Saat Hujan Turun saat hujan turun... ada hati riang tertawa ada hati memendam suka ada hati memuja cita ada hati penuh gelora saat hujan turun... apa yang biasa kau cakap? saat hujan turun... ada tangis pecah ada rindu membuncah ada duka menjamah ada asa terperangah saat hujan tu
Jika Malam Telah Larut jika malam telah larut hanya ada gelap, sunyi, dan dirimu sendiri, apa yang hendak engkau ucap? jika malam telah larut hanya ada detak jam, nyanyian jangkerik, dan dirimu sendiri, apa yang hendak engkau buat? jika malam telah larut hanya ada bidak pion, secangkir
KERIKIL-KERIKIL TAJAM pengantar doa: atas nama tuhan dan kemanusiaan biarkan maut telanjang lepas dari atribut dan labelnya Allohu Akbar: tuhan lebih besar dari maut sejak kapan bom molotov menang lawan apache? sejak kapan ketapel menang lawan AK 47? doa: mautlah yang menarinari di pel
TEOREMA PYTAGORAS segitiga rasa kau–aku–dia ... hati pecinta hanya akan sejajar dengan cintanya pabila sukaduka dibagi rata cinta pertama tak akan pernah aus meski orang ketiga merayu menggoda pabila setia ada pada pandangan mata -setiap cinta punya rumus tak pasti- mengapa dia
Ruang Rahasia kawan, yang bisa kutulis untukmu hanya sepotong sajak yang dengannya aku bisa bernafas, bertanya, bercerita, dan bercinta dengan bunga-bunga sajak yang tak pernah lelah mengakrabiku meski sunyi mengepung rapat duka hatiku kawan, sajak ini sengaja kulempar tepat dimatamu kar
Gadis Maya gadis biru bermata biru engkau kekasihku yang dirampas waktu mencintaimu bagai mencintai angin yang memberi nafas pada kehidupan padamu kupastikan sajak ini terdampar bukan pada yang lain, bukan pada yang lain karena dalam sajak ini banyak rahasia yang hanya bisa kita pahami kal
Kekasih Hati kekasihku, puisi telah selesai melukis mimpi kita tepat saat kau tabur bunga kemboja di atas pusara duka kekasihku, mengapa begitu pendek perasaan kita? sebentar-sebentar mudah putus asa padahal langit masih menyiratkan tanda masa depan cerah bagi cinta kita kekasihku,
Surat Cinta mengapa ada sepi, pada mata yang luka? membaca surat cintamu laksana nyalakan lentera saat gulita suratmu kudus dan perawan pada tiap potong mozaik zaman membaca lagi suratmu hatiku bergetar riuh dalam dekapan rindu suratmu pelukan resah yang merayap pada senyap saat a
Jalan Pulang ketika kau berjalan melalui badai tegakkan kepalamu tinggi-tinggi jangan takut pada gelap jangan takut pada kilat ketika badai berakhir akan ada langit keemasan dan lagu manis burung perindu teruslah berjalan melewati angin teruslah berjalan melewati hujan teruslah berjalan
HIDANGAN PEMBUKA jika engkau pernah mendengar pepatah: ”sambil menyelam minum air” semoga puisi sederhana ini adalah kolam yang dalam, serta bening dan sejuk airnya sehingga engkau bisa berenang di dalamnya sambil melepas dahaga sepuasnya... jika engkau pernah mendengar pepatah: ”b
BIARKAN POHON MENARI Tuan, kemarilah Ada sebuah perjalanan panjang Mengelilngi gunung Jangan dikira betapa kuat ia Lihatlah ke tepi kaki-kakinya Pepohonan yang biasa menari Kini kehilangan angklung dan penabuh Tuan, kemarilah Sempatkan nafasmu berhembus Sepoi di sela-sela lunglai tar
BANGKAI Hampir separuh abad Usiamu Hampir selurug jagat Safarmu Hanya bangkai busuk Yang kau jilati Saudara-saudaramu Yang terbengkalai Menggenggam intan kemuliaan Kaubantai tanpa akhiran Planjan, 1994 By: Iqbal Al Basith
KEMADIL Keadilan Berpuncak di pusat segala Segala Gerak berputar pada keseimbangan Keseimbangan Tidak hanya terukur oleh sentuhan indera Indera Dibimbing kehalusan hati yang berkeadilan Pringtutul, 14 Juli 1997 By: Iqbal Al Basith
Menembus Hujan garis hujan menghalang laju kendaraan menembus hujan menuju tujuan terlambat sekian hujan jadi kambing hitam tak panas tak hujan selalu jadi persoalan di musim hujan tak berani menembus hujan segala urusan tak akan terselesaikan bahkan segala tujuan tak akan tersampaikan bila
Anata Wa pramuria Desu Ka? Kerling membahana seluruh Badan rapuh mendayu dayu Tergoda kedip manja Wanita paruh Baju Bukan baya Lambai lambai tangan mulusnya Terburai titik konsen Ia wanita Si tinggi Hak sepatu Bukan semampai Aku tau isi otaknya Jiwa Bukan raganya Meski telah terbuka
Namaku Bibir (1) Perkenalkan, namaku bibir Aku nangkring di bawah tebalnya kumis Mungkin karena kedua bibirku sangat elastis Maka tolong dimaklumi saja jika aku suka keseleo ucap (2) Perkenalkan, namaku bibir Biasa tersenyum meski kadang hatiku meringis Mungkinsaja karena aku terlalu keberatan kum
Aku Salah, Aku Lalai, Aku Gagal Aku adalah ayahmu, dan kaulah anakku Aku yang tunjukanmu pada dunia Dan kau melompat dan menari-nari riang di atasnya Aku yang hadapkanmu pada tanggungjawab Dan kau berlari dengan menyelubungkan 1001 alasan Aku adalah ibumu, dan kaulah putriku Aku yang tunjuka
Di dalam Sunyi kosong ….benar benar kosong tak ada yang terlintas sama sekali tak ada sama seperti langit di balik jendela kosong….tanpa kelip bintang yang biasanya bertaburan kosong …. tanpa sinar bulan yang biasanya temaram kosong … atau terlanjur bebal? entahlah tak ada yang ter
Suara Rindu aku kangen… pada rasa rindu.. jangan kau lipat!!! sakumu terlalu kecil untuk menampungnya,, aku akan membawanya,, kuserahkan pada yang punya,, dan,, itu bukan kamu. By: Dian Ade Permana
Tak Ada yang Permanen kupejamkan mataku mengalir butiran bening di pelupukku jatuh satu satu membasahi pipiku wahai kamu jiwa kau menggetarkan sukma kau ubah air mataku menjadi mata air cinta menyatukan kita dalam ikatan semesta jiwa yang sama berpadu nyanyikan kidung syahdu menyelam ke kedala