Uang bukan segalanya, begitu kata pepatah yang kita dengar dari dulu. Uang memang bukan segalanya, tapi hampir segalanya membutuhkan uang di jaman ini.

Mulai dari kita di lahirkan sampai akhir usia pasti bakalan selalu membutuhkan uang. Kebutuhan primer dan sekunder hampir semuanya membutuhkan uang. 

Uang sudah menjadi bagian dari peradaban kita, dimana ada manusia maka di dekatnya ada uang.

Uang bisa menjadi penolong  tapi juga bisa menjadi tali tambang yang mencekik kita. Karena peran uang yang vital inilah kita harus tau gimana cara mengaturnya.

Ngomongin keuangan, maka berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran. Kata ortu ane, jangan lebih besar pasak dari pada tiang, ntar tiangnya tumbang.

Trus gimana caranya ya ngatur keuangan? Ini dia sarannya.

Nah, ini dia Jangan lebih besar pasak daripada tiang.

Setiap hari selalu ada uang yang kita keluarkan untuk memenuhi kebutuhan. Perhatikan semua pengeluaran itu jangan sampai melebihi pemasukan. Dengan demikian, kita bisa menghindari hutang.

Untuk bank yang terkini pasti sudah memiliki sistem pembukuan rekening yang lebih baik dan bisa kita akses bahkan dari hape.

Manfaatkan fitur ini untuk mendata pengeluaran yang kita lakukan. Sehingga kita bisa tau uang kita kemana saja. Pendataan ini banyak manpaatnya loh bre, salah satunya adalah kita bisa mendapatkan rincian total pengeluaran lalu membandingkannya dengan total pemasukan. Maka bisa langsung tau jika ada minus.

Gaji ente naik ? Enak dong gan. Walaupun gaji naek, jangan naekin biaya hidup. Pertahankan biaya hidup serendah mungkin tapi jangan sampai terlalu rendah ya bre entar malah keinjek.

Jika gaji naik, maka manfaatkan untuk menyisihkan gaji ke tabungan atau ke kanal investasi berjangka. Jika masuk ke kanal investasi berjangka, maka uang itu bakalan aman dari penggunaan kita.

1 sen kedengaran kecil di tahun 90-an.

Rp. 2000 kedengaran kecil di tahun 2018, tapi kudu hati-hati bre. Sedikit demi sedikit lama-lama bakalan selangit. Uangkapan ini gak cuma berlaku untuk prinsip menabung, melainkan juga untuk prinsip pengeluaran. Pengeluaran dalam jumlah kecil bisa membahayakan jika terjadi terus menerus. Maka dari itu kita perlu perhatikan setiap sen uang kita mengalir kemana sehingga bisa melakukan koreksi.

Misalnya ente punya kebiasaan modus beli minuman dingin di Indahmaret, padahal cuma untuk ngunjungin mbak kasirnya. Nah, setiap item yang di beli itu pasti dikenakan pajak dan pastinya lebih mahal dibandingin kalo ente beli  minuman satu kardus di grosiran. Itu bisa membahayakan pengeluaran lho.

Kita perlu memahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, maka dari itu kita harus berpikir 2 kali sebelum mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu.

yang namanya mata kalo lihat sesuatu pasti bakalan ingin beli bre. Contohnya ane lihat Lambo, pengen beli. Lihat Ferarri, pengen beli. Lihat Rolex, ingin nyolong.. eehhh. Nah, ente jangan niru ane.

Intinya, pahami dulu sebelum beli, apakah ente bener2 butuh itu barang?

Tahukah ente bahwa sistem kredit kendaraan itu merugikan? Untuk yang pernah beli kendaraan secara kredit pasti udah tau bahwa ada selisih yang besar apabila kita beli motor kontan/lunas dibandingin sistem kredit. Memang terasa ringan karena dibayar per-bulan dengan cara angsuran, tapi kalau ente jumlahin totalnya bisa kena shock lho bre. Soalnya kemarin ane kredit motor dan ane hampir kena stroke ketika liat selisihnya. Byuset dah.

Saat ini banyak bank jg sudah mengeluarkan layanan kartu kredit dengan bunga kecil dan  klaim mereka bahwa konsumen bakalan mendapatkan berbagai keuntungan. Tapi apa iya ada bisnis yang mau rugi? Bank juga perusahaan bisnis lho, di balik iklan untung besar itu pasti ada syarat dan ketentuan serta biaya-biaya yang gak di sebutin detailnya. Belum lagi bunga nya.

Nah, mudah2an bermanpaat.