantangan masa depan, menurut Dahnil hanya perang swasembada pangan untuk kesejahteraan negaranya. Saat ini fokus pembangunan industrilisasi yang merusak lingkungan alam. 

"Perang kedepan bukan senjata tapi perang pangan negara pnya swasembada sejahtera. Pembangunan sekarang industriliasasi rusak lingkungan, mereka (negara eropa) sudah ramah lingkungan," katanya.
(fai/rvk)

Baca juga: 
Investasi Lesu, Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Turun
Daftar Sektor Investasi yang Paling Diminati di Indonesia

original link ;
https://news.detik.com/berita/d-4335...261.1520440516
0
1.9K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
megabrownAvatar border
megabrown
#11
heran deh ama oposisi, mereka nyebar janji ini itu tapi kagak pernah ngasih tau caranya. mereka cuma ngomong "kami tim prabowo sandi berjanji akan blablabla", mereka ngomong gitu doang tapi ga ngasih solusinya kek gmna.
0
Tutup